NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Setelah kekasihnya Reino memilih menikahi wanita lain, Niara mencoba keluar dari patah hatinya dengan segenggam harapan cinta yang di berikan Ridwan seorang duda dua anak.
Setelah Niara mulai terbiasa mencintai Ridwan, Reino datang dan mengaku melakukan nikah paksa karena sebuah perjanjian yang dilakukannya dengan ibunya. Dengan harapan, setelah satu tahun menikah, dia akan bercerai lalu bisa kembali kepada Niara. Sayangnya, Niara sudah mengubur rasa cinta itu. Dia memulai menata hati dan kehidupan barunya dengan pernikahan yang akan dilaksanakan sebentar lagi.
Di hari pernikahannya dengan Ridwan, Reino datang dengan membawa tragedi berdarah yang tidak pernah di bayangkan oleh Niara. Salah seorang anak tirinya dibunuh oleh Reino tepat di depan matanya. Tak sampai disitu, untuk bisa kembali dengan Niara, Reino selalu menerornya dan menculik Niara. Rasa cinta Reino yang berlebihan, menyiksa hari-hari Niara.

Yuk, ikuti kelanjutannya!
like, coment, subscribe ❤️

🍁stay tuned

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

Dua hari lagi pernikahan yang aku impikan akan segera terwujud. Aku pulang ke rumah setelah dua hari terbaring di rumah sakit. Semua persiapan pernikahan hampir sembilan puluh persen, rumahku dipenuhi dekorasi bunga. Besok akan ada acara siraman sebelum pernikahan itu terlaksana. Jantungku berdebar-debar.

“Apakah ini mimpi?” gumamku.

“Bodoh, cepat bantu ibu menyiapkan makanan untuk acara nanti malam!” celetuk Ibuku, yang menepuk belakang kepalaku.

BAB 26 ( Rasa Takut Di Balik Kebahagiaan )

Pak Ridwan datang usai pulang kerja, dia ikut mempersiapkan acara. Tempat yang digunakan untuk siraman dan ijab, yaitu pekarangan rumahku. Lalu, untuk acara resepsi akan diadakan di Hotel. Itu yang aku dengar dari obrolan Ibuku dan Ayahku.

Pak Ridwan mendekat ke arahku, dia mengangkat telepon dan memberikan isyarat padaku untuk diam. Ternyata Chika sedang menelepon.

“Papa masih di Rumah Sakit?” tanya Chika. Pak Ridwan mengangguk, ekspresinya berubah sedih. Aku menahan senyum dibuatnya.

“Jadi Tante Niara belum sadar, Pah?” Chika terdengar mengkhawatirkanku. Pak Ridwan menggeleng, dengan raut muka lemas.

“Astaga, kasihan banget. Semoga Tante Niara segera sadar. Kasihan dia,” ucap Chika. Aku langsung merebut ponsel Pak Ridwan dan menampakkan diri.

“Chika, tante baik-baik aja kok,” ucapku.

“Ah – Papa nyebelin!” teriak Chika yang malu, kemudian menutup telepon. Pak Ridwan tertawa terkekeh setelah berhasil mengerjai anaknya. Aku langsung memukul punggungnya, karena kesal mengerjai Chika. Di dalam hatiku, aku sangat senang. Ternyata, Chika juga mulai memikirkanku. Meskipun sering ketus ketika melihatku, tampaknya dia anak yang perhatian. Wataknya tak jauh beda dengan Pak Ridwan. Terlihat dingin, tetapi penuh cinta.

Malam ini di rumahku diadakan acara kumpul keluarga. Baik keluar dari pihak Pak Ridwan maupun dari pihak keluargaku. Semua berkumpul di halaman rumah yang telah di dekor indah. Ibuku sibuk mencari muka di depan keluarga Pak Ridwan. Ibu terlihat senang, ketika banyak mobil berjejeran dari pihak keluarga Pak Ridwan yang memenuhi jalan. Seakan menyombongkan diri di depan para tetangga yang selalu bergunjing tentangku yang tak kunjung menikah.

Aku yang pemalu, hanya melempar senyum ke semua tamu undangan. Pak Ridwan memperkenalkan aku pada kedua adik perempuannya. Aku sedikit canggung, karena kedua adiknya menatapku sinis dan dengan senyum pahit. Aku hanya menawari makanan, kemudian pura-pura berbincang dengan tanteku yang baru datang. Seakan menghindari, padahal memang ‘iya’.

Malam yang indah berubah suram, ketika satu persatu tamu undangan pulang. Aku yang berdiri di depan pagar rumah, melihat Reino berdiri di ujung gang rumahku. Mata kami bertatapan dari kejauhan. Dia berdiri di bawah lampu jalan, sehingga aku bisa melihat wajahnya dan postur tubuhnya dengan jelas. Tanganku gemetar, rasa takut mulai merasuki. “Bagaimana jika dia melakukan hal bodoh di tempat ini?” pertanyaan itu memenuhi pikiranku. Aku langsung masuk kedalam rumah. Ibuku terus memanggil namaku, untuk keluar. Tetapi, aku bergeming. Aku duduk di sofa ruang tamu, meneguk segelas air. Meyakinkan diriku jika itu hanyalah khayalan.

Kring Kring

Telepon rumahku berbunyi, aku sampai terkejut. Tidak biasanya, telepon rumahku berdering saat malam. Apalagi, aku melihat semua saudara berkumpul di acara malam ini.

“Hallo,” aku mengangkatnya, dengan perasaan was-was.

“Niara,” aku mendengar suara Reino, tanpa pikir panjang langsung aku tutup cepat. Jantungku semakin berdetak lebih cepat. Hingga keningku berkeringat banyak.

“Ra,” aku meloncat kaget, ketika ada yang menepuk pundakku dari belakang. Melihat Pak Ridwan yang berdiri di belakangku, aku langsung memeluknya erat-erat.

“Kamu kenapa?” tanya Pak Ridwan, mengusap keringat di keningku.

“Rei – Rei – no,” aku terbata-bata menjawab, sambil menunjuk ke arah telepon. Pak Ridwan mencoba menenangkanku, menyuruhku untuk ke kamar. Sedang dia mau meminta bantuan temannya untuk mencari Reino, agar tidak mengganggu kehidupanku lagi.

Aku langsung menutup jendela kamarku rapat-rapat. Tiba-tiba membayangkan Reino masuk ke kamarku dari jendela. Ketakutanku semakin tak tertahankan. Aku bersembunyi di balik selimut.

Tok Tok

“Ra, ini aku,” mendengar suara Pak Ridwan dari luar, aku lekas membukanya.

Dia masuk kedalam kamarku, menepuk punggungku, mencoba membuatku tenang.

“Tenang saja, sudah aku urus.” ucap Pak Ridwan.

“Aku tadi melihatnya berdiri diujung jalan,” ucapku.

“Sudah tenang, aku disini. Kamu istirahat saja!” Pak Ridwan menutup tubuhku dengan selimut. “mau aku temani?” ujarnya, dengan tersenyum. Aku langsung mengernyit memukulnya.

“Kamu malah bercanda,” gerutuku.

“Apa salahnya? Tamu sudah pulang semua. Ibu dan Ayahmu sudah masuk kedalam kamar.” Pak Ridwan menyipitkan matanya, menggodaku.

“Sudah aku tidur sendiri saja, sana kamu pulang!” aku berbaring, dan menutup tubuhku dengan selimut rapat-rapat.

Pak Ridwan menarik kedua kakiku. Hingga aku membuka selimut dan duduk lagi.

“Apalagi?!”

“Kamu nggak takut, aku pulang sendirian malam-malam,” ucapnya, menyandarkan kepalanya di pundakku.

“Kalau begitu, tidur di sofa!” Aku menarik pundakku, hingga tanpa sengaja kepalanya jatuh di pangkuanku. Dia menatapku, menyentuh daguku dengan lembut. Semakin naik, tangannya menyentuh bibirku. Aku yang sudah mengerti maksudnya, langsung mencoba mengangkat kepalanya. Namun, seperti biasa sebelum keinginannya tercapai dia tetap menahan tanganku. Aku menciumnya dengan cepat, agar dia cepat pulang. Namun, malah menjadi alasan untuknya semakin berlama-lama.

“Ya sudah, aku pulang,” melihat aku tak menanggapinya, Pak Ridwan bangkit lalu pergi keluar menutup pintu kamarku. Aku membuka jendela kamarku, dan melihat mobilnya pergi keluar dari halaman rumah.

Berdoa di dalam hatiku, semoga dia selamat sampai rumah.

Hampir dua jam menunggu. Pak Ridwan mengirimkan pesan padaku, jika sudah tiba di rumah dengan keadaan baik-baik saja. Aku memejamkan mataku dengan perasaan lega.

Esok harinya, aku bangun pagi-pagi sekali setelah pintu kamar digedor berulang kali oleh Ibuku. Teriakannya memekik, membuat telingaku sakit. Aku keluar dari kamar, melihat semua saudara ku sudah berkumpul. Aku terkejut, karena wajahku masih berantakan. Kemudian, lekas menutup pintu kamar dan mandi.

Ibuku masuk kedalam kamar bersama dengan penata rias. Acara siraman ini mengikuti tradisi dari keluarga Ibuku. Jadi aku patuh aja, daripada terkena omelan.

Setelah riasan dan kain yang melingkar di tubuhku sempurna. Ayah dan Ibuku menemaniku berjalan ke halaman belakang. Nenek buyutku menyiram tubuhku dengan air yang dipenuhi bunga, doa-doa yang baik diucapkan untukku. Aku merasa terharu, apalagi melihat ibuku yang baru pertama kali menangisiku. Aku jadi merasa bersalah, karena belum bisa memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tuaku.

Ayah kandungku datang di acara ini. Namun, terlihat sangat asing bagiku. Karena dia tidak pernah berusaha menemuiku selama ini. Aku sedikit kecewa. Dia memelukku, dan mencium kedua pipiku. Moment yang mungkin bisa aku rasakan sekali seumur hidupku.

Langit yang cerah, membawa acara ini penuh dengan sukacita. Aku banyak melihat kebahagiaan. Terutama raut wajah bersinar Ibuku, dia sangat bahagia melepaskan aku menikah dengan Pak Ridwan. Ibuku yang selalu menasehatiku untuk meninggalkan Reino dari awal setelah melihat dengan kedua matanya sendiri, Ibunya Reino mencaciku saat pertemuan pertama kali. Namun, saat itu aku membangkang dan tetap melanjutkan hubungan itu, hingga aku merusak diriku sendiri dengan kemauanku. ‘Maafkan aku, Ibu’ aku menggumam di dalam hati.

1
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
gantung ih!!!
Drezzlle: kwkwkwk biar seru /Chuckle/
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
jadi kayak film barat yang MC nya memilih menyerahkan diri daripada mati bareng musuh.
Drezzlle: 🙃🙃 biar nggak monoton
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
aku baca doa dulu ah sebelum baca
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️: iya...nanti aku mau niara kalau sampai dia ikut bunuh diri:)
Drezzlle: doa mau makan /Facepalm/
total 2 replies
Abu Yub
mampir thor.
Sop cakar Ayam.
Sop Ayam daging
Drezzlle: oke nanti ya
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
aku tahu Reino itu obses banget, toxic banget. tapi jujur aja, aku nangis.

gak bisa, hati kecilku terluka. selamat Thor, 5 bunga untuk mu:)

hiks hiks hiks T_T
iqbal nasution
make it happen
Drezzlle: makasih kak udah mampir
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
jangan......
Drezzlle: mati aja biar end cepet /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Drezzlle: mati aja biar end cepet /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
wehhh sadar Naira. makin ancur dong, syang!!!

aku perlu gerbang dimensi!
🌞Oma Yeni💝💞
🌹🌹🌹obat galau /Shame/
Drezzlle: pelukan adalah obat galau
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
resiko kesalahan masa lalu /Sleep/
Drezzlle: namanya juga dulu belum bisa bedain antara bego dan cinta oma
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
si pelaku masih belum diketahui
🌞Oma Yeni💝💞
ihhh,, si reino gak sehat juga rupanya
Drezzlle: /Smile/ makasih sudah mampir
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
nambah lagi capeknya nih
Drezzlle: namanya juga nikah sama duda oma
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
reino juga ngapain nyari terus sih
🌞Oma Yeni💝💞
ketahuan deh
iqiww
jangan lupa mampir kak
iqiww
mantap kak
iqiww
baru baca 1 bab dlu kak hehe
Drezzlle: makasih ya, nanti kesana agak siang
total 1 replies
iqbal nasution
puebi bagus ya kak...
iqbal nasution
kalo autornya cewek, selera duda seperti pak ridwan
🌞Oma Yeni💝💞: trus klu cwok sukanya janda /Facepalm//Shame/
Drezzlle: kok tahu tempe? /Shy/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!