Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.
Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.
Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.
Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.
Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.
Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.
Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.
Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBELUM HARI SABTU
"Pak jangan dihukum dong Pak, saya kan cuma telat 5 menit aja Pak. Saya janji deh Pak besok saya gak telat masuknya" Ujar Bulan dengan wajah memelas berusaha membujuk Pak Dodo guru BK di sekolahnya.
Hari ini Bulan terlambat ke sekolah jangan ditanya alasannya apa, apalagi alasan Bulan kalau bukan malas bangun pagi hanya itu masalah Bulan setiap harinya. Padahal Bulan hanya telat 5 menit, biasanya juga meskipun telat 5 menit Bulan masih bisa menerobos masuk kelas, tapi hari ini nasibnya sedang buruk entah kenapa Pak Dodo tadi sudah berdiri di depan gerbang sekolah begitu dia datang.
"Ya sudah pasti kamu besok tidak telat besokkan cuma ekstrakulikuler saja, hari bebas. Kamu datang jam sembilan juga terserah kamu" Tegas Pak Dodo menjawab Bulan.
Bulan merutuki dirinya, kenapa Pak Dodo bisa ingat jika besok hari Sabtu.
"Maksud saya Senin Pak, senin saya janji gak telat Pak." Ujarnya dengan wajah memelas.
"Mana percaya saya sama kamu. Kamu pikir Bapak tidak tahu kalau kamu sering datang terlambat seperti hari ini!"
"Gak ah Pak saya datangnya selalu tepat waktu kok Pak bukan saya kali itu Pak. Bapak salah lihat pasti." Ujar Bulan masih berusaha mengelak.
"Kamu mau bohong-bohongin Bapak!sudah sekarang kamu lari lima putaran keliling lapangan!" Tegas Pak Dodo.
"Yah Pak ini kan masih Pagi masa saya sudah disuruh olahraga aja"
"Justru karena masih pagi sekalian olahraga pagi kamu biar sehat, sudah cepat sana atau mau bapak tambahin?"
"Gak Pak, siap laksanakan!saya permisi dulu ya Pak" Ujar Bulan, lalu dengan cepat meninggalkan Pak Dodo yang masih berdiri ditempatnya bersiap menghukum murid lain yang baru saja datang.
Bulan yakin murid itu pasti lebih parah hukumannya dari dia, lihat saja Bulan terlambat 5 menit saja disuruh lari 5 kali putaran, apalagi dia yang sudah terlambat lebih dari 5 menit bahkan 10 menit.
Bulan berdiri dipinggir lapangan masih enggan untuk berlari. Bulan meletakkan tasnya di atas bangku yang ada di sana, lalu melihat ke arah lapangan dan matahari yang cukup terik secara bergantian sambil menghela nafas berat. "Lepek dah lo Lan." Gumamnya pada diri sendiri, kemudian memulai hukumannya berlari mengelilingi lapangan yang lumayan luas menurut Bulan.
***
"Kemana aja lo?untung aja Bu Yulia gak masuk kalau gak alfa lo tadi pasti." Ujar Sari begitu Bulan masuk ke dalam kelas.
"Minum lo mana?" Tanya Bulan tidak menghiraukan ucapan Sari dan tanpa basa-basi Sari langsung memberikan botol minumnya pada Bulan yang langsung diteguk habis oleh Bulan.
"Haus apa doyan lo?main dihabisin aja minum orang!" Sari menatap Bulan yang langsung meneguk habis air minumnya dan meletakkan botolnya diatas meja, "Lagian gue heran perasaan tiap hari lo dateng rambut lepek, keringatan kayak belum mandi"
"Habis dihukum gue sama Pak Dodo lari lima kali mutarin lapangan sekolah lo ini gara-gara telat 5 menit aja, parah banget emang Bapak lo Sar!" Gerutu Bulan sambil mengipasi dirinya menggunakan buku tulis.
Sari tertawa mengejek Bulan begitu mendengar ceritanya.
"Lagian lo hobi banget datang lama-lama, akhirnya kenak karma juga lo kan dihukum Pak Dodo."
"Namanya juga mata gak bisa diajak kompromi Sar,"
"Gue doain lo juga bakalan telat biar ngerasain dihukum Pak Dodo juga!"
"Gak mungkin, mustahil banget seorang Sari Glencia telat" Ujar Sari dengan sombong.
Bulan melihat temannya itu malas, "Gak ada yang mustahil ditangan Tuhan Sar." Ujarnya masih sambil mengipasi dirinya menggunakan buku tulis.
"Gak seru lo mainnya bawa-bawa Tuhan!" Bulan hanya diam saja tidak menanggapi temannya itu.
***
"Woi Gino!ganteng banget lo hari ini" Ujar Bulan dengan santainya begitu melihat Gino, Fahri, Yuda, Niko yang sedang duduk lesehan di pinggir lapangan sambil mengobrol dan memakan ciki yang ada ditangan mereka, kemudian Bulan ikut bergabung duduk dengan mereka bersama dengan Sari.
"Kenapa temen lo Sar?Sehat dia?" Tanya Gino heran.
"Habis kesambet setan kelas dia, maklumi aja udah" Jawab Sari asal.
"Lagi pada ngapain nih ada gosip baru gak?" Tanya Bulan dengan semangat.
"Lan lo sehat kan?" Tanya Niko bingung melihat Bulan terlihat sangat antusias.
"Sehat lah, sehat banget gue habis olahraga pagi lagi tadi gue." Ucap Bulan dengan cengiran diwajahnya.
"Udah biarin aja Nik kayak gak tau dia aja, random anaknya, moodnya suka berubah-ubah." Ujar Fahri yang sudah biasa dengan sifat Bulan yang seperti itu.
"Tau tuh, gesrek kali otaknya habis dihukum Pak Dodo tadi pagi!"
"Habis dihukum lo?" Tanya Fahri melihat Bulan.
"Lari keliling lapangan 5 kali putaran dia." Ucap Sari santai.
Fahri, Gino, Yuda dan Niko mendadak tertawa meledek Bulan begitu mendengar ucapan Sari.
"Kurang kenceng lo semua ketawanya!gue doain gak bisa berhenti ketawa baru tau rasa lo pada!" Sinis Bulan sambil mencomot ciki yang ada ditangan Yuda.
"Yaelah Kesel-kesel nyomot makanan juga lo!" Ujar Yuda.
"Kenapa?gak boleh?biar gue balikin nih." Ujar Bulan hendak mengeluarkan kembali ciki yang ada dimulutnya.
"Untuk lo apa yang gak boleh Lan, nih abisin buat lo semua dah." Ujar Yuda sambil meberikan bungkusan cikinya pada Bulan yang tanpa basa-basi langsung diambil Bulan.
"Eh gue ada berita baru nih" Ujar Gino mengalihkan topik pembicaraan mereka yang langsung membuat yang lainnya penasaran.
"Berita apaan?awas lo kalau gak update ya beritanya!" Ancam Sari.
"Update ini mah,"
"Di sekolah kita ada murid baru masuk" Ujar Gino.
"Info dari mana lo?" Tanya Fahri memastikan.
"Orang muridnya masuk ke sebelah kelas gue sama Yuda." Ujar Gino yang dibenarkan dengan anggukan oleh Yuda.
Mereka berenam memang beda kelas, Gino sama Yuda kelas XII-4, Fahri sama Niko kelas XII-2 sedangkan Bulan sama Sari kelas XII-1.
"Cowok apa Cewek?" Tanya Sari penasaran.
"Cowok kayaknya."
Bulan yang sedari tadi asik memakan cikinya merasa tertarik dengan topik pembicaraan mereka.
"Ganteng gak?" Tanyanya.
"Lo mah kalau cowok aja cepet, tapi nanti kalau udah didekati aja gak mau!" Ujar Niko
"Heboh banget sih lo!" Bulan melirik Niko sinis, "Ganteng gak?" Tanyanya lagi.
"Mana gue tau ganteng mungkin soalnya suara cewek-cewek pada heboh tadi begitu dia masuk kelas." Ujar Yuda.
"Wih ada sasaran cuci mata baru nih Sar." Bulan melihat Sari dengan cengiran diwajahnya.
"Lumayan Lan, akhirnya yang dilihat gak muka-muka ini terus" Ujar Sari sepemikiran dengan temannya itu.
"Kalau cowok aja cepet banget lo berdua!" Ujar Fahri.
"Namanya juga kita normal." Ucap Bulan.
"Kalau si Sari masih percaya gue dia normal, kalau lo agak kurang yakin sih gue."
"Mulut lo belum pernah gue jahit ya!" Bulan menatap Fahri tajam sedangkan Fahri hanya tertawa saja tanpa dosa.