Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.
"Darah dibalas dengan darah."
"nyawa dibalas dengan nyawa."
"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Di pagi hari yang cerah ini dan di hari minggu juga, kediaman keluarga Mahendra heboh dengan ke datangan Kiara dari London.
"ASSALAMUALAIKUM, AQILA," teriak Kiara.
"Ini orang paling cantik gak dibukain pintu gitu?" teriak Kiara lagi.
"Apa sih nyet? ganggu orang tidur aja," omel Aqila saat membuka 'kan pintu.
"Tau nih, ganggu orang mau buat anak aja," gerutu Gibran yang memang dari tadi mengikuti Aqila.
Plak
Aqila menabok lengan Gibran.
"Kamu ini ya, dari kemaren ngomongnya frontal bener. Inget di sini masih ada bocil," omel Aqila.
"Dih biarin lah, nih authornya aja masih bocil," ujar Gibran.
"Ekhem, ini gua gak ditawarin masuk atau peluk gitu?" tanya Kiara tapi lebih menjurus menyindir Aqila.
"Oh iya gua lupa, AAA KIARA GUA KANGEN BANGET SAMA LO," teriak Aqila sambil memeluk Kiara erat. Kiara pun memeluk Aqila tak kalah eratnya.
"Dih bisa-bisanya mereka mau peluk-peluk 'kan, kangen-kangenan dipending dulu," gumam Gibran.
Aqila yang memang memiliki pendengaran yang tajam, masih bisa mendengar gumaman Gibran. Tapi ia hiraukan saja, soalnya ia masih ingin kangen-kangenan sama Kiara.
"Bisa-bisanya lo lupa buat kangen-kangenan sama gua," ucap Kiara sambil terkekeh pelan.
"Ya namanya lupa anjir," ketus Aqila tapi masih memeluk Kiara dengan erat.
Peluk 'kan mereka begitu erat hingga susah untuk dilepaskan, tapi peluk 'kan mereka terlepas setelah mendengar suara Mommy Siska dengan Baby Al yang ada di gendongan Mommy Siska.
"Aduh masih pagi udah pelukan aja," ucap Mommy Siska sambil terkekeh pelan.
"Eh Mommy," ucap Kiara dan Kiara pun melepaskan pelukannya dari Aqila.
"Apa kabar Mommy?" tanya Kiara.
"Kabar Mommy baik, kamu sendiri?" tanya Mommy Siska.
"Alhamdulillah baik, btw ini siapa Mommy?" tanya Kiara sambil memegang pipi Alina.
"Ini putri bungsunya Om David," jawab Mommy Siska.
"Oh putrinya Om David toh, ih gemesin banget," ucap Kiara sambil mencubit kedua pipi Alina.
"Ih Kakak ini mah jahat, sakit loh pipinya Alin," ucap Alin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ya maaf sayang, kamu sih gemesin banget. Kan kakak jadinya gak tahan buat cubit pipi kamu, oh ya namanya siapa cantik?" tanya Kiara kepada Alina.
"Gak denger lo tadi dia ngomong Alina?" bukan Alina yang menjawab melainkan Gibran.
"Apa sih lo nyaut mulu," sinis Kiara dan Gibran hanya memutar bola matanya malas.
"Aku bakalan jawab, tapi nanti. Sekalang aku mau kakak gendong aku," ucap Alina sambil merentangkan kedua tangannya menandakan ia ingin digendong oleh Kiara.
"Ih sayang gak boleh gitu, Kak Kiaranya baru pulang dari London pasti capek," nasihat Mommy Siska.
"Mommy gak apa-apa, sini biar aku yang gendong," ucap Kiara.
Dan Baby Alina pun beralih gendongannya ke Kiara.
"Maaf ya Kiara, Mommy jadi ngerepotin," ucap Mommy Siska merasa tak enak kepada Kiara.
"Gak ngerepotin Mommy, aku nya juga seneng bisa gendong Kiara," ucap Kiara sambil mencium pipi gembul milik Alina.
"Ya udah yuk masuk," ajak Aqila dan yang lainnya pun menganggukan kepala dan masuk ke Mansion Mahendra.
Tapi baru beberapa langkah, Kiara berhenti dan berbalik badan menatap Gibran.
"Oh ya Gibran, tolong ya buat bawain koper itu," ucap Kiara dan dia pun langsung masuk.
"Dih dasar nenek lampir, nyuruh gua bawain koper. Emangnya gua babu apa," gerutu Gibran tapi tetep saja dia membawa 2 koper yang berukuran besar itu ke dalam Mansion.
"Oh ya Kiara, Alinanya dudukin di sini aja," ucap Mommy Siska dan Alina pun menggelengkan kepalanya, menandakan dia gak mau.
"Gak mau Mom, aku maunya sama Kakak Kiala," ucap Alina dengan muka garangnya. Bukannya menambahkan kesan seram tapi malah membuat Alina lucu dengan pipi chuby nya.
"Iya sayang, kamu sama kakak yah duduknya," ucap Kiara dan dia pun duduk di kursi makan dekat Aqila.
"Emangnya gak ngerepotin?" tanya Mommy Siska.
"Ih ya Mommy ini bilang itu terus, kan aku udah bilang. Aku gak ngerasa direpotin," jelas Kiara.
"Huum, ya udah Mommy mau manggil dulu keluarga yang lain," ucap Mommy Siska dan yang lainnya pun menganggukan kepalanya.
Setelah mendapatkan respon dari mereka, Mommy Siska pun menaiki lift yang memang ada di ruang tamu.
"Oh ya Qil, mana cowo yang mirip Rimba?" tanya Kiara sambil berbisik kepada Aqila.
"Nanti juga turun dipanggil yang maha kuasa," bisik Aqila dan mendapatkan tabok 'kan dari Alina tepat di mulut Aqila.
"Awwsh, Alina kenapa kamu tabok mulut kakak," omel Aqila sambil mengelus mulutnya.
"Ya abisnya kak Aqila, bicaralanya gak baik," ucap Alina dengan polos.
"Hahaha mampus, makanya udah gede jangan suka ngomong kasar. Malu 'kan ditegur sama bocil," cibir Kiara sambil berbisik.
"Gak sadar diri," sinis Aqila.
"Ngapain nih bisik-bisik tetangga, mana gak ngajak-ngajak lagi," cibir Gibran sambil menarik kursi di sebelah Aqila lagi dan mendudukinya.
"Urusan cewe, cowo gak boleh tempe," sinis Kiara.
"Hah tempe? tempe apa?" tanya Gibran yang tak paham dengan apa yang dimaksud oleh Kiara.
"Maksud Kiara itu, cowo gak boleh tahu. Tapi dia malah bilang tempe," ucap Aqila menerjemahkan ucapan Kiara dan Gibran pun ber 'oh' saja.
Saat mereka sedang asik mengobrol, datanglah Opa Dave, Oma Angel, Om David, Tara dan Mommy Siska yang turun dari tangga.
"Pagi semuanya," ucap Opa Dave.
"Pagi juga," ucap Gibran, Kiara, dan Aqila.
Mereka semua pun duduk di kursi masih-masih dan langsung makan dengan khidmat tanpa ada yang mengeluarkan suara.
*Setelah makan/ Ruang tamu
"Gimana keadaan kamu, Kiara?" tanya Oma kepada kiara.
"Alhamdulillah, baik Oma," ucap Kiara.
"Oh ya Mommy sama Om David udah nikah?" tanya Kiara dan dibalas gelengan oleh Mommy Siska yang duduk di samping Om David.
"Loh kenapa gak cepet-cepet dinikahin Om? ditikung sama duda lainnya loh Om," goda Kiara kepada Om David.
Kiara kadang heran sama Om David gitu, kaya? iya, masa sih gak cepet-cepet nikahin Mommy Siska. Sama nih kaya yang baca, cuman ada bedanya sama Mommy Siska dan Om David. Bedanya Om David itu niat mau nikahin cuman waktunya belum pas dan Mommy Siska gak khawatir, lah yang baca? udah tau cuman temen masih aja ngarep lebih. Prenzon prenzo aja, jangan crash crush crash crush dia punya pacar, kau sakit hati ntar.
Okay back topik
"Itu gak akan terjadi," ucap Om David dengan datarnya.
"Loh kok bisa? kan Om gak nikah-nikahin Mommy," ucap Kiara.
"Besok saya nikahin Siska," ucap Om David membuat yang lain syok.
"HAH!!!"
Ucap mereka semua, kalo kata gaulnya ngajoak cug.