Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DALANG DI BALIK PENYERANGAN
"Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Leon sembari menempelkan stetoskop di dada Elzatta.
"Tidak ada," jawab Elzatta singkat.
"Maksudku, di bagian mana yang sakit? Apa di lengan kirimu?" Leon menunjuk lengan Elzatta dengan dagunya, lalu melepas stetoskop dari telinganya. "Tolong bantu aku bersandar dulu, Le," tangan Elzatta terulur meminta bantuan, dan Leon dengan sigap membantunya bersandar pada ranjang.
"Kalau lengan biasa saja, kan aku sudah sering kena tembak, hehe," Elzatta terkekeh lalu menghembuskan napasnya pelan, "Tapi di sini masih sedikit sakit, Le," katanya sambil menunjuk perutnya. "Aku sempat muntah darah tadi karena dipukul pakai balok kayu."
Wajah Leon berubah khawatir, lalu memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah Elzatta dengan cepat dan teliti. "Sebaiknya kita kerumah sakit sekarang," ujarnya.
"Tidak mau, aku sudah tidak papa, percayalah," Kata Elzatta sambil melepas selang oksigen yang masih menempel di hidungnya.
Melihat itu Leon mencegahnya, "Haish, kenapa kau lepas, sih?" protesnya.
"Sudahlah, itu membuatku tidak nyaman, Le!"
Leon menggelengkan kepalanya, "Di rumah sakit, kita bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti USG, untuk mengetahui kondisi internalmu dan memberikan perawatan yang tepat," ucapnya lagi.
"Baiklah, tapi tidak sekarang. Le, sebenarnya kita sedang berada dimana?" tanya Elzatta sambil menelisik ruangan dengan rasa penasaran.
"Kita berada di rumah Alex, dia yang menolongmu dan merawatmu tadi sebelum aku datang." Ucapan Leon membuat Elzatta seketika menoleh padanya. "Kok bisa, d-dia?"Elzatta menggaruk hidungnya.
"Lebih tepatnya, anak buahnya yang menemukanmu dan membawamu ke sini," kata Leon, menarik napas lega. "Aku bersyukur Alex menanganimu tepat waktu dan merawatmu dengan baik," ia jadi teringat kesalahpahamannya tadi, seketika rasa bersalah muncul dihatinya.
"Sebenarnya siapa yang membuatmu seperti ini?" Akhirnya Leon mengingat poin penting yang ingin ia tanyakan.
"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja aku di keroyok tiga pria setelah dari toko buku langgananku, mungkin mereka kawanan begal," Elzatta mengendikkan bahunya. Mendengar penjelasan sahabatnya, Leon memicingkan matanya, dan menatapnya dengan ekspresi serius, "Jangan-jangan kau punya musuh, lalu mereka mengejar mu hingga kemari. Kau juga belum bercerita kan, saat kau tiba-tiba menghilang di pemakaman waktu itu?" Ia mencoba menebak-nebak.
"Eeh, sepertinya tidak sih," ragu-ragu Elzatta menjawab sambil menggaruk kepalanya. Leon hanya manggut-manggut, kemudian bertanya lagi, "Lalu, tadi siang kau menemui ku untuk apa? Kau tau, aku sudah sangat penasaran, dan sekarang jangan lagi membuatku penasaran. Cepat katakan!" suaranya tenang namun penuh tekanan.
Elzatta melirik sahabatnya, "Mampus!" ucapnya dalam hati. Sebenarnya, tadi siang Elzatta ingin sekali berterus terang pada Leon tentang Alex. Namun, pertemuan mereka bertiga yang tidak terduga membuatnya ragu untuk bercerita. Selain karena Alex adalah sahabat Leon, Elzatta juga khawatir penjelasan nya akan memicu masalah yang lebih panjang dan rumit. Elzatta pun berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya. "Ekhem, sebelumnya aku ingin bertanya dulu padamu. Mengapa kau melarangku dekat-dekat dengan Alex? Kan, tadi katamu dia sudah menolongku dengan baik."
Leon menegakkan tubuhnya, lalu memegang kedua pundak Elzatta. "Dengarkan ini baik-baik, aku sudah berteman cukup lama dengannya, aku tahu dia orang seperti apa. Aku begini karena peduli padamu dan tidak ingin kau kenapa-napa," ia menghela napasnya, "Dia seorang Mafia, Za," suaranya sangat lirih, mencoba meyakinkan Elzatta lewat sorot matanya.
"Jadi dia..." Elzatta termenung, kembali mengenang pertemuan pertamanya dengan Alex. "Pantas saja," gumamnya dalam hati. Ia pun manggut-manggut, "Dasar Mafia ceroboh, sok-sokan pergi sendiri tanpa anak buah, tumbang juga kan akhirnya, Cih!" Elzatta berdecih mengingat waktu itu Alex pergi sendiri tanpa satupun anak buahnya.
Leon menghempaskan tubuhnya di kursi, lalu mengangguk, "Ya, sebaiknya kau berhati-hati,"katanya mengingatkan. "Sekarang beritahu aku, kenapa kau menemui ku tadi siang?"
"Emmm..." Elzatta mencoba mencari alasan yang tepat, "Sebenarnya, aku.... aku hanya ingin mengajakmu mengunjungi Bianca Jakartena, ya itu saja, hehe."
Mata Leon membola, "Apa?! Kau gila! Aku kan sudah pernah bilang tidak mau kesana lagi!" ucapnya sewot, membuat Elzatta nyengir, "Ya, aku tahu, karena itulah tadi aku kesana sendiri." Kilahnya.
"CK,, kukira apa. Padahal aku sudah penasaran setengah mati! Yasudah, sebaiknya sekarang kita tidur," titahnya.
"Kita tidak pulang?" Elzatta mengerutkan dahi.
Leon menoleh ke arahnya, "Kau yakin akan pulang dengan kondisi seperti ini?" tanya nya. "Sudahlah, kita menginap dulu malam ini di sini. Aku akan tidur di sofa, jika butuh sesuatu bangunkan aku," ujarnya sambil merebahkan tubuhnya di sofa samping ranjang.
"Baiklah."
***
Elzatta memandang Leon yang mulai menutup mata, "Andai saja kau tahu bahwa Juan juga seorang mafia, Le," ucapnya dalam hati, lalu menunduk dengan menghembuskan napasnya, "Pasti kau orang pertama yang akan menentang hubunganku dengannya."
"Tapi, tunggu. Apa hubungan Alex dengan Dahlia? Mungkinkah dia kekasihnya?" Elzatta masih berperang dengan pikirannya. "Aku harus bertemu dengan Alex dan menanyakan ini secara langsung. Tapi dimana dia, mengapa tidak terlihat batang hidungnya?"
Ya, Elzatta sudah tahu siapa calon suaminya sebenarnya. Diam-diam, ia menyelidiki tentang Juan yang ternyata bukan hanya seorang CEO sukses, tapi juga seorang mafia yang terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal.
Beberapa waktu lalu, di saat liburan sekolah, Elzatta pamit kepada Leon untuk pergi ke Amerika selama satu minggu. Ia mengatakan ada tawaran pekerjaan yang menarik dengan bayaran mahal. Disana, Elzatta bekerja sebagai bounty hunter, dan memiliki sebuah tim yang solid. Kenapa pamit pada Leon? Karena hanya Leon yang tahu tentang pekerjaan dan kemampuan khususnya selama ini. Bahkan Ayah Mahardika dan Ibu Rosie tidak pernah tahu tentang aktivitasnya ini. Jika Elzatta pergi cukup lama, mereka hanya tahu bahwa ia sedang pergi berlibur ke suatu tempat.
Leon sempat terkejut mendengar Elzatta akan kembali ke negara itu meskipun hanya beberapa waktu, karena ia pernah berkata akan meninggalkan profesinya sebagai bounty hunter setelah bertunangan dengan Juan, tapi kenapa tiba-tiba malah ingin kembali melakukan pekerjaan itu lagi? Saat itu Leon hanya bisa mengangguk dan meminta Elzatta berhati-hati, tanpa curiga bahwa Elzatta sebenarnya tidak pergi ke Amerika, melainkan ke Jerman untuk membuntuti Juan.
Entah kenapa instingnya mengatakan ada yang tidak beres, dan banyak rahasia yang di sembunyikan oleh Juan. Elzatta beberapa kali mengajaknya untuk melihat baju pengantin mereka, namun Juan mengatakan sedang sibuk melakukan perjalanan bisnis.
Elzatta yang curiga, karena akhir-akhir ini Juan sering kembali ke negara asalnya, akhirnya mengetahui fakta bahwa Juan memiliki kekasih di sana. Ya, Elzatta juga tahu wanita itu bernama Dahlia Smith, tapi ia belum tahu kalau Dahlia adalah mantan kekasih Alex.
Malam itu, Elzatta membuntuti Juan di sebuah club, mengamati gerak-geriknya dengan hati-hati agar tidak terdeteksi oleh anak buah Juan. Di tengah sorot lampu yang gemerlap dan musik yang keras, Elzatta melihat Juan fokus memandang dan berkomunikasi dengan seorang wanita yang berjoget di dance floor melalui sebuah alat, terlihat mereka saling bertukar pesan atau instruksi. Saat wanita itu berlari, Juan pun bergerak cepat menyusulnya, membuat Elzatta penasaran.
Akhirnya, Elzatta menyadari bahwa Juan dan wanita itu sedang menjebak seseorang, dan ia tidak bisa tinggal diam melihat kekuatan yang tidak seimbang. Entah salah atau benar Elzatta tidak peduli, ia memutuskan untuk menolong seseorang tersebut dengan melemparkan granat asap dan bergerak cepat membawanya kabur.
Karena alasan itulah, Elzatta tidak jadi cerita pada Leon tentang awal pertemuan nya dengan Alex, yang pasti akan berbuntut panjang.
Dan dalang di balik penyerangan Elzatta tadi sore adalah Dahlia. Ia yang begitu penasaran, nekat kabur dan datang langsung menemui Juan di Indonesia. Dahlia ingin tahu siapa wanita yang menurutnya beruntung akan menikahi Juan, kekasihnya. Ketika sudah bertemu dengan Elzatta, Dahlia begitu meremehkannya. Menurutnya, Elzatta tidak lebih cantik dan tidak lebih pintar darinya. Dahlia menilai Elzatta hanya gadis lemah yang mudah di tindas.
Potret Dahlia Smith
...----------------...
Apa jadinya ya, jika Alex tahu bahwa yang melakukan penyerangan pada Elzatta itu mantan kekasihnya? 😱