Kejadian ini bermula saat Riza Adiatama (25) yang seorang penyandang Autisme kabur dari kurungan jeruji besi di kediamanya, Dia sudah bosan dengan orang orang terdekatnya yang malah memperlakukan dia secara tidak manusiawi.
Di tengah pelariannya dia bertemu dengan sesosok gadis cantik bernama Velisha Widadari, Dara jelita yang berusia 22 tahun itu berprofesi sebagai penjual makanan cepat saji di sebuah stand pinggir jalan, demi menghidupi keluarga dan membiayai kuliahnya,
Pertemuan itu menjadi awal kedekatan natural mereka yang tanpa memperdulikan latar belakang masing masing.
# Hanya Tulisan Sederhana 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anas seanor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TA 26
Riza segera meninggalkan kantor Redrick dengan sedikit rasa kecewa di benaknya, karena memang dia tidak bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar menggertak, tanpa ada satupun point yang dia dapat.
…
Riza kembali menyambangi pusat rehabilitasi Sesil untuk menemaninya lagi.
"Kau tau, mamah mungkin tidak akan setega itu menyakitimu, tapi mungkin karena satu atau lain hal dia tidak bisa membelamu" ucap Riza yang duduk berdampingan dengan Sesil.
Namun Sesil hanya terdiam dan bermain dengan ujung bajunya sendiri.
"Cepatlah sembuh, supaya kakak tidak merasa bingung dengan semua ini, kuharap kau punya jawabanya nanti," ucap Riza.
Riza lalu menghubungi kakeknya untuk meminta pendapatnya soal keadaan di lapangan, dan mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan semuanya tanpa ada kegaduhan yang berarti.
"Kek, aku perlu bantuan mu"
...***...
Menjelang senja, terlihat Velisha yang berjalan di lorong jalan yang menuju ke rumahnya.
Setibanya di halaman rumahnya, dia sangat terkejut ketika melihat barang-barang yang tadinya ada di dalam rumah, kini sudah menumpuk di luar.
"Apa apaan ini?, pasti ada yang tidak beres, Ayaah!" Velisha langsung sedikit berlari masuk ke dalam rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Velisha langsung melihat beberapa orang yang sedang mengobrak abrik seisi rumahnya, dan mengangkut semuanya keluar,
Dan Beni hanya bisa menangis di pojokan kamarnya.
"Ada apa ini?, hentikan kalian, aku mohon jangan menghancurkan semuanya" pekik Velisha
Salah satu pria sangar langsung mengalihkan perhatian pada Velisha, lalu melangkah untuk berhadapan denganya.
"Hutang kalian sudah tertunda cukup lama, bos kami sudah tidak bisa bersabar lagi, jadi kalau Anda tidak bisa membayarnya sekarang juga, anda harus segera tinggalkan rumah ini untuk kami jual" ucap sang debt kolektor.
Velisha langsung menebak-nebak kalau mereka pastilah orang-orang suruhan keluarga Zidan, karena hanya kepada mereka Ayah Velisha memiliki hutang yang besar.
Dan itu mungkin karena pagi tadi dia bersikap kasar pada Zidan, dan dia mengadukan itu ke pihak keluarganya.
"Saya mohon tunggu sebentar, saya akan berbicara dulu dengan bos kalian, saya mohon jangan dulu di keluarkan semuanya" ucap Velisha
Dia langsung menghubungi nomor Zidan tanpa bertanya lagi siapa yang menyuruh mereka.
"Zidan, Kenapa kau harus melakukan ini? apa kita tidak bisa menyelesaikan masalah kita secara baik baik?" tanya Velisha.
📲"Ya sebenarnya aku juga ingin seperti itu, hanya saja mau bagaimana lagi, itu urusan keluarga kan, jadi aku tidak bisa apa-apa" ucap Zidan.
"Kita harus bertemu sekarang juga, aku mohon" ucap Velisha.
📲"Baiklah kalau kau ingin bertemu,, kau bisa menemuiku di tempat karaoke yang tidak jauh dari kampus, aku sedang di sana sekarang." ucap Zidan.
"Baik, aku akan ke sana sekarang juga" ucap Velisha
📲"Aku akan menunggumu" ucap Zidan dengan senyum penuh kemenangan.
Velisha lalu menghampiri sang ayah terlebih dulu sebelum dia pergi.
"Yah, aku harus membicarakan hal ini dulu dengan Zidan, dan secepatnya aku akan segera kembali lagi" ucap Velisha.
"Iya nak, maafkan ayah" ucap Beni
"Ayah tidak perlu minta maaf, aku pergi dulu," ucap Velisha
Diapun segera beranjak pergi, karena dia tau Zidan tidak akan mendengarkan permintaanya kalau dia tidak menemuinya secara langsung.
Velisha langsung pergi ke tempat janjian dengan Zidan, ya itu di sebuah tempat karaoke.
Velisha langsung diarahkan oleh petugasnya ke salah satu room di sana , Velisha segera membuka pintunya dan terlihat Zidan tidak sendirian di sana, dia bersama 3 teman prianya, dan masing masing di dampingi oleh wanita pemandu yang seksi.
Velisha memaksakan diri untuk masuk ke ruangan yang sedikit bising oleh musik yang diputar Zidan, meski sebenarnya dia enggan berada di tempat yang seperti itu, tapi dia tidak punya pilihan.
Zidan yang bernyanyi di sofa empuk di depan sebuah layar sontak menghentikan karaokenya, dia yang juga di dampingi seorang wanita seksi di sampingnya langsung mengangkat tangan pada Velisha yang baru saja masuk.
"Kemarilah duduk bersamaku" panggil Zidan yang sekarang merasa punya kendali penuh atas Velisha.
Velisha yang memang tidak punya pilihan lain segera mendekat dan duduk di samping Zidan tanpa berpikir.
Zidan langsung merengkuh bahu Velisha untuk merapatkannya pada dirinya, dan kini dia di apit oleh Velisha dan gadis pemandu di sisi lainnya
Velisha hanya bisa pasrah, Karena sekarang dia hanya memikirkan nasib Ayahnya yang pasti mendapat kemalangan jika saja mereka tidak punya tempat tinggal lagi.
"To the point saja, aku minta keringanan waktu lagi, jangan dulu usir ayahku dari rumah, dia baru juga sembuh dari sakitnya" ucap Velisha.
"Itu soal gampang, sekarang minumlah dulu dan bernyanyi bersamaku sebentar" ucap Zidan.
Zidan langsung mengambil gelas yang berisi minuman beralkohol, kemudian meminumkannya langsung pada Velisha.
"Minumlah" ucap Zidan.
"Tapi aku tidak bisa minum alkohol" ucap Velisha.
"Sedikit saja, kau tidak akan mabuk, tenang saja " ucap Zidan.
Zidan pun sedikit memaksa Velisha untuk menenggak minumanya.
"Uhuk" Velisha sampai tersedak karenanya.
Bau yang menyengat dan rasa yang menurutnya aneh juga langsung membuat Velisha merasa mual dan pusing.
Setelah menenggak habis gelas pertama, Zidan mengisinya lagi dan lagi , sampai Velisha benar benar mabuk.
"Sudah cukup, aku tidak mau lagi" ucap Velisha.
"Kau hebat, bisa minum banyak kan, ayolah, sedikit lagi," ucap Zidan yang merasa belum terlalu mabuk, dan dengan gemas merangkul Velisha di sofa.
"Aku ingin pulang, ayahku pasti menungguku" ucap Velisha yang mabuk.
"Tenang dulu sayang, kita bersenang senang saja dulu di sini, kita pulangnya besok saja ya?, soal rumahmu kau tidak perlu khawatir, aku akan segera menelpon orang orangku untuk segera pergi dari rumahmu" ucap Zidan.
"Ya, baiklah" ucap Velisha yang sudah tidak bisa menolak karena merasa tidak punya tenaga, bahkan untuk sekedar berdiri.
Zidan benar-benar sangat menantikan momen langka itu, jadi dia tidak ingin menyia nyiakan kesempatan yang sangat jarang itu dengan menghabiskan malam bersama Velisha untuk bersenang senang.
Namun serombongan pria berjas hitam tiba tiba memasuki Ruangan dan langsung menyekap teman teman Zidan.
Zidan yang memeluk Velisha langsung terperanjat Kaget, "Hey, siapa kalian?" tanya Zidan yang memang belum terlalu mabuk itu.
Tiba tiba sebuah helm mengantam tepat ke kepala Zidan.
'Takkk' "Arghhhgh, apa apan ini?" tanya Zidan yang kesakitan.
Dia langsung berdiri dari duduknya, dan langsung berhadapan dengan pria yang wajahnya memakai masker hitam.
"Si, siapa kau, kenapa kau mengangguku, apa kau tidak tau aku ini siapa?, aku pelanggan vip di sini" ucap Zidan dengan marah.
"Aku ingin membawa pulang Velisha" ucap Riza
"Oh, kau pria pemotor itu kan?" tanya Zidan.
'Ptak' " Awww, awh jangan pukul lagi, sakit brengsek" erang Zidan langsung memegangi kepalanya dan terduduk ke kursi lagi saat helm Riza menghantam kepalanya lebih keras.
"Tidak perlu banyak bicara, menyingkirlah." ucap Riza.
"Apa salahku?, dia yang mendatangiku kesini, aku tidak memaksanya" ucap Zidan.
Riza langsung mengangkat kembali helm di tanganya untuk memukul Zidan lagi.
"Oke oke, jangan pukul, aku akan biarkan kau membawanya, tapi kau harus menanggung hutang ayahnya pada keluargaku, bagaimana?" tanya Zidan mencoba membebani Riza.
"Katakan saja nominalnya berapa, sekarang juga akan ku lunasi semuanya" ucap Riza.
"Apa kau serius?" tanya Zidan.
"Apa kau lihat aku sedang bercanda sekarang?" tanya Riza dengan mengangkat helmnya lagi.
"Baiklah baik, Hutang nya 40 juta saja," ucap Zidan
"Kalau begitu mana nomor rekening keluargamu dan nomor telponnya" ucap Riza.
"Untuk apa?, kau bisa membayar nya langsung padaku" ucap Zidan,
"Sayang nya aku tidak percaya padamu, jadi berikan saja" ucap Riza.
Dia tidak yakin kalau Zidan bisa di percaya untuk menyampaikan uang itu pada keluarganya, mengingat gaya hidupnya yang sangat boros dan suka berpoya poya.
Dan jika seandainya uang pembayarannya itu tidak sampai ke keluarga Zidan, jelas yang di rugikan adalah pihak Velisha, karena mungkin tuntutan untuk membayarnya akan tetap ada meskipun sudah di bayar oleh Riza.
semangat 💪💪
msih pnsaran knpa Riza gk jjur aka
1 vote utkmu thor..💪💪