Dia gadis yang periang dan penuh warna, hidup nya selalu penuh dengan kebahagiaan meskipun kenyataan nya dia tidak pernah bahagia.
Nama nya Rain, hanya Rain tanpa nama belakang keluarga besarnya. Karena gadis itu bukan lah terlahir dari keluarga itu.
Rain memiliki Mahendra sebagai ayahnya yang selalu mendukung dan menyanyangi nya dengan penuh kasih sayang tanpa membedakan anak anaknya.
Meski istri nya begitu membenci Rain sejak kedatangan gadis itu dalam kehidupan mereka, Mahendra selalu berusaha menyemangati Rain untuk tetap menjadi anak baik dan menghormati Rekka seperti ibunya sendiri.
Tahun terus berganti gadis itu kini sudah beranjak remaja dan bersekolah di sekolah ternama sama seperti anak anak Rekka.
Dan ini adalah tahun ajaran baru Rain di sekolah menengah atas pertama nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap Sayap Patah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BlackCart Kak Arya
Gio kini sedang duduk di kafe bersama dengan teman-temannya .
" gue masih heran , Kok bisa lu di skorsing dari sekolah?. " Ucap Willi pada Gio yang sedang menghisap rokok nya.
" Gue nyium Rain, di belakang sekolah dan sialnya ada guru baru itu. " Gumam Gio mengingat kedatangan Arya yang tak terduga.
Mereka semua nampak melongo dan tak percaya jika Gio melakukan itu.
" Serius lo?. " Ucap teman Gio yang lain.
Mereka mentertawakan kekonyolan teman mereka itu. Seorang Gio mencium seorang gadis untuk pertama kali dan kini sedang mendapatkan skorsing karena ulah nya itu.
" Iya tertawa saja sepuas kalian. " Gio mematikan putung rokoknya yang tinggal setengah itu.
" Ok ok sorry lah, kita kan terkejut ya kali lo bisa melakukan itu semua Gio.. "
" Entah lah kenapa gue bisa suka sama dia, seperti ada yang istimewa dari gadis itu. "
" Sebenernya bukan istimewa deh kek nya, lebih kek penasaran aja karna kan dia sendiri gak suka sama lo dan cukup susah juga di dapat kan?. " Willi menyenggol lengan teman di sebelah nya dengan tatapan yang mengejek.
Gio diam mendengar ucapan teman teman nya itu dia juga merasa mungkin bukan rasa suka melainkan obsesi dan juga rasa penasaran nya terhadap Rain, di mana gadis itu sama sekali tidak memiliki ketertarikan padanya.
Sejak awal bertemu dan Gio memberikan sinyal suka padanya namun gadis itu enggan membalasnya, entah karena dia takut dengan pengemarnya atau memang dia tidak menyukai Gio.
" Apa yang di katakan William ada bener ya juga loh, lagian cuman Rain sama temenya itu kan yang sama sekali nggak minat melihat seorang Gio.. "
Mereka tertawa terbahak bahak membuat Gio kesal menatap mereka dengan tajam.
" Terserah, tapi gue harus dapetin dia, apa pun itu. " Gumam Gio.
" Jangan terlalu obses, inget pengemar lo kek setan jadi bila aja dia takut dengan salah satu fans lo atau malah dengan Renatha?. "
" Renatha? ". Gio mulai berpikir mungkin bener jika Rain takut pada Renatha mengingat sejak pertama mereka bertemu ada sesuatu yang terlihat berbeda dari mereka.
" Iya deh keknya Renatha di balek itu semua, lo kan tau dia cinta mata ma lo sejak SMP kan?. "
Gio mengangguk kepalanya.
" Entah lah, sulit di jelaskan. " Gio berdiri sembari menghisap rokok di tangannya menuju podium di mana beberapa pria yang lebih dewasa darinya melambaikan tangan.
Gio tersenyum sekilas.
" Jadi mau lagu apa nie?. " Gumam seorang pria menyapa Gio dengan menepuk bahunya.
" Kek biasanya aja kak, lagi galau juga nie. "
" Ok, lanjut deh. " Pria itu tersenyum kemudian meninggalkan Gio yang bersiap untuk membawa kan sebuah lagu.
***
" Terus aku sama siapa di rumah, lagian kak Arya lama kan di Kalimantan?. " Angel dan Arya berjalan masuk kedalam kafe.
" Kamu kan bisa minta Rain untuk nemenin kamu atau mau mbk yang pulang tinggal dirumah dulu sampek kakak pulang?. " Arya memundurkan kursi untuk duduk sang Adik.
Beberapa mata menatap perlakuan manis Arya pada Angel dan mereka mengira mereka adalah sepasang kekasih.
" Thanks kak, tapi gimana kalau Rain gak mau tinggal sama aku. Lagian kalau sama mbk tuh gak seru tau... "
Seorang waitress datang menyambung Arya dan Angel dengan menyerahkan buku menu.
" Mau pesen apa kak?. " Ucap nya dengan ramah.
" Kamu mau mesen?. "
" Cappucino aja makan nya aku mau nasi goreng spesial. " Gumam Angel tanpa menatap Waiters itu.
" Kalau kakak nya mau mesen apa?. " Sembari menatap Arya.
" Es coklat sama Steak medium aja, terimakasih. " Arya menyerahkan buku menu pada waiter itu.
" Baik tunggu nya kak. "
Arya menatap Angel yang badmood mau bagaimana lagi dia juga tidak bisa mengajak Angel ke Kalimantan karena Angel harus mengikuti Olimpiade.
" Nanti kakak tinggalin blak card kakak deh, gimana?. "
Angel masih diam sibuk dengan laptop yang baru saja dia keluar kan.
" Angel, kakak pergi untuk membahas bisnis yang penting bukan untuk pergi berlibur sayang. " Arya melembutkan suaranya membuat Angel menghela nafas.
" Ya udah sih pergi aja, nanti aku bilang sama Rain semoga dia mau nemenin Angel di rumah. " Gumam Angel sembari matanya menatap sekeliling Cafe di mana para gadis sedang mentap ke arah podium.
Nampak di sana Gio sedang membawa kan sebuah lagu dengan suaranya yang benar-benar merdu, petikan gitarnya benar benar sampai ke hati.
" Gio tuh ganteng juga tapi sayang susah di dapetin, mana dia suka sama Rain juga. " Batin Angel menatap Gio yang membawakan lagu.
Tepuk tangan meriah terdengar setelah Gio selesai menyanyi.
" Dia Gio kan?. " Suara Arya membuyarkan lamunan Angel membuat nya mengalihkan pandangannya pada Arya.
" Iya. " Gumam Angel singkat.
Arya mengeluarkan dompet nya di mana beberapa kartu terjajar rapi di sana, Arya menyodorkan Blakcard nya pada Angel membuat mata gadis itu berbinar.
Arya begitu paham dengan sang adik. Senyuman lebar terhias di wajah cantik Angel.
" Ini benar aku bawa selama kakak pergi ke Kalimantan?. "
" Iya, bawa aja dan kamu bisa belanja atau beli apapun itu selama kakak pergi. Tapi ingat Angel, Olimpiade mu harus memuaskan kakak hanya minta itu saja dan jangan buat masalah. "
" Siap kak, Terima kasih. "
Makanan mereka datang dan langsung segera di santap oleh mereka. Sedang kan Gio menatap Angel dan Arya yang begitu dekat dia merasa heran kenapa mereka bisa sedekat itu apa mereka ada hubungan.
" Itu Angel dan pak Arya kan?. " Gumam William.
" Iya, kok bisa mereka disini berduaan dan terlihat begitu deket?. "
" Wah gosip hangat nie, jangan jangan tu guru baru ada sesuatu ama cewek judes tuh. "
Mereka menatap interaksi Arya dan Angel sesekali dan menyimpulkan pendapat mereka sendiri di tambah dengan Arya yang mengeluarkan kartu ATM nya untuk Angel.
" Wih, blackcart kagak tuh yang keluar. Mantap amat tu bocah baru juga masuk sekolah eeeeh dah doyan pisang juga yah hahah.. " Deru tawa mereka membuat Angel merasa tak nyaman.
" Aku dah selesai makan, yuk pulang takutnya mereka mikir yang enggak enggak lagi sama kita. " Angel merapikan tas nya kemudian segera berdiri.
Arya hanya menatap sekilas ke arah Gio yang menatap nya dingin tanpa ekpresi itu, ada siratan kebencian dan rasa cemburu di setiap tatapannya pada Arya mengingat Rain telihat begitu deket dengan guru baru mereka itu.
Arya mengikuti langkah kaki Angel yang mulai menjauh dar kerumuman Genk Gio yang masih memperhatikan gerak gerik mereka.
ayahnya nya kurang tegas.