Adira tak menyangka bahwa suami dan sahabatnya berselingkuh di belakangnya.
Dia melihat mereka duduk makan berdua di sebuah restoran dengan begitu mesranya. Sakit dan hancur itulah yang di rasakan Adira.
📢📢 Jangan lupa Beri Nilai, Like, Komen, Vote, Hadia dan Favoritkan ya kakak-kakak semuanya.
maaf jika Masi banyak kekurangan
mohon dukungannya ya. Terimakasih 😊😊🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pujangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Adira sedang bersiap menuju ke pengadilan, untuk memasukkan berkas gugatan perceraiannya dengan Aditia, Setelah siap Adira menuju pengadilan beserta sang mama yang menemaninya.
Satu jam dalam perjalanan mereka telah tiba di parkiran pengadilan.setalah sampa adira dan mama Anita turun dan berjalan beriringan menuju kedalam gedung pengajuan.
Adira menarik nafas dalam-dalam, sang mama yang mendengar tarikan nafas sang putri yang berbeda disampingnya,hanya bisa menguatkan adira.
"Apa kau sudah siap,sayang."tanya sang mama sambil melihat wajah putrinya.
Adira hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada sang mama yang menandakan ia telah siap.
Anak dan mama itu melangkahkan kaki. memasuki tempat yang tak pernah terpikirkan dan terbayangkan seumur hidup bagi Adira. dia akan menginjakan kakinya di tempat ini.tempat yang akan menjadi saksi kandasnya rumah tangga yang di bina oleh dirinya dan Aditia. ini bagaikan mimpi buruk baginya datang ketempat ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Radit yang sedang bekerja memeriksa dan menandatangani berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya.
Tok....tok Bunyi pintu yang diketuk
"Masuk" Suara Radit, tatapannya fokus ke berkas yang sedang diperiksa olehnya. tanpa melihat dia sudah tahu yang datang adalah Johan.
Johan membuka pintu dan masuk kedalam ruangan Radit. "Tuan ada beberapa berkas yang harus segera ditandatangani."
Radit menerima dan membacanya kemudian menandatangani berkas yang dibawahnya Johan Setelah selesai Radit melirik kearah Johan"Apa kau sudah melakukan perintahku?"Tanya Radit
"Sudah tuan, orang yang saya peringatkan sudah memberikan kabar Bahwa, Nona Adira sudah sampai ke pengadilan dan memasukan gugatan perceraiannya" Ucapan Johan membuat Radit .tersenyum samar yang tak dapat dilihat Johan.
"Baiklah kau boleh pergi lanjutkan pekerjaanmu"Ucapnya sambil memberikan berkas yang sudah selesai ditandatangani pada Johan.
"Saya permisi tuan"Johan menerima berkas tersebut dan melangkahkan kakinya keluar ruangan Radit.
Setelah Johan keluar ,Radit tersenyum bahagia.Karena sebentar lagi dia bisa mengejar Adira kembali untuk menjadi miliknya.
"Tak sabar aku menunggu perceraian Adira dengan suaminya yang brengsek itu, Aku akan menjadikanmu milikku, tak akan aku menyakitimu atau membuatmu kecewa. ah,aku jadi merindukannya sekarang dia lagi ngapain ya."Ucap Radit dengan tersenyum lebar dari bibirnya
Radit meraih ponsel dan mengirimkan Adira pesan berharap ada balasan dari sang pujaan hati, Agar dapat sedikit mengobati rasa rindunya."sayang, kau lagi apa?" setelah itu melanjutkan pekerjaannya.
Dua jam kemudian Radit telah menyelesaikan pekerjaannya. Tangannya meraih ponsel berharap suda ada balasan dari pujaan hatinya namun sayang tak ada balasan sama sekali.
"Apa dia sibuk?"Ucap Radit berdiri dan melangkah keluar ruangan, karena suda saatnya jam pulang kantor.
Sesampainya di rumah Radit disambut oleh sang mama. Senyuman yang lepas dari bibirnya membuat sang mama keheranan.
"Wajahmu kelihatan sangat bahagia?"Ucap mama Amelia.
Radit mendekat dan duduk di samping sang mama"Ia ma,mama tau hari ini Adira menggugat cerai suaminya jadi aku sangat bahagia"Ucapnya Dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya.
"Apa? Kenapa bisa dia menggugat suaminya, Jangan bilang karena kau menganggu rumah tangga mereka?"Marah sang mama pada anak lelakinya
"Sembarang mama kalau bicara,Mama tau karena suaminya berselingkuh dengan Nadia jadi Adira menggugat suaminya bukan karena aku"Jawabnya santai
"Apa katamu"Kaget mama amelia
"Ia ma, Kemarin aku dan papa langsung pergi ke rumah Nadia untuk membicarakan pembatalan pernikahan dengan papanya, maaf ya ma, kami nggak ngabarin mama terlebih dahulu." Ucapnya dengan menggaruk kepalanya yang mama Amelia tahu tidak gatal sama sekali
Karena memang papa Rijal dan Radit pergi tanpa memberitahu kepada sang mama
"Mama nggak nyangka kalau Nadia bisa berbuat sejahat itu pada sahabatnya sendiri"Mam Amelia Sambil menggelengkan kepala
"Ma, kalau Adira sudah resmi bercerai, apa mama mau menerima Adira sebagai menantu mama?"Tanya Radit sambil menggenggam tangan sang mama
"Mama tak melarang mu, bukankah dia yang kau harapkan untuk menjadi pendamping mu? Asalkan kau bahagia mama juga ikut bahagia." Ucap sang mama sambil tersenyum kearah putranya
"Makasih ma, Radit kira mama akan membenci Adira karena pernah pergi meninggalkan Radit"Ucapnya sambil membalas senyuman sang mama
"Untuk apa mama membencinya, mama kan sudah mendengar penjelasan dari kamu waktu itu, Tapi kamu yakin Adira Masi mau menerimamu" Ucapan sang mama membuat Radit mendengus tanda tak suka atas ucapan sang mama
"Makanya mama doain Radit supaya Adira mau kembali sama aku, tapi kalau dia tidak mau Radit paksa saja agar dia mau kembali sama Radit"Ucapan Radit sambil bercanda pada sang mama
"Kau gila, kalau dia jadi membencimu bagaiman?"
"Radit hanya bercanda ma, aku akan berusaha membuat dia jatuh cinta lagi pada Radit seperti dulu"
"Dasar anak ini"
"Radit istirahat dulu ya ma"Pamit Radit
"Iya istirahatlah, semoga kau berhasil mendapatkan Adira kembali" Doa sang mama untuk putranya.
Radit tersenyum kearah sang mama dan melangkahkan kaki menuju ke kamarnya.