Suamiku Ternyata Orang Kaya

Soraya dibuat tercengang setelah melihat keatas panggung yang ada didepannya.

WILL YOU MARRY ME

Begitulah tulisan yang terpampang sangat besar dan juga jelas. Soraya hanya menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia tidak bisa berkata-kata. Dia begitu terkejutnya saat ini.

"Will you marry me" ucap Danu sambil menekuk salah satu kakinya, dia berlutut dihadapan Soraya.

"Terima"

"Terima"

"Terima"

Soraya lebih kaget lagi, ternyata kedua sahabatnya dan juga Mama dan Papa Danu juga sudah ada disini. Mereka semua memberi isyarat untuk Soraya menerima lamaran dari Danu.

"Apa aku sedang bermimpi?" tanya Soraya sambil mencubit tangannya sendiri.

"Aw" pekiknya, "Ternyata aku tidak bermimpi" gumam Soraya masih tidak berkedip menatap Danu.

"Kenapa diam? Apa kamu tidak bersedia menikah denganku?" tanya Danu.

"Aku tidak tau" jawab Soraya sambil menunduk.

"Why?" tanya Danu lagi.

"Aku tidak pantas buat kamu, kamu terlalu tinggi buat aku" ucap Soraya tidak kuat menahan air matanya yang sudah menggenang dipelupuk matanya.

"Kenapa bilang seperti itu? dan kenapa kamu menangis? Kita ini sama, aku juga bukan siapa-siapa. Aku hanya pekerja biasa, bukan orang penting dan terpandang. Aku hanya seorang Danu, asisten dari pemilik perusahaan WJ CORP tidak lebih. Jadi aku tanya sekali lagi, maukah kamu menjadi istriku. Menjadi Ibu dari anak-anak ku kelak?" ucap Danu sambil mengulang pertanyaan nya yang tadi.

"Aku mau" jawab Soraya sambil menganguk. Lalu Danu menyematkan cincin yang tadi dia beli bersama dengan Soraya.

Semua orang yang ada disitu langsung bersorak bahagia, sebentar lagi Soraya akan menikah.

"Selamat ya Sora... Aku ikut senang" ucap Rina sambil memeluk Soraya.

"Selamat Sora, semoga lancar sampe hari H" ucap Lulu juga memberi selamat pada Soraya.

"Terimakasih semuanya. Jadi kalian sudah merencanakan semua ini?" tanya Soraya pada kedua sahabatnya.

Rina dan Lulu menganggukkan kepalanya, mereka juga tersenyum sambil berpelukan bersama.

Disisi lain Danu sangat bahagia bisa mengungkapkan perasaannya. Papanya benar, jika semua yang baik harus disegerakan.

Seperti sekarang ini, ternyata Danu cepat menyadarinya. Jika dia memang sudah memiliki perasaan pada Soraya, maka dari itu Danu ingin segera halal untuk menyentuh Soraya.

Danu ingin bisa membantu Soraya tanpa rasa canggung dan bersalah karena bukan mahromnya. Dengan kondisi seperti ini Danu ingin bisa merawat Soraya langsung tidak harus dengan perawat.

"Selamat ya sayang, Mama bangga padamu. Kamu sangat gentleman" ucap Mama Rena sambil mengusap lengan putranya.

"Makasih Ma" jawab Danu sambil tersenyum tipis.

"Good boy, kamu memang keturunan Papa" ucap Papa Wijaya menepuk pundak putranya.

"Thanks Pa" jawab Danu.

"Oke, sekarang kita sudah berkumpul. Bagaimana jika pernikahan kalian dilangsungkan besok lusa, kebetulan kan hari libur jadi pasti akan sangat meriah" ucap Mama Rena memberi usul.

"Tapi Ma, ini terlalu cepat. Lagi pula kan kita harus mempersiapkan semuanya dulu" ucap Danu tidak setuju dengan saran Mama Rena.

"Kamu tidak perlu khawatir oke, semua biar Mama yang urus. Kalian berdua tau beres saja, niat baik kan harus disegerakan jangan ditunda-tunda. Pamali" jelas Mama Rena.

"Terserah Mama saja lah. Danu akan ikut pengaturan dari Mama" ucap Danu pasrah. Dia tidak akan banyak protes jika Ibu Ratu sudah berbicara.

"Good boy" ucap Mama Rena sambil mengusap pucuk kepala Danu.

Setelah semuanya setuju, Mama Rena langsung menghubungi WO untuk mempersiapkan pernikahan dadakan Danu dan Soraya. Mama Rena rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Bahkan WO nya sudah setuju dengan bayaran 2X lipat.

Mama Rena sebenarnya menginginkan pernikahan Danu dibuat sangat mewah dan megah. Tapi karena permintaan Soraya supaya yang biasa saja, maka mau tidak mau Mama Rena setuju. Walau tidak sepenuhnya sederhana, Mama Rena tetap membuat pesta resepsi untuk Danu dan Soraya.

Ini adalah moment yang sangat sakral dan juga sekali seumur hidup harapannya. Maka dari itu Mama Rena benar-benar totalitas mempersiapkan nya.

Dari gaun resepsi sudah ada, baju untuk akad juga sudah siap. Walaupun semuanya serba mendadak tapi semuanya sudah lengkap dan sempurna.

.

Jika Danu dan Soraya sedang menanti hari bahagia mereka berdua. Berbeda dengan Devon Tomlinson yang sedang kacau, dia baru saja dapat kabar. Jika perusahaan nya yang ada dijerman sedang dalam masalah. Mau tidak mau Devon harus segera kesana, walau dia memiliki sodara. Devon selalu yang diandalkan, karena sodaranya sama sekali tidak bisa mengurus perusahaan.

Dia hanya bisa mengurus pasien-pasiennya saja, dia tidak bisa diandalkan dalam masalah bisnis. Maka dari itu Devon dan Devin tidak pernah akur walau mereka sodara kandung.

"****! Kenapa bisa perusahaan bisa kecolongan hal sebesar itu. Apa yang kalian lakukan disana, dasar dodoh! Tidak becus" ucap Devon murka, dia benar-benar sangat marah.

Kenapa bisa, mereka semua tenang-tenang saja sebelumnya. Jika semua data-data perusahaan bocor pada perusahaan lain, ini pasti ada yang tidak beres.

Devon dan juga asisten pribadinya langsung berngakat menuju Jerman. Seperti biasa dia menggunakan jet pribadinya supaya bisa lebih tenang. Apa lagi sekarang fikirannya sedang kacau memikirkan bagaimana nasib perusahaan nya.

Jika tidak cepat-cepat ditangani maka akan hancur, perusahaan yang dia dirikan sendiri sejak awal harus hancur. Itu tidak akan terjadi, jadi Devon akan melakukan segala cara untuk memulihkan nya.

Tidak perduli jika dia harus lebih kerja keras lagi. Dia ingin semuanya perfect, tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun.

Setelah menempuh perjalanan balasan jam Devon sudah sampai disebuah gedung perkantoran. Ya, Devon langsung menuju perusahaan nya, dia tidak mau membuang-buang waktu. Dia langsung masuk dan mengerjakan semuanya dibantu oleh asisten pribadinya.

"Suruh orang yang bertugas mengurus semua ini datang kesini, saya ingin tau apa yang sebenarnya terjadi disini" ucap Devon memberikan perintah.

"Baik Tuan" jawab sang asisten pribadinya.

Tak berapa lama datang dua orang yang mengurus semua ini. Devon langsung menghajarnya tanpa ampun, kali ini dia benar-benar sangat marah.

Dia tidak bisa mengendalikan emosinya yang sudah naik keubun-ubun. Bahkan asistennya saja tidak berani bicara sedikitpun. Dia hanya memandangi dua orang yang sudah babak belur.

"Apa selama ini belum cukup dengan semua yang saya berikan pada kalian Hah!!! Selama ini saya percayakan semuanya pada kalian, ini balasan kalian padaku!" ucap Devon murka.

Mereka yang sudah babak belur disekujur tubuhnya tidak berani bicara sedikitpun. Karena mereka merasa bersalah pada Devon, mereka berdua sudah kecolongan dalam masalah ini.

"Sekarang kalian keluar sekarang juga!!!" ucap Devon dengan sangat marah dan menendang semua barang yang ada didepannya.

"Apa yang akan kita lakukan Tuan?" tanya asistennya menunggu perintah.

"lakukan sebisamu, dan biar sisanya aku yang melakukan. Jadi jangan mengecewakan ku" jawabnya sambil duduk diatas kursi kebesarannya.

Devon benar-benar dibuat kalangkabut oleh rival bisnisnya. Karena semua klien semuanya hampir meninggalkan perusahaan yang sudah dibilang sangat maju dinegara tersebut.

Setelah melakukan berbagai macam cara, akhirnya Devon dan asistennya bisa memulihkan data dan memperbaikinya. Walau tidak semuanya, tapi yang paling penting dadi semuanya sudah bisa pulih dan bisa diamankan dengan berbagai macam kode.

"Tuan, ini sudah waktunya untuk makan malam. Apa anda tidak akan makan lebih dulu?" tanya asistennya walau takut-takut.

"Tidak, kau saja. Kamu boleh makan dan istirahat, aku tidak mau jika nanti istrimu yang cerewet itu menyalahkanku" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor.

"Baik Tuan, saya permisi sebentar. Setelah selesai saya akan segera kembali" ucap asistennya undur diri.

Devon tidak menjawabnya, dia sedang fokus dengan semua deretan angka-angka dan kode-kode dilayar monitornya. Jika sedang seperti ini karisma Devon sangat terlihat dan juga terlihat dari kata sambutan seorang Casanova.