NovelToon NovelToon
Marriage Without Love

Marriage Without Love

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Queisha Calandra

Trauma masa lalu, membuat Sean Alarick Aldino enggan mengulangi hal yang dianggapnya sebagai suatu kebodohannya. Karena desakan dari ibundanya yang terus memaksanya untuk menikah dan bahkan berencana menjodohkannya, Sean terpaksa menarik seorang gadis yang tidak lain adalah sekretarisnya dan mengakuinya sebagai calon istri pilihannya.
Di mata Fany, Sean adalah CEO muda dan tampan yang mesum, sehingga ia merasa keberatan untuk pengakuan Sean yang berujung pernikahan dadakan mereka.
Tidak mampu menolak karena sebuah alasan, Fany akhirnya menikah dengan Sean. Meskipun sudah menikah, Fany tetap saja tidak ingin berdekatan dengan Sean selain urusan pekerjaan. Karena trauma di masa lalunya, Sean tidak merasa keberatan dengan keinginan Fany yang tidak ingin berdekatan dengannya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka akan berjalan? Trauma apakah yang membuat Sean menahan diri untuk menjauhi Fany?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queisha Calandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26.

Fany's Pov.

Pertemuan penting? Entah mengapa aku merasa itu bukan sebuah alasan yang membuat Sean pergi saat ini. Tapi, aku tidak bisa mengatakan apa-apa pada mommy Keisha. Yang ada mommy Keisha akan merasa kecewa padaku karena mungkin mommy akan berfikir bahwa aku mencoba membuat jelek nama baik anak kesayangannya itu.

Aih, memang seharusnya aku diam saja. Biarkan Sean melakukan apa saja yang ia mau di luar sana. Asal aku tidak tahu, hatiku seharusnya tidak akan sakit. Aku harap aku tidak akan pernah melihat Sean bersama wanita lain lagi di belakangku.

"Fany, mommy bosan deh. Bagaimana kalau kita pergi ke luar jalan-jalan sambil nunggu Sean pulang." Ujar Mommy seakan mengerti suasana hatiku saat ini yang buruk karena memikirkan Sean.

"Fany, Siap-siap dulu mom." Jawabku. Wanita itu tersenyum seakan ia merasa senang dengan persetujuan ku untuk ikut dengannya.

Pergi bersama ibu mertua yang sangat menyayangiku ke luar, mungkin bisa membuat perasaanku jauh lebih tenang. Aku dengan senang hati menerima aja kan mommy Keisha pergi. Jika aku di rumah sendiri, aku hanya akan kepikiran tentang Sean yang bermain di belakangku.

.......

Kami pergi berbelanja semua kebutuhan, dimulai dari bahan makanan, pakaian dan juga asesoris. Berikutnya kami menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah restoran untuk mengisi perut kami meskipun kami belum merasa lapar sama sekali karena merasa sangat senang.

"Ya ampun, kita hampir memborong semua ini. Untung saja mommy bawa sopir yang bisa bantu kemasi barang-barang belanjaan kita." Ujar Mommy sambil berjalan membonceng lenganku menuju ke sebuah meja yang masih kosong. "Kamu duduk dulu, dan lihat dulu menunya!" Ujarnya lagi. Aku mengangguk dan duduk dengan tenang. Melihat daftar menu yang diberikan oleh seorang pelayan restoran beberapa detik yang lalu.

"Mom, aku-" Kenapa? Kenapa aku harus melihat ini lagi? Bahkan disaat aku sedang bersama ibu mertuaku, kenapa aku melihat Sean bersama Arinka lagi? Aku harus apa sekarang? Haruskah aku diam saja dan menahan perih di dalam hatiku ini?

Sean di sana, hanya empat meja dari tempat kami. Sean memang sedang membelakangi kami, tapi aku tidak mungkin salah mengenali Sean meskipun aku hanya bisa melihat punggungnya saja.

"Fan, ada apa?" Tanya Mommy khawatir.

"Tiba-tiba aku merasa mual, bolehkah kalau kita pulang sekarang?" Ucapku, aku tidak ingin berlama-lama disini, atau pertahananku di depan ibu mertuaku akan runtuh.

"Kamu baik-baik saja kan nak? Apa kau butuh ke dokter sekarang?" Tanya mommy terdengar sangat mengkhawatirkanku.

"Tidak mom. Aku hanya butuh istirahat saja." Jawabku.

"Baiklah. Kita pulang saja sekarang." Jawab mommy akhirnya. Aku sudah akan bersiap berdiri dari kursi, Tiba-tiba mommy menatap ke arah dimana Sean dan Arinka berada saat ini.

"Mom, ayo kita pulang!" Ucapku agar mommy cepat pergi denganku.

"Tunggu! Mommy ingin memastikan sesuatu terlebih dulu." Jawabnya sambil mengambil ponselnya yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi. Kemudian mommy Keisha tampak sedang menghubungi seseorang dengan menekan tombol dial di layar ponsel nya.

Sial, ternyata mommy menelfon Sean. Ponsel Sean berdering dan pria itu terlihat sedang meminta izin pada Arinka untuk menerima telepon.

"Hallo, Sean. Dimana kamu? Apa pertemuannya belum selesai?" Tanya mommy terdengar santi seperti biasanya.

"Iya mom. Pertemuannya belum selesai. Sepertinya aku akan pulang terlambat. Apa ada masalah?" Aku bisa mendengar bagaimanan Sean menjawab pertanyaan mommy seakan tidak berdosa.

"Baiklah. Segeralah pulang jika sesuatu yang penting sudah berakhir. Tidak ada masalah, mommy haya bertanya saja." Jawab mommy namun kali ini dengan nada datar kemudian menutup panggilan telepon nya.

Author's Pov.

Bukan untuk segera membawanya pulang, Keisha justru membawa Fany menghampiri Sean yang sama sekali tidak menyadari keberadaan mereka. Fany khawatir jika Keisha ternyata sedang ingin memarahi Sean sementara dirinya yang akan disalahkan oleh Sean nantinya.

"Bagus. Saya rasa pertemuan antara pak Sean dengan petinggi perusahaan sudah selesai dan sekarang sedang bersantai. Kuharap sekarang pak Sean pulang saja!" Ujar Keisha setelah mereka berada tepat di belakang punggung Sean. Pria yang sangat mengenali suara wanita nomor satu di hidupnya itu pun menegang kemudian berbalik.

Begitu Sean berbalik dan belum sadar dari keterkejutan nya, Keisha menampar pipi putranya itu dengan keras dan menimbulkan semua pasang mata yang ada di sana melihat ke arah mereka.

"Mom, sudah. Sean masih sibuk." Ucap Fany sambil menarik-narik lengan Keisha seperti anak kecil yang sedang mencegah ibunya berbuat hal yang tidak diinginkan.

"Kamu diam saja!" Ujar Keisha datar membuat Fany terkejut dan terdiam.

"Kau berani berbohong pada ibumu sendiri, demi wanita ini? Apa kau lupa, kau punya istri dan sedang mengandung anakmu?" Ujar Keisha sambil menunjuk - nunjuk Sean yang tidak bisa berkata - kata. Arinka yang semula bingung menyaksikan kejadian itu pun akhirnya tahu siapa Keisha dan wanita yang ada bersamanya. Mereka adalah ibu dan juga istri Sean. Sean sudah menikah tanpa sepengetahuan nya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Arinka meminta penjelasan pada Sean.

"Kau-" Keisha menunjuk Arinka hendak menjawab apa yang Arinka ingin tahu tapi Sean lebih dulu menghentikannya.

"Cukup, mom! Biar aku yang mengatakannya sendiri." Ucap Sean.

"Baiklah, katakan secepatnya dan cepat pulang atau kau akan menyesal!" Ucap Keisha, ia menarik lengan Fany dan mengajak menantunya itu pergi meninggalkan Sean dan Arinka disana.

"Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Sean pelan.

"Kau belum menjelaskan apapun padaku." Ujar Arinka.

"Akan aku katakan sambil mengantarmu pulang." Jawab Sean kemudian pergi membayar makanan yang sudah mereka pesan sebelumnya. Kemudian Sean kembali dan mengajak Arinka pergi untuk mengantarnya pulang.

Seperti apa yang ia katakan sebelumnya, Sean menceritakan semuanya pada Arinka. Tentang apa yang terjadi selama ia pergi, Arinka tidak bisa menerima semua itu dengan mudah. Ia mencintai Sean dari awal hingga akhir. Bagaimana bisa setelah ia kembali, Pria yang dicintainya menjadi milik wanita lain. Ia tidak mau kehilangan Sean. Tidak ingin.

Wanita itu menangis terisak membuat Sean semakin merasa bersalah. "Arinka, kumohon, jangan menangis!" Ucap Sean saat mereka telah sampai di depan rumah Arinka. Sean mengecup puncak kepala Arinka untuk menenangkannya.

"Apa karena aku telah gagal menjaga anak kita, kau jadi meninggalkanku untuk wanita lain?" Tanya Arinka tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.

"Bukan. Tidak begitu. Aku tidak menyangka bahwa kau masih hidup setelah apa yang kudengar dari saudaramu sendiri. Kupikir kau tidak akan kembali lagi. Waktu itu, aku akan dijodohkan dengan wanita yang tidak ku kenal, aku sengaja menarik istriku untuk menyelamatkanku. Tidak kusangka mereka serius dan kami tetap menikah." Ucap Sean.

"Apa perasaanmu padaku sudah berubah?" Tanya Arinka menatap sendu kekasihnya itu.

"Tidak. Perasaanku padamu tidak pernah berubah." Jawab Sean. "Sudah! Aku harus pergi sekarang, aku harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku." Ucap Sean melanjutkan. Arinka menganggukkan kepalanya kemudian Sean meninggalkannya setelah Arinka terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

........

Fany dan Keisha baru sampai, Keisha tampak memegangi kepalanya sendiri karena merasa pusing dengan sikap Sean yang mengkhianati Fany. Fany menuntun Keisha untuk duduk dan bersandar di sofa kemudian ia memijat lengan ibu mertuanya itu.

"Mommy, jangan terlalu dipikirkan! Semua ini hanya salah paham." Ucap Fany.

"Salah paham? Mungkin kamu bisa menerimanya, tapi mommy tidak. Mommy juga perempuan, hati mommy pasti sakit jika perempuan diperlakukan seperti kamu." Ucap Keisha.

"Tapi, kenyataannya memang begitu, mom. Sean tidak selingkuh dariku." Ucap Fany dengan nada pelan.

"Apa maksudmu?" Tanya Keisha.

"Akulah yang merebut Sean dari wanita itu." Jawab Fany.

"Nak-" Keisha hendak menegur Fany karena ucapannya tapi, Fany menyela.

"Dia adalah cinta sejati Sean. Dia adalah Arinka, satu-satunya wanita yang Sean cintai sejak dulu hingga sekarang. Bahkan mereka pernah akan punya anak di masa lalu." Ucap Fany sambil meneteskan air matanya. Ia sedih karena harus mengatakan hal itu, mengakui bahwa dirinya lah yang perebut Sean.

"Itu tidak benar. Jika Sean mencintainya, kenapa Sean sampai ingin menikahimu? Dia bahkan mengaku pada mommy bahwa dia tertarik saat pertama kali melihatmu." Ujar Keisha berharap menemukan kebohongan yang Fany ucapkan.

"Itu semua karena Arinka pergi ke luar negeri dan memanipulasi kematiannya karena melahirkan anak mereka. Yang sebenarnya terjadi adalah Arinka keguguran." Jawab Fany. "Dia tidak mengalami masalah yang berarti." Lanjut Fany sambil menundukkan kepalanya.

"Tetap saja, ini adalah kesalahan mereka berdua. Ini bukan kesalahanmu. Sama sekali bukan. Karena pada dasarnya, Sean lah yang memaksamu menikah dengannya." Ucap Keisha.

"Bukan seperti itu, mom." Ujar Fany.

"Ya, kami juga yang memaksamu." Ujar Keisha.

"Kami sepakat akan berakhir satu tahun setelah menikah. Tapi, aku lah yang terlalu memaksakan diri sampai aku jatuh cinta pada Sean. Padahal aku sangat tahu bagaimana perasaan Sean pada Arinka." Ucap Fany. Keisha menangkup kedua pipi Fany, membuat Fany harus menatap wajah menua Keisha.

"Kamu mencintai Sean?" Tanya Keisha, Fany mengangguk. "Kalau begitu, kamu harus merebut hati Sean sepenuhnya. Jangan sampai wanita lain mendapatkan sedikitpun ruang di hatinya!" Ucap Keisha lagi.

"Bagaimana caranya, mom?" Tanya Keisha.

"Mommy akan membantumu. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah, jaga cucu mommy dengan baik. Anak kalian lah yang akan mempersatukan kalian. Walau bagaimana pun, Sean pasti akan lebih mencintai wanita yang melahirkan anaknya." Ucap Keisha.

"Tidak semua pria seperti itu mom. Aku khawatir jika anak ini lahir nanti, Sean akan membawanya pergi bersama wanita itu." Kata Fany mengungkapkan kegelisahan nya.

"Itu tidak akan terjadi. Sekarang kau tidak boleh lengah lagi! Bagaimana pun caranya kau juga harus berjuang demi keluargamu sendiri!" Ujar Keisha. Fany menganggukkan kepalanya.

"Aku akan berusaha, mom." Jawab Fany.

"Bagus! Sebaiknya sekarang kau istirahat saja! Sean pasti segera pulang, mommy harus bicara padanya." Ucap Keisha. Fany mengangguk lagi dan pergi ke kamarnya untuk memenangkan diri.

Tepat lima menit setelah Fany pergi ke kamarnya, Sean pulang dan menemukan ibunya yang sedang menunggu kepulanganmu.

"Kau sudah menjelaskan yang sebenarnya pada wanitamu itu?" Tanya Keisha.

"Sudah, mom." Jawab Sean pelan karena sangat menyayangi Keisha dan tidak ingin membuat Keisha kecewa padanya.

"Bagaimana tanggapannya?" Tanya Keisha datar.

"Awalnya dia menolak, tapi akhirnya ia bisa mengerti dan menerima keadaan." Jawab Sean.

"Kalian sudah berakhir?" Tanya Keisha lagi, Sean menggelengkan kepalanya cepat. "Tinggalkan dia!" Perintahnya.

"Tidak bisa, mom." Tolak Sean.

"Kau juga ingin menikahinya?" Tanya Keisha.

"Iya." Jawab Sean dengan mantap.

"Katakan alasanmu!" Ujar Keisha.

"Karena kami saling mencintai." Jawab Sean.

"Kau tidak mencintai Fany?" Tanya Keisha lagi membuat Sean sedikit bergetar karena ia sendiri tidak begitu yakin bagaimana perasaannya sekarang terhadap Fany, apakah itu cinta? Atau hanya perasaan lain. "Tidak menjawab? Bagus. Dulu aku dengar bahwa seseorang menikahi Fany karena mencintainya. Sekarang karena wanita lain, seseorang itu berubah gagu." Kata Keisha menyinggung Sean terang-terangan.

"Mom-"

"Kalian boleh menikah asal Fany sudah melahirkan. Kau berdoa saja agar Fany bisa pergi meninggalkanmu dengan suka rela saat itu. Jadi, kau tidak perlu menyakitinya." Ucap Keisha sambil pergi meninggalkan Sean pulang ke rumahnya.

Sean membatu di tempatnya. Apa yang baru saja ibunya katakan, ia sama sekali tidak mengerti. Fany kini sangat mencintainya, bagaimana bisa Fany akan bersedia meninggalkannya? Selain-

"Fany." Gumam Sean tersadar dari lamunannya. Kemudian ia bergerak pergi ke kamar dan mencari istrinya. Ia menghela nafas lega setelah melihat Fany tertidur begitu pulas di atas ranjangnya. Hidung Fany terlihat kemerahan, dan kedua jantung matanya menghitam. Dia tahu bahwa istrinya tidak dalam kondisi yang baik. Tapi, apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa ia perlu menghiburnya?

Pagi tadi, ia dan Fany masih baik-baik saja dan masih berhubungan seperti pasangan sewajarnya. Tapi, semua berubah seketika saat mereka bertemu di restoran.

Sean meremas rambutnya sendiri karena frustasi. Ia tidak tahu harus memilih siapa sekarang, Fany wanita yang mencintainya dan tengah menjaga jamin buah hati mereka, atau Arinka seseorang dari masa lalunya yang sampai saat ini masih menaklukkan hatinya.

Bersambung....

1
Drezzlle
aku mampir nih kak
iqbal nasution
menarrikk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!