NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria callista

Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.

Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

Di ruang makan yang ada dirumah mewah Rava.

Rava dengan penuh perhatian nampak mengupaskan udang untuk Gricelin.

Dengan penuh perhatian dan nada suara yang lembut, Rava mengajak Gricelin berbicara.

Walaupun sering melihat sikap Rava yang berubah hangat pada Gricelin, tapi mengupaskan udang untuk wanita itu.

Rivan dan Regan benar-benar dibuat tidak percaya.

Jika Rivan dibuat terkejut, tapi akhirnya berubah menjadi acuh tak acuh.

Hal yang berbeda ditunjukkan oleh Regan, dengan wajah kesal dia bertanya. "Apakah kakak sekarang jadi pengasuh wanita itu?"

Mendengar pertanyaan dari Regan, kunyahan Gricelin terhenti.

Bahkan dia ekspresi wajahnya berubah buruk.

Hal itu tak luput dari penglihatan Rava.

Rava menoleh ke arah Regan dengan tatapan tajam.

Regan menatap kakaknya dengan tatapan penuh tanda tanya, sementara Rivan memilih acuh dan tetap makanan makanan yang ada didepannya.

Rava menoleh ke arah Gricelin, tatapannya kembali lembut. "Apakah kamu mau makan lagi?" tanya Rava dengan nada penuh perhatian.

Gricelin menggeleng, "aku mau ke kamar dulu! Ada barang yang ketinggalan, sekalian aku mau buang air kecil."

"Mau aku antar?" tanya Rava.

Mendengar pertanyaan kakaknya yang terdengar konyol, Regan menggerutu. "Dia hanya ingin pergi ke kamar, bukan pergi jauh."

"Nggak perlu sayang, aku bisa sendiri." Celetuk Gricelin dengan senyuman.

Dia memaksakan senyumannya, karena tidak mau membuat Rava marah pada Regan.

Walaupun Gricelin senang, Regan membencinya karena hasutan Diandra.

Tapi dalam benaknya, tentu saja dia tidak mau kalau sampai Rava dan Regan itu bertengkar.

Bagaimana pun keduanya saudara sekandung bukan.

"Jangan pernah paksakan senyumanmu untuk menyenangkan orang lain!" titah Rava, walaupun ucapannya ambigu.

Tapi Gricelin mengerti maksudnya, dia pun mengangguk menunjukkan menunjukkan senyumannya lalu segera pergi menjauh dari ruang makan.

Setelah memastikan punggung Gricelin sudah tidak terlihat lagi.

Rava menatap Regan, "Regan aku lihat sekarang kamu sangat membenci calon istriku? Bukankah awalnya kamu yang paling tertarik padanya."

Regan mendongak. "Karena aku pikir dia itu baik, polos dan murni. Tapi ternyata dia memiliki hati yang busuk."

Ucapan Regan langsung membuat Rivan yang asik makan menoleh ke arahnya dan menatapnya penuh tanda tanya.

"Bisakah kamu berikan penjelasan padaku secara singkat dan padat!" titah Rava.

Regan lalu menjelaskan hal apa saja yang saat ini membuat dia kesal pada Gricelin.

Rava dengan penuh minat bertanya, "Apakah kamu sudah mencari tahu tentang Diandra Atmaja? Apakah dia juga orang baik dan tidak bermuka dua."

Ucapan Rava langsung membuat Regan terkejut, mengingat kakak kembarnya itu super sibuk karena sebagai pewaris utama harus mengurus perusahaan keluarga Astria yang berjumlah ratusan.

Ditambah lagi, Rava selama ini sangatlah sibuk.

Jarang sekali peduli dengan urusan luar, tapi sekarang kakaknya malah menyuruhnya untuk menyelidiki tentang Diandra Atmaja. Sungguh perubahan yang sangat aneh.

Karena tidak mau kalau kakak kembarnya itu salah paham, dan malah berpikiran buruk tentang Diandra. Regan pun terpaksa berbohong, "Aku sudah mencari tahu tentang Diandra Atmaja sebelumnya."

Rava mengangkat dagunya dengan tangannya, dia menatap adik bungsunya dengan penuh minat.

Ia teringat, kalau selama ini Regan memiliki kepribadian yang sangat baik. Hampir tidak pernah Regan membenci orang lain sampai melakukan kebohongan seperti ini.

Regan dengan antusias berkata, "Diandra Atmaja orang yang sangat baik, bahkan dia terkenal akan kelembutan dan kepolosannya. Dia sering mengikuti kompetisi nyulam internasional untuk mewakili Universitas Utara."

"Dibandingkan dengan Gricelin yang hanya bisa memuaskan kita diatas ranjang, sungguh dua hal yang tidak bisa dijadikan pembanding." imbuh Regan, wajahnya terlihat puas setelah menjelekkan Gricelin.

Penjelasan Regan langsung membuat Rivan tersedak saat sedang makan.

Regan dengan panik langsung mengambilkan air putih untuk kakaknya. "Kak, makannya pelan-pelan!"

Sementara Rava hanya bisa menghela napas, bagaimana pun juga tidak ada yang tahu kepribadian Diandra yang sebenarnya selain dirinya.

Setelah meminum air putih yang diberikan oleh Regan, Rivan malah berdiri. "Kalian lanjutkan makannya dulu! Soalnya hari ini Dila akan datang ke sini!"

Regan dengan antusias menimpali. "Apakah Dila cinta pertamamu kak Rivan?"

Sementara Rivan hanya menjawab dengan anggukan kepala, dalam hatinya dia ingin segera kabur dari perbicangan yang sangat tidak penting dan hanya menyakiti hati Gricelin.

"Kalau sampai Gricelin mendengarnya, dia pasti akan sedih?" gumam Rivan dalam hatinya, tapi saat berjalan belum jauh.

Walaupun Dila adalah cinta pertamanya, tapi menunggunya akan datang itu hanya kebohongan yang dibuat oleh Rivan. Bagaimana pun juga, sekarang hatinya sudah mantap berlabuh untuk Gricelin.

Ia malah dikejutkan oleh Gricelin yang sekarang ini sedang berdiri mematung, menguping pembicaran Regan dan juga Rava.

Rivan ingin mendekat, untuk sekedar mmberikan bahunya untuk gadis itu.

Tapi sekali lagi, Rivan sadar diri. Kalau dirinya dan juga Gricelin memang tidak pernah dekat selama ini.

Rivan memilih menjauh, toh dia dari tadi juga tidak menanggapi pembicaraan Regan dan juga Rava, yang terpenting sekarang ini dirinya kabur aja dulu.

Setelah pembicaraan yang lumayan lama dengan Regan, Rava bisa menyimpulkan kalau adik bungsunya itu sangat tertarik dengan Diandra Atmaja atau mungkin sudah ditahap jatuh cinta pada pandangan pertama.

Selain karena kepribadian Diandra yang menurut Regan sangat baik, Regan juga merasa cocok dengan Diandra sama-sama menyukai kesenian.

"Apakah kamu berniat untuk membatalkan perjanjian yang sudah kita buat?" tanya Rava tanpa berbasa-basi, dia nampak malas mendengarkan omong kosong adiknya yang sedang kasmaran.

Mengingat orang yang sedang kasmaran akan sangat sulit untuk disadarkan.

"Iya," sahut Regan tanpa ragu.

"Apakah kamu sudah membicarakannya dengan Rivan?"

"Sudah."

"Oke, besok adalah hari pernikahan ku dengan Gricelin. Bagaimana pun juga kita sudah seperti suami istri, aku akan meresmikan hubunganku dengannya di catatan sipil dulu. Sekalian kita pergi ke pengacara buat batalkan perjanjiannya."

Regan mengangguk puas.

"Aku harap kamu nggak akan pernah menyesali keputusanmu itu!" Imbuh Rava.

Dengan wajah yakin Regan berkata, "itu nggak bakalan terjadi."

Lalu Regan pergi meninggalkan ruang makan.

Setalah Regan pergi, Gricelin yang sedari tadi menguping berjalan mendekat ke arah Rava.

"Maaf," ucap Gricelin tulus, mengingat menguping pembicaraan orang lain sungguh hal yang tidak sopan.

Ekspresi Rava lansung berubah hangat saat bertatapan mata dengan Gricelin.

Rava menarik Gricelin ke dalam pangkuannya, "dimataku kamu itu nggak pernah salah. Sayang, jangan terus meminta maaf seperti ini."

Hati Gricelin semakin baik setelah mendengar ucapan Rava.

Dia berinisiatif memeluk Rava.

Rava terlihat sangat senang.

"Kamu mau pergi ke kampus? Hari ini akan ada rapat pemegang saham," titah Rava.

Gricelin ragu, "sepertinya aku ingin mengambil cuti untuk menenangkan diriku dulu. Bolehkah?"

Sebelum Rava bisa menjawab ucapannya, Gricelin buru-buru menjelaskan. "Aku hanya ingin yang terbaik buat bayi kita, aku itu sakit. Aku nggak mau kalau sampai kecapean dan hal itu akan berdampak buruk untuk kesehatanku."

Rava tersenyum secara mencubit pipi gembul Gricelin. "Apapun yang kamu inginkan, aku pasti akan menurutinya. Walaupun kamu meminta jantungku, aku juga akan memberikannya."

Deg.

Ucapan Rava lansung membuat otak Gricelin berhenti bekerja.

1
Isolde
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Fitria Callista: Terimakasih banyak untuk komennya kak, bikin semangat.
total 1 replies
SGhostter
Suka banget sama karakter di cerita ini, tambah banyak lagi ya thor!
Fitria Callista: terima kasih banyak kak sudah mau komen, jadi semangat mau nulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!