Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.
Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.
Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Teman
Jun Hwa berkeliling di sekitar kompleks Maehwa yang dekat dengan lapangan dimana para mahasiswa kehormatan tadi pagi berkumpul. Tanpa sengaja Jun Hwa mendengar suara seseorang melepaskan anak panah, Jun Hwa yang punya rasa penasaran tinggi mengikuti sumber suara itu yang ternyata berasal dari lapangan.
Jun Hwa merasa senang setelah tau itu adalah Hyun yang masih terjaga di tengah malam begini, bahkan Hyun lah yang menimbulkan suara anak panah itu. Jun Hwa melangkah kan kakinya yang panjang berniat menyapa Hyun.
"Huhhhh... memanah disaat banyak pikiran itu adalah hal yang terbaik"
Hyun mengatakan hal itu, sambil melesatkan anak panah berkali-kali dan mengenai tepat sasaran.
"Kau benar, memanah adalah hal terbaik disaat kau larut dalam banyak pikiran"
Jun Hwa yang tiba-tiba muncul membuat Hyun terkejut dengan kedatangan.
"Astaga!!! kau mengagetkan ku.. Sedang apa kau disini tuan PENASARAN"
Hyun menekankan kata penasaran sebagai sindiran bagi Jun Hwa yang tak ada hentinya selalu bertanya. Jun Hwa tersenyum geli.
"Namaku, Jun Hwa.. Cheon Jun Hwa.. apa kau pikun? "
Jun Hwa membalas Hyun dengan meledek nya.
"Sepertinya kau juga tidak menyukai ku? Apa kau iri pada ketampanan dan kepintaran ku seperti yang lain? "
Wajah Hyun memerah saat Jun Hwa mengatakan hal itu.
"Omong kosong... Ehhhmmm Semua orang di Dalbich-Arae tau akulah yang tertampan. "
"Benarkah??? coba kulihat"
Jun Hwa mendekat ke arah Hyun, membuat Hyun mundur beberapa langkah.
"Heyyy, Heyyy apa yang kau lakukan!!! "
"Mmmmm.... kau memang tampan sekaligus untuk ukuran pria.. tapi kau masih kalah jauh dariku!! Biarkan aku memanah beberapa kali, aku tidak bisa tidur.."
Secepat kilat Jun Hwa merebut busur dan anak panah milik Hyun. Hyun tak sempat mengelak jadi dia membiarkan nya saja.
"Apa kau mau bertaruh denganku? "
Jun Hwa mengajak Hyun bertaruh memanah.
"Baiklah... kita lihat siapa yang lebih unggul!!!! "
tanpa pikir panjang Hyun menerima tantangan Jun Hwa, hal itu membuat Jun Hwa merasa lebih senang dan melupakan mimpi buruknya seketika.
Mereka melesat kan anak panah bergantian, Awalnya Hyun menguasai permainan. Lalu Jun Hwa sedikit curang dengan pura-pura menunjuk ke arah pohon dan bilang bahwa disana ada tulak sehingga anak panah Hyun melesat jadi sekarang Jun Hwa yang menguasai permainan.
"Heyyyy kau... curang!!!! "
Hyun protes pada Jun Hwa.
"Kau yang tidak fokus kenapa jadi menyalahkan ku!!!! "
"Awasss kalau kau menggangguku lagi...!! "
Hyun berniat melesat kan anak panah kembali, dia sudah sangat serius. Matanya tertuju pada satu titik yang jauh di depan sana. Saat Hyun mau melepaskan anak panah terakhir nya.
"AYAHMU itu sebenarnya, apa profesi nya? "
Jun Hwa yang tiba-tiba bertanya membuat Hyun gagal di permainan terakhir nya. Hyun menoleh ke samping ke tempat di mana Jun Hwa berada dengan wajah amat kesal.
"KAU!!!! "
Hyun menaikkan lengan bajunya, membuat gestur seolah akan memukul Jun Hwa. Dia mengepalkan tangannya lalu meniup kepalan tangannya itu.
"Tunnguuu.. tunggu Hyun aku hanya bercanda!!! ahahahaha"
Jun Hwa berlari mencoba meloloskan diri dari Hyun yang mengejarnya.
"Kemari kauuuu!!!!! Cheon Jun Hwa.....!!!! "
Hyun terus mengejar Jun Hwa, tapi si pelaku hanya berlari sambil tertawa riang.
Dari kejauhan, Jae Gil melihat interaksi antara Jun Hwa dan Hyun itu. Pemandangan itu membuat rasa lega di hati Jae Gil. Awalnya dia ingin membiarkan Jun Hwa jalan sendirian. Tapi, ternyata ada perasaan khawatir yang menyerang Jae Gil. Naluri pengawal putra mahkotanya pun bangkit. Dia keluar dari kamar dan mencari Jun Hwa ke semua tempat.
Dan ternyata putra mahkota yang ia khawatir kan malah sedang asik main kejar-kejaran dengan seseorang. Setelah melihat keadaan Jun Hwa yang baik-baik saja, Jae Gil memutuskan untuk kembali ke kamar.
"Sudahhh berhenti... aku lelah.. "
Jun Hwa menghentikan aksinya, nafasnya ter sengal akibat kelelahan. Begitu pun Hyun yang menjatuhkan tubuhnya diatas rumput lapangan itu. Jun Hwa mengikuti apa yang dilakukan Hyun. Mereka tidur diatas rumput lapangan sambil menatap bintang dilangit.
"Hyun Terima kasih karena kau, aku jadi melupakan beban pikiranku.. apa kau mau menjadi salah satu temanku? "
"Baiklah.. "
"Ku kira kau akan menolaknya.. "
"Yasudah kalau begitu. Aku tidak mau!!! "
"Kau memang pemarah... aku hanya becanda!! "
"aku tau, baiklah kita berteman.. "
"syukurlah.., Hyun aku serius bertanya, apa profesi ayahmu selain menjadi pengelola penginapan ini? "
"Ayahku seorang petualang, seorang penerjemah, seorang pedagang juga. Dia hobi mengoleksi barang antik dan langka. Dia juga suka belajar banyak hal. Semuanya berkaitan, awalnya dia berpetualang sambil berdagang keluar kota samoai keluar negeri. Di luar sana dia banyak bertemu orang asing ntah dari timur atau barat. Lama kelamaan dia menguasai bahasa mereka dan merambat menjadi seorang penerjemah juga. "
"Lalu kenapa dia membangun tempat ini? "
"Kau benar-benar orang yang sangat penasaran ya... Baiklah, karena sekarang kau adalah temanku jadi aku akan memberitahu mu. Ayah membangun tempat ini awalnya sebagai mata pencaharian nya di masa tua. Dan berencana melepaskan pekerjaan nya yang lain tapi ternyata ayah lebih mencintai pekerjaan nya di luar sana dibanding tempat ini. "
"Jadi alasan yang kau bilang ayahmu membangun tempat ini agar nenek moyangmu beristirahat dengan tenang itu hanya bualan? "
Saat Jun Hwa menyinggung Hyun dengan cerita nya mengenai Arwah hantu Sun Ri, Seketika mata Hyun membulat.
"Titidakk juga... itu benar.. malahan hal itu alasan utamanya... jadi ayahku pikira sekalian saja pensiun begitu.. Sudahlah ini waktunya untuk tidur.. aku akan pergi ke kamarku.. "
Hyun bangkit namun dia heran dengan Jun Hwa yang masih dengan posisi terlentang nya diatas rumput sambil menatap langit.
"Heyyy, kau tidak akan tidur? "
"Aku masih ingin menatap ibuku.. Ibuku adalah bintang yang paling cerah itu"
Jun Hwa menunjuk satu bintang yang paling cerah, Hyun mengikuti arah tunjuk Jun Hwa. Lalu tersenyum.
"Sudah... ayo tidur.. Ibumu bersama ibuku. lihat itu.. kau tidak perlu khawatir. Ada ibuku yang menemani ibumu jadi dia tidak akan kesepian. Ayooo"
Hyun mengulurkan tangannya pda Jun Hwa, Jun Hwa menatap uluran tangan Hyun sejenak lalu dia meraih nya dan bangkit dari posisinya.
"Masuklah ke kamar mu.. aku akan pergi ke danau.. kamarku kan disana. "
"Kau tidak takut dengan hantu Sun Ri? "
"Takut.... tapi mau bagaimana, lagipula dia nenek moyangku jadi dia tidak akan menggangguku.. Dahh tidurlah.. simpan semua pertanyaan mu dulu dan lakukan lagi hal menyebalkan itu besok"
Hyun berjalan meninggalkan Jun Hwa, entah kenapa Jun Hwa merasa tidak senang. Tapi akhirnya dia mengikuti saran Hyun untuk kembali ke kamar.
Saat dia masuk, sebagian besar ruangan kamar gelap. Tapi hanya bagian Jun Hwa yang diterangi cahaya walau tidak terlalu terang. Jun Hwa sudah tau siapa yang melakukan itu.
"Ayahmu pasti membocorkan segala informasi tentangku.. tapi Terima kasih untuk ini. "
Setelah mengatakan itu Jun Hwa bisa tidur dengan nyaman. Jae Gil membuka matanya untuk beberapa saat, lalu kembali terlelap.