NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

"Lo udah siap?" tanya Aqila kepada Tara.

"Siap dong," ucap Tara dengan semangatnya.

"Ya udah yuk, cus berangkat," ucap Aqila dan dibalas anggukan oleh Tara.

Akhirnya Aqila dan Tara pun pergi dari daerah hutan itu, dan mencari sebuah gojek atau pun angkot menuju terminal di daerah tersebut. Mereka pergi dari rumah Tara atau Hutan dengan berjalan kaki.

"Ini masih jauh gak sih? perasaan dari tadi gak nyampe-nyampe," ucap Aqila.

"Baru juga beberapa kilo, udah ngeluh aja kamu," ucap Tara terkekeh pelan.

"Bukan ngeluh, cuman ngerasa gak nyampe-nyampe aja," ucap Aqila yang masih fokus berjalan di jalan setapak itu.

"Dih apa bedanya itu," kata Tara.

"Kalo ngeluh ya pasti berasa capek, lah gua ini gak ngerasa capek. Eh btw kenapa lo malah tinggal di hutan yang jauh dari jangkauan perkampungan?" tanya Aqila.

"Kalo jauh dari perkampungan terus tinggal di hutan ya adem aja, terus engga bising sama kendaraan," ucap Tara.

"Bener juga sih, entar ah gua mau bikin villa di tengah hutan," ucap Aqila tersenyum senang.

"Jangan di hutan, mending di dekat air terjun aja. Pasti seru," ucap Tara memberikan ide kepada Aqila.

"Bener juga ide lo, nanti kita bikin Villa di air terjun," kata Aqila.

"Ya udah yuk jalan lagi, jangan kebanyakan ngomong nanti cape," ucap Tara dan Aqila pun menganggukan kepalanya.

Dan mereka pun berjalan hingga, sampai di pinggir jalan raya yang dekat dengan perkampungan.

"Ini kita ke sananya naik apa?" tanya Aqila.

"Naik ojek, atau engga ya naik angkot. Gak masalahkan?" tanya Tara.

"Gak apa-apa dong, ya udah yuk kita cari angkot. Eh tapi cari angkotnya gimana?" tanya Aqila.

"Ini kita udah di pinggir jalan, tinggal nunggu angkot lewat," ucap Tara sambil melihat kanan dan kiri.

"Eh itu angkotnya," ucap Aqila dan benar saja ada angkot yang lewat.

Tara yang melihat itu pun langsung melampaikan tangan, untuk memberhentikan angkot itu. Dan angkot itu pun berhenti telat di hadapan Hutan atau Tara dan Aqila.

"Yuk berangkat," ucap Tara kepada Aqila.

Dan Aqila pun menganggukan kepalanya, mereka berdua pun masuk ke dalam angkot itu.

"Mang ke terminal Cileunyi ya," ucap Tara kepada supir angkot itu.

(Eh emang ada terminal Cileunyi? maaf ya kalo salah atau ngawur nama terminalnya. Soalnya aku bukan orang Bandung:v. Btw di sini ada orang Bandung?...)

"Siap Den," ucap supir angkot itu dan mulai menjalankan angkotnya.

Setelah menempuh perjalanan yang jauh, mulai dari naik berjalan kaki dari hutan menuju jalan raya di dekat perkampungan, naik angkot, dan naik bis. Akhirnya mereka berdua sampai di Mansion keluarga Mayendra.

"Nah udah sampai," ucap Aqila sambil melihat Mansion miliknya dari luar.

Tara yang melihat Mansion milik keluarga Aqila menatap kagum dengan kemewahannya.

"Ini rumah atau istana sih? luas banget," ucap Tara dengan tak henti-hentinya tersenyum.

Aqila yang melihat Tara tersenyum senang pun tersenyum tipis.

"Yuk kita ke pos satpam," ucap Aqila dan dia pun menarik tangan Tara.

"PAK TONO," teriak Aqila memanggil satpam rumahnya.

"ASTAGFIRULLAH KAMU TEH SAHA? KOK MIRIP SAMA NENG AQILA. JANGAN-JANGAN KAMU ARWAHNYA YA," teriak Pak Tono di balik gerbang.

"Ih Pak Tono kalo ngomong sembarangan aja, masa cewe secantik membahana ini di samain sama setan," ketus Aqila dan Tara tertawa melihat wajah kesal Aqila.

"Lah Bapak ini emang gak salah ngomong, kamu emang cantik. Tapi kelakuan kamu kaya setan jadi setan pun minder sama kamu," ucap Tara yang membuat Aqila makin kesal dan Pak Tono terkekeh pelan.

"Pak Tono bukain," ucap Aqila.

"Iya saya bukain, tapi kamu siapa?" tanya Pak Tono.

"Ini saya AQILA PUTRI FERNANDES MAHENDRA," ucap Aqila sambil menekan 'kan namanya.

"Kamu jangan ngaku-ngaku deh, wong Neng Aqila lagi hilang," ucap Pak Tono.

"Ini beneran Aqila, apa perlu Aqila beberin aib dan rahasia Pak Tono?" tanya Aqila.

"Ya udah beberin aja," ucap Pak Tono menantang Aqila, karena ia yakin kalo dia bukan Aqila.

"Nih ya Pak Tono tuh suka liatin diem-diem Bi Narsih, tapi Pak Tono juga suka sama Mbak Juminten yang suka jualan jamu di sekitaran sini. Padahal Pak Tono punya Bi In-," ucapan Aqila terpotong karena perkataan Pak Tono.

"Sudah-sudah kalian boleh masuk," ucap Pak Tono sambil membuka 'kan gerbang.

Aqila dan Tara pun langsung masuk.

"Berarti dia beneran Neng Aqila, tapi yang cowonya siapa? kaya pernah liat," ucap Pak Tono sambil menutup gerbangnya kembali.

Kembali lagi kepada Aqila dan Hutan atau Tara.

"Satpam rumah kamu genit juga ya, banyak banget cewenya padahal udah punya istri," ucap Tara.

"Biasalah, namanya juga cowo," ucap Aqila dan Tara pun menganggukan kepalanya. Mengiyakan ucapan Aqila, ingat cewe selalu benar.

"Ya udah yuk masuk," ajak Aqila kepada Tara.

Saat Aqila ingin membuka 'kan pintu Mansionnya, tangan Aqila ditahan oleh Tara.

"Kenapa?" tanya Aqila sambil menatap Tara.

"Kalo keluarga kamu gak nerima atau gak suka sama aku gimana?" tanya Tara kepada Aqila.

"Dibilangin dari tadi, santai aja. Keluarga gua pasti Nerima kamu," ucap Aqila dan Tara pun menganggukan kepalanya saja.

"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR," teriak Aqila setelah membuka pintu dan Tara yang ada di sampingnya menutup telinganya.

"BAPAK KU KAWIN LAGI," teriak Aqila sambil nyelonong masuk.

"AKU DITINGGALIN," ucap Aqila.

"AKU SAKIT HATI," nyanyi Aqila dengan muka yang dibuat sangat mendramatis mungkin.

"IBU KU DI DUAIN," nyanyi Aqila lagi.

"IBU KU MINTA CERAI," ucap Aqila masuk ke wilayah ruang keluarga dan diikuti ole Tara.

"TAPI DIA DIPUKULI."

"BAPAK KU PENGHIANAT," teriak Aqila membuat para penghuni Mansion turun semua.

"IBU KU DIBOHONGII."

"LELAKI KARDUS."

"LELAKI KARPET."

"LELAKI MENCROT."

"LELAKI BANGKRUT."

"LELAKI MENCRET."

"LELAKI KARPET."

"LELAKI BANGSAAAAAAAAAAAAAT," teriak Aqila di akhir nyanyiannya.

"ASTAGFIRULLAH CUCU GUA, BUKANNYA MAKIN WARAS LAH INI MAKIN GOBLOK," teriak Opa Dave menuruni tangga dan menghampiri Aqila dan Tara.

"Astagfirullah Opa ku makin tua," ucap Aqila dan langsung mendapatkan tampolan dari Opa Dave.

"Mulutnya, minta digoreng yah," sinis Opa Dave tapi dihiraukan oleh Aqila.

"Nak kamu gak apa-apa 'kan?" tanya Mommy Siska sambil memutar-mutar tubuh Aqila.

"Aduh Mommy ku sayang, aku gak apa-apa. Ini aku ditolongin sama Hutan terus di rawat sama dia," jelas Aqila sambil menarik Tara agar mau berkenalan dengan Mommy nya.

"Bukan Hutan Tante, nama ku Tara," ucap Tara sambil tersenyum.

"Dih nama lo 'kan emang Hutan," cibir Aqila.

"Makasih ya Nak Tara, pasti Aqila banyak ngerepotin kamu," ucap Mommy Siska sambil tersenyum lembut.

"Engga ngerepotin kok," ucap Tara sambil tersenyum tulus.

"Jujur ajalah Tar, kita tau kok Aqila itu menyebalkan terus merepotkan lagi," ucap Elzo sambil tersenyum.

Aqila yang mendengar perkataan Elzo langsung menatapnya dengan tatapan yang tajam.

"Sudah-sudah jangan berdebat, Nak Tara sama Aqila istirahat dulu. Elzo antar Tara ke kamar yang kosong," ucap Oma Angel dan diangguki oleh semua orang.

"Siska, David, Anya, Farhan, sama Angel kita kumpul di ruang kerja ku. Ada hal yang ingin aku bicarakan sekarang!" tegas Opa Dave dan yang lain pun menganggukan kepalanya.

Ruang Kerja Opa Dave.

"Duduk," ucap Opa Dave memerintah istri dan anak-anainya untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Ada apa Papi manggil kita?" tanya Anya.

"Kalian merasa tidak kalo Hutan itu mirip Rimba?" tanya Opa Dave.

"Aku juga merasa gitu Pi, tapi 'kan gak mungkin juga itu Rimba. Kan Rimba udah gak ada," ucap Mommy Siska dan diangguki oleh yang lainnya.

"Iya Papi tau, tapi Papi rasa-," ucapan Opa Dave terpotong oleh perkataan Oma Angel.

"Dari pada kita mikir yang engga-engga, mendingan kita cari tau latar belakang dia," ucap Oma Angel yang disetujui oleh semua orang.

"Ya sudah kalian selidiki Hutan-hutan itu, dan telpon Gibran beserta kawan-kawannya," ucap Opa Dave dan yang lainnya pun menganggukan kepalanya dan mulai melakukan apa yang disuruh oleh Opa Dave.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!