CEO yang dijodohkan oleh orang tuanya sewaktu kecil. tetapi CEO memiliki kekasih. akhirnya CEO membuat surat kontrak pernikahan selama enam bulan. Dan dia juga membuat surat cerai yang sudah dia tandatangani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Felicia Sonda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. Mulai membutuhkan
"gadis murahan" batin dimas
Dimas dan asisten han mendengar ajakan doni ke Sara. Dimas hanya melihat sepintas bintang dan melanjutkan perjalanannya kembali keruangannya.
"Benar don, kami ada kegiatan yang harus kami lakukan berdua." Kata dina
"Ya sudah, lain kali jangan menolak ya"
"Oke" jawab Sara
Sara dan dina beserta doni kembali keruangannya masing. Pekerjaan yang sempat tertunda karena rapat mereka kerjakan kembali. Dan tak terasa waktu sudah menunjukan jam untuk pulang semua karyawan. Dimas dan asisten han juga sudah bersiap akan pulang.
Dimas dan han pulang ke rumah masing masing, sedangkan dina dan Sara menuju ke kafe.
"Ra sekarang ceritakan" kata dina yang sudah duduk dengan Sara di sebuah kafe.
"Hhmmm gimana ya" jawab Sara dengan ragu
" Kami tidak percaya sama saya. Dengar ya ra, walaupun kita baru kenal, tapi saya janji akan menyimpan semuanya dengan aman. Percaya sama saya" kata dina meyakinkan
"Saya percaya kok sama kamu, tapi janji ya jangan sampai berita ini tersebar luas." Kata Sara
"Iya saya janji"
"Gini din, sebenarnya saya dan pak dimas sudah menikah bersama. Kami di jodohkan oleh orang tua kami sewaktu masih kecil. Dan almarhum mamanya menyuruh orang tua saya kalau sekiranya anak mama sama papa saya itu perempuan harus di jodohkan dengan anaknya yg sudah ada duluan yaitu dimas sekarang. Dan tak lama mama mengandung dan kamu tahu kan anaknya itu saya. Saya dan pak dimas baru seminggu menikah."
"Jadi kamu ini istri pak dimas" kata dina kaget
"Iya"
"Dan wanita tadi pacar pak dimas"
"Iya"
"Kok mereka masih bersama ra?. Kamu kan sekarang istri dari pak dimas. Kenapa pak dimas masih bersama perempuan ulat bulu itu"
"Mereka sudah pacaran sudah lama. Dan saya masuk kedalam hubungan mereka. Dan juga dimas sudah membuatkan saya surat cerai yang sudah dia tanda tangani, dan perkawinan kami hanya enam bulan saja. Dimas mencintai wanita itu dan saya juga tidak mencintai dimas sama sekali."
"Apa. Kenapa pak dimas seperti itu. Apa perkawinan itu sebuah mainan. Seenaknya saja dia memperlakukan kamu seperti itu. Itu juga kan bukan salah kamu. Kalian ini hanya korban. Maunya pak dimas paham akan itu." Geram dina
" Kamu janji ya jangan katakan sama yang lain. Yang tahu ini hanya saya dimas dan asisten han."
"Iya saya janji. Awalnya saya penggemar berat pak dimas, tapi sekarang saya sudah tidak mengagumi dia lagi. Dia laki laki brengsek. Apa coba yang dia lihat dari wanita ulat bulu itu. Seperti gadis murahan saja."
"Sudahlah. Asalkan kami tidak mengganggu satu sama lain, biarkanlah mereka. Saya juga tidak mau mengurusi urusan mereka. Dan begitu juga sebaliknya"
"Sudahlah biarkan saja. Setelah enam bulan nanti kamu pasti dapat yang lebih baik lagi."
"Ya sudah kita makan saja. Lupakan dulu permasalahan kamu itu. Saya kira kamu itu tidak ada masalah sama sekali, soalnya di kantor kamu ceria orangnya, tanpa beban begitu"
"Semua masalah tidak perlu diperlihatkan ya kan hehe"
"Iya si. Ya sudah makan yuk, kenyangkan perut kamu itu, tidak usah pedulikan suami kamu yang brengsek itu".
"Hehehe kamu ini, kalau dimas dengar habis kamu"
"Untung saja dia itu atasan kita, kalau tidak sudah babak belur dia sama saya"
"Sudah sudah. Makan makanan kamu terus pulang"
Mereka pun makan dengan saling bercanda dan banyak cerita ya g tak henti keluar dari mulut mereka.
******
"Kenapa dia belum pulang." Dimas duduk diruangan tengah sambil melihat jam didinding sudah menunjukan pukul sembilan.
" Apa dia tidak tahu kalau saya ini kelaparan. Aaa kenapa juga saya harus terikat dengan masakannya itu. Gara gara sering memakan makanannya saya sudah tidak selera makanan di luar." Kata dimas dengan dirinya sendiri. Dimas menunggu di ruangan tengah dan tak terasa dia ketiduran di kursi.
Dan tak lama Sara pun akhirnya membuka pintu.
"Kenapa dia tidur disini" batin Sara yang melihat dimas sedang tidur di kursi.
"Sudahlah, saya mau ke kamar saja. Biar saja dia disini." Katanya lagi.
Sara masuk kekamar dan membiarkan dimas tetap tidur di ruangan tengah. Ketika Sara selesai dengan aktifitas ritual mandinya dan berganti pakaian, Sara pun naik ke ranjangnya.
"Apa dia sudah bangun ya" batin Sara.
Sara pun keluar dari kamar karena penasaran.
"Kok dia masih disini. Apa dia tidak kedinginan" batin Sara yang masih melihat dimas tidur.
"Dim bangun. Dim bangun" kata Sara menggoyangkan badan dimas
"Mmmmm. Kamu kenapa baru pulang. Dari tadi saya nunggu kamu."
"Loh kenapa memang kamu nunggu saya. Saya kan tidak suru kamu nunggu saya"
"Mmm saya lapar ra, masakan sesuatu , saya belum makan dari tadi"
"Kenapa tidak pesan saja"
"Tidak mau. Saya mau makan yang kamu masak"
"Iii dia kira saya ini babunya kali. Tapi kasihan juga". batin Sara
"Ya sudah tunggu sebentar saya lihat apa yang ada di kulkas."
"Mm"
Sara berjalan menuju dapur dan memeriksa apa saja yang akan dia masak. Ternyata ada ayam dan sayuran. Akhirnya dia memasak opor ayam dan sayur bening.
Dimas menuju ke meja makan dan memperhatikan Sara memasak.
"Kamu kenapa pulang tengah malam begini. Kamu keluar sam doni" tanya dimas
"Tidak. Saya keluar sama dina. Memangnya ada apa"
"Ooo. Tidak apa apa."
"Iii aneh" batin Sara
"Apa belum masak"
"Bentar lagi"
"Saya sudah lapar ini"
"Salah sendiri, tidak mau pesan saja"
"Saya tidak mau"
"Ya sudah kalau begitu sabar"
"Iya"
Dimas patuh dan diam menunggu.
Dan tak lama masakan Sara pun sudah masak. Sara menyajikan makanannya di atas meja yang sudah di tempati Dimas untuk menunggu.
"Akhirnya masak juga"
"Iya. Makanlah"
"Kamu mau kemana"
"Ya ke kamar lah. Makanannya kan sudah masak. Saya mau lanjut tidur"
"Duduk di sini temani saya makan"
"Tapi...... Baiklah"
Sara pun memutuskan menemani Dimas untuk makan. Sedangkan yang di tunggu begitu menikmati makanannya.
"Aaa memang enak ini makanan." Batin Dimas
Karena bosan menunggu, akhirnya Sara tertidur di atas meja makan tanpa disadari Dimas. Dimas terus memakan makanannya sampai habis.
"Waaa kentangnya" kata Dimas yang telah selesai memakan makanannya dan memegang perutnya yang sudah terisi.
"Kamu....." Dimas berhenti berbicara ketika melihat orang yang akan dia bicarai sudah tertidur.
"Pantas saja dia tidur. Sekarang sudah jam satu malam. Terima kasih makanannya." Kata Dimas yang sudah didekat Sara.
Dimas membuka wajah Sara dari rambut yang menutupi wajahnya.
"Kamu cantik" batin Dimas.
Dimas mengangkat Sara naik keatas. Tanpa sadar dia membawa Sara masuk di kamarnya dan membaringkannya. Dia pun tidur di samping Sara dan tidur.