Balas Dendam Seorang Narapidana

Kedua mata Bara membulat sempurna saat melihat wajah dari pria bertubuh besar dan kekar yang memiliki banyak tato di seluruh lengan tangannya. Pria itu tampak bangkit dan berdiri tepat di depan matanya. Sungguh, seumur hidup, baru kali ini Bara melihat sosok pria yang begitu menyeramkan seperti pria yang ada di hadapannya, bahkan Almarhum Aaroon yang telah dia habisi, kalah jauh parasnya dengan pria tersebut.

Dan jika dilihat dengan seksama, bukan hanya parasnya saja yang terlihat sangat menyeramkan, tapi

tatapan mata dari pria itu juga sangat tajam bak belati yang jika melihat langsung dapat menghunus ke dalam jantungnya. Bara yang menyadari akan hal itu, langsung meneguk salivanya dengan susah payah. Hingga detik kemudian, dia pun tersadar dari rasa terkejutnya, saat dua orang pria bertubuh kekar telah memegang kedua tangannya dengan begitu kuat.

"Lepaskan aku! Apa yang kalian lakukan? "bentak Bara memberanikan diri untuk melawan.

Bara berusaha keras untuk memberontak, agar kedua tangannya bisa terlepas dari pegangan kuat kedua pria yang ada di samping kanan kirinya, namun setelah berusaha memberontak, ternyata tenaga yang Bara miliki masih kalah dari kedua napi berotot kekar itu.

"Wah, ternyata kau sangat berani ya anak muda." puji pria di depannya yang tak lain adalah napi bernama Rodrigues.

Rodrigues tampak tersenyum menyeringai, seraya melangkah mendekati Bara. Lalu setibanya di hadapan Bara, Rodigrous pun segera mencengkram rahang Bara menggunakan sebelah tangannya dengan begitu kuat.

"Apakah kau tidak takut kepadaku anak muda?" tanya Rodrigues dengan nada yang terdengar dingin.

"Aku tidak takut kepada siapapun! Selain kepada Tuhan dan kepada kedua orang tuaku." jawab Bara tak kalah dingin.

"Hahhahaa...! Hebat sekali kau ya, ternyata nyalimu cukup berani. Pantas saja kau berhasil menghabisi nyawa dari napi bernama Aaroon." puji Rodigrous dengan tertawa renyah.

"Cih! Kau tidak perlu memujiku. Karena aku tidak membutuhkan hal itu. Sekarang! Lebih baik kau lepaskan aku. Karena kita tidak mempunyai masalah sebelumnya!" ucap Bara menata tajam.

"Hahahaha...! Ternyata kau sangat lucu anak muda. Baiklah, aku akan melepaskan mu. Tapi! Setelah itu kau harus menceritakan apa yang menyebabkan kau bisa masuk ke dalam Penjara ini." titah Rodigrous yang sudah melepaskan cengkraman tangannya di dagu Bara.

Begitu pula dengan kedua orang napi yang berdiri di samping Bara.

Mereka juga ikut melepaskan tangan Bara dan kembali berdiri tegak di samping pria tersebut.

"Kenapa kau ingin tahu tentang aku paman?" tanya Bara dengan nada yang lebih ramah.

"Paman! Apa kau tidak salah memanggilku dengan sebutan paman?

" tanya Rodrigues mengerutkan keningnya.

Jujur saja, selama ini tidak ada satu pun orang yang berani berbicara ataupun bertanya kepadanya, apalagi sampai memanggilnya dengan sebutan paman. Tapi pria muda ini, begitu berbeda. Tanpa rasa takut dia memanggil dirinya dengan sebutan Paman yang membuat hati Rodrigues menjadi menghangat.

"Kenapa? Apa aku tidak boleh menyebutmu dengan sebutan paman? Aku tahu, kalau usiamu sudah sama seperti bapakku. Dan selama ini, aku selalu menghargai orang yang lebih tua di mana pun aku berada."

"Hahhahhaa....! Kau benar-benar memiliki nyali besar ya anak muda. Jujur saja, selama aku tinggal di Lapas ini, baru kau orang yang berani memanggilku dengan sebutan paman!"

"Benarkah! Kalau begitu, aku akan memanggilmu sampai berulang kali, paman! Paman! Paman! "

Mendengar candaan yang diucapkan oleh Bara, membuat mereka semua menjadi tertawa. Entah sejak kapan, Tiba-tiba saja situasi didalam sel yang awalnya terlihat menegangkan, kini malah berubah menjadi begitu hangat.

Dan setelah selesai menggoda pria tersebut, Bara pun tampak terdiam sambil menatap wajah Rodrigues. Kali ini, dia akan berjuang untuk bertahan hidup di dalam lapas yang terkenal seperti neraka ini.

"Ada apa? Kenapa kau terdiam begitu?" tanya Rodrigues menatap Bara heran.

"Apakah kau juga ingin menghabis ku paman?" tanya Bara dengan nada berat.

"Menghabisimu! Menurutmu bagaimana? Apakah kau takut kepada ku?"

"Tentu saja tidak. Aku sudah empat tahun lamanya hidup di dalam penjara, mulai dari penyiksaan, ketidakadilan, kejahatan dan juga kekejian dari para Sipir dan napi, sudah puas aku dapatkan di lapas sana. Bahkan aku hampir mati karena terus berusaha melawan mereka semua. Sampai akhirnya, aku mampu bertahan dan menjadi pemenang. " jawab Bara dengan tatapan serius.

"Benarkah! Hebat juga ternyata kau

anak muda. Lalu apa yang menjadi

penyebab mu sampai bisa masuk ke

dalam bui? Kalau aku lihat, sepertinya

kau terlalu muda untuk berada di sini?

11 tanya Rodrigues seraya menghempaskan bokongnya ke atas tempat tidur, sedangkan sebelah kakinya dia naikkan seperti seorang bos besar.

"Aku difitnah paman! Oleh orang orang berkuasa seperti Tuan Herlambang dan juga putranya! "

"Apa...! Tuan Herlambang?" tanya Rodrigues membulatkan mata sempurna.

"Benar Paman. Pada saat itu, aku hendak mendaftarkan diri di Universitas milik Herlambang, kebetulan aku mendapatkan Beasiswa dari sekolah SMA karena aku merupakan murid yang pintar. Dan setibanya di Universitas, aku langsung datang ke kantin yang ada di sana, kakakku yang bernama Nadia bekerja di salah satu kantin tersebut. Namun! Setelah lama menunggu kedatangannya, aku tidak juga melihatnya kembali. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari keberadaannya, dan setelah lelah mencari, aku berhasil menemukan keberadaan kakakku. Tapi! Apa yang ku lihat benar benar membuatku hancur, sebab kakakku telah diperkosa dengan begitu keji oleh putra Herlambang yang bernama Ferdy dan ketiga teman temannya. Aku benar- benar marah melihat hal itu, dan aku menyerang Ferdy bersama ketiga temannya. Aku ingin menyelamatkan kakakku, sebab darah terus mengalir dari selangkangan miliknya, tapi! Pria Bajingan itu tidak mengizinkan aku untuk pergi. Dia malah berniat mau menghabis ku. Kami berkelahi dengan begitu mengerikan. Hingga tak lama Ferdy mengambil senjata tajam dan hendak menusukku, tapi dengan kehebatan ilmu bela diri yang aku miliki, akhirnya aku berhasil menusukkan pisau itu ke perut Ferdy. Ku kira, setelah kejadian itu, aku akan berhasil membawa kakakku keluar dari tempat terkutuk itu! Tapi sayang, karena itulah awal dari penderitaan ku!

Aku di penjara dengan tuduhan Percobaan Pembunuhan, sedangkan kasus pemerkosaan yang dilakukan putra Herlambang, telah di tutup dengan begitu rapat, dan mereka juga membuat spekulasi baru tentang motif yang aku lakukan, mereka menghinaku dengan sangat kejam, hanya demi nama baik mereka sendiri paman!" ucap Bara dengan tatapan berapi api.

Sungguh, saat mengingat kejadian menyakitkan itu, hati Bara kembali sakit dan juga perih, sedangkan dendam di dalam hatinya semakin berkobar kencang, bagaikan api yang terus membesar.

Sedangkan Rodrigues yang mendengar kisah dari pria malang di hadapannya, menjadi sangat iba. Entah mengapa dia juga marah dan dendam kepada Herlambang serta putranya Ferdy.

"Cih! Pantas saja kau sampai masuk ke dalam Lapas ini. Ternyata kasusmu telah ditunggangi oleh politik dan orang orang licik seperti Herlambang! " ucap Rodrigues dengan nada mendengus kesal.

"Benar paman. Bahkan hampir semua petugas Sipir yang menjaga sel tahanan ku, merupakan anak buah milik Herlambang. Mereka sudah di sogok untuk menyiksaku di dalam lapas Paman. Mereka juga memperlakukanku seperti Binatang. Mereka takut, andai aku bebas maka aku akan membongkar seluruh kebusukan yang mereka miliki. Makanya mereka menjebak ku, dengan cara mengadu domba ku bersama Aaroon.. Mereka memerintahkan Aaroon untuk menghabisi anak buahku yang bernama Baron, karena dengan begitu aku pasti akan menuntut balas atas kematian Baron kepada pembunuhnya. Karena sistem di hidupku sekarang adalah nyawa harus dibayar dengan nyawa. Dan siapapun yang berani mengganggu orang orang ku, maka akan mati di tanganku!" ucap Bara sambil menggenggam erat kedua tangannya.

Rodrigues dapat merasakan betapa besarnya dendam yang ada di dalam hati pria muda tersebut. Lalu dia pun segera bangkit dari duduknya dan mendekati Bara yang tengah dalam mode emosi.

"Jujur! Aku sangat iba dengan kejadian yang menimpamu. Dan aku, ingin menjadikan mu sebagai pewaris ku. Apakah kau bersedia Bara."

Deh

Mendengar tawaran yang diucapkan Rodrigues, membuat Bara tersadar dari emosinya. Sedangkan kedua matanya langsung menatap wajah pria menyeramkan itu dengan tatapan yang begitu tajam.

"Apa maksud mu Paman? Apakah kau sedang bercanda?" tanya Bara dengan nada tak percaya.

"Hahhahhaa...! Dasar bodoh! Sejak kapan Rodrigues mau bercanda. Selama hidup, aku tidak pernah bercanda dalam mengambil keputusan. Dan asal kau tahu saja! Aku sudah lama mendengar namamu dan mencari informasi tentang dirimu.

Tapi aku, sengaja ingin mengetahui jati dirimu dari mulutmu sendiri. Bara! Kau masih begitu muda, kau masih bisa bangkit dan menjadi hebat di negara ini. Sedangkan aku! Usiaku telah menginjak 60 tahun, dan aku telah dijatuhkan hukuman mati. Itu artinya, aku tidak mempunyai kesempatan lagi untuk bebas dan membalaskan dendam ku kepada para musuh ku, maka dari itu aku membutuhkan seseorang yang bisa aku percaya. Dan kau adalah orang nya Bara. Sudah sangat lama aku menantikan kehadiran mu Bara!"

"Benarkah Paman! "

Kedua mata Bara langsung berubah berkaca kaca. Sungguh dia tidak menyangka, kalau di dalam lapas Nusakambangan, dia malah bertemu dengan orang yang begitu baik seperti paman Rodrigues. Awalnya Bara mengira kalau dia akan mati di siksa oleh pria menyeramkan itu. Tapi, ternyata tebakannya salah besar, dan Bara benar benar sangat beruntung.

Lalu, tanpa permisi Bara pun langsung memeluk erat tubuh pria itu.

Dia tidak tahu siapa sebenarnya pria yang ada di pelukannya saat ini, tapi yang jelas! Bara akan menganggap nya sebagai Dewa penolong untuk dirinya, dan berjanji akan tunduk dan menghormati pria tersebut.

"Paman! Jadikan aku muridmu, aku mohon!" Pinta Bara membuat Rodrigues tersenyum.

Para anak buah Rodrigues juga ikut tersenyum, jujur baru kali ini mereka semua menyaksikan bos mereka bisa tersenyum dengan begitu bahagia.

"Hebat kau Bara! Kau pasti akan menjadi pria paling beruntung di dunia ini." puji anak buah Rodrigues yang bernama Darwin.