Rayana, seorang ibu tunggal yang keras kepala dan sederhana, menjalani hidup dengan penuh perjuangan untuk membesarkan putrinya, Naira. Masa lalunya penuh luka dan pengkhianatan, membuatnya membentengi diri dari dunia, apalagi dari cinta.
Takdir mempertemukannya kembali dengan Zidan Mahendra, seorang CEO muda, ambisius, dan dingin—laki-laki yang pernah melukai harga dirinya di masa lalu. Namun kini keadaan berbalik: Rayana menjadi bagian dari hidup Zidan karena sebuah kontrak tak terduga yang melibatkan anak mereka, Naira—yang diam-diam ternyata adalah putri kandung Zidan.
Pertemuan yang awalnya penuh kebencian dan kesalahpahaman perlahan berubah menjadi ketertarikan. Di tengah pertentangan status sosial, luka masa lalu, dan ambisi karier, keduanya dipaksa menghadapi perasaan yang selama ini mereka tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 26
“Dad, can you explain it to her?!” Seru Zee yang mulai frustasi dengan kesimpulan-kesimpulan ngawur yang ibu nya itu. Wajah sang ibu yang sangat cantik itu pastilah faktor utama sang ayah terikat hingga urat terkecil di dalam hati sang ayah. Kalau kemampuan berpikit, huft, ibunya itu memang tidak pernah bisa diandalkan.
David menatap putranya. “katakan dengan jelas maksud mu Zee!” Seru David yang sebenarnya sudah bisa melihat taktik apa yang sedang Zee mainkan.
“Aku bersedia menikah dengan Raya, asal kan Ansel juga menikahi Charlotte, kakaknya Raya sebab aku tahu Ansel dan Charlotte penah menghabiskan malam yang panas bersama!” Sebut Zee yang langsung mendapat serangan dari Ansel.
“Brengsek kau Zee!!” Aum Ansel sambil menarik kerah baju Zee. Bisa-bisanya Zee membuat masalah ini semakin kacau dengan membawa-bawa nama Charlote. Tapi tinju Ansel seakan hanya mengambang di udara sebab tanpa sengaja Ansel melihat raut wajah Raya yang menatapnya dengan tatapan terkejut penuh ketidak percayaan.
“Raya!! Aku -aku bisa menjelaskan semuanya pada mu!” Seru Ansel, melepas dengan kasar genggamannya pada kerah baju Zee.
Raya mengalihkan pandangannya guna menyembunyikan air mata yang jatuh di pipinya.
Stellah langsung memeluk Raya. Stella tidak menyangka situasi akan sekacau ini. Dan bagaimana cara Ansel dapat mengenal kakak nya Raya. Ansel bahkan sudah pernah tidur dengan Charlotte.
“Ansel..apakah yang dikatakan oleh Zee itu benar ada nya?” Tanya David pada Ansel yang akhirnya membuat Ansel mengalihkan pandangan dari Raya.
Ansel menarik nafas panjang. Dan menjawab-
“Ya, itu benar.”
Hati Raya semakin sakit. Bagaimana bisa laki-laki yang dia cintai malah pernah menghabiskan malam dengan Charlotte, saudari nya sendiri.
David mengusap kasar wajahnya. “Kalau begitu, mau tidak mau kau pun harus menikah dengan Charlotte.” Ujar David.
“Tidak aku tidak akan menikahi Charlotte! Aku tidak mencintai wanita itu!” Tolak Ansel dengan tegas.
“Kalian berdua ini kenapa? Apa sebagai ayah, aku pernah mengajari kalian merendahkan wanita seperti ini?” Bentak David pada kedua putranya, membuat Zee dan Ansel diam tidak berkutik sama sekali.
“Dimana letak didikkan yang salah pada kalian berdua.” Ujarnya lemah.
“Keputusan ku sudah bulat. Kau zee, kau akan menikah dengan Raya saat ini juga. Sedangkan kau Ansel kau akan menikah dengan Charlotte setelah kita mengunjungi rumah orang tua Raya dan meminang Charlotte untuk mu.” Ucap David.
“Aku tidak menolak pernikahan ini! Anda mungkin punya hak untuk memaksa putra-putra anda untuk menikah, tapi anda tidak berhak memaksakan kehendak anda pada diri ku. Aku dengan tegas menolak pernikahan ini. Dan izinkan saja aku pergi paman. Aku sudah tidak ingin mengenal keluarga ini lagi.” Ujar Raya dengan suara gemetar.
“Kau juga adalah putri ku. Jadi kau pun harus menuruti semua perkataan ku.” Potong David menyela perkataan Raya. “kau adalah putri sahabat ku Raya. Itu artinya kau juga adalah putri ku. Ben menitipkan mu pada ku. Aku akan menjaga mu selalu di bawah pengawasan ku.” Ujar David dalam hati.
“Terima kasih karena kau telah menganggap ku sebagai anak. Aku sungguh sangat senang dan menghargai hal itu. Tapi keinginan ku saat ini cuma satu, aku ingin kita tidak perlu ada hubungan apapun lagi ke depannya.” Ujar Raya dengan mata berkaca-kaca.
“Dikabulkan.” Jawab Zee seeanaknya dan langsung bangkit hendak meninggalkan ruangan itu.
“Zee!!! Duduk!!!!” Aum David hingga wajahnya memerah. “Aku ulangi, tidak ada yang boleh meninggalkan ruangan ini hingga penghulu datang.” Sebut David, membuat Zee, Raya dan Ansel langsung menoleh pada David bersamaan. Jangan ditanya arah pandangan Stella, sebab dia sama sekali belum menyadari apa yang baru saja suaminya katakan.
“No ayah!! Kau tidak bisa seperti ini!” Tolak Zee. “Aku hanya akan menikah wanita murahan itu kalau Ansel juga menikah di saat yang bersamaan dengan Charlotte.” Sambung Zee semakin frustasi sebab tidak semua rencananya berjalan mulus.
“Dan aku tidak akan pernah menikahi Charlotte!” Timpal Ansel.
“Dan aku tidak ingin menikahi siapapun!!” Raya pun ikut mengeluarkan pendapatnya. Jangan sampai Zee mengira Raya menyetujui pernikahan gila ini.
“Lagi pula anda tidak bisa menikahkan ku sebab wali ku tidak ada disini.” Ucapnya cepat. Raya tidak tahu kalau David sudah mengecek latar belakang Raya. Bahkan hal-hal yang Raya tidak ketahui, David tahu semuanya.
“Kau jangan khawatir dengan ayah mu. Aku yang akan menjelaskan semuanya nanti pada nya.” Ujar David membuat Raya tidak tahu harus memberikan alasan apalagi.
“Tapi aku tidak setuju !” Ulang Ansel. “Aku hanya akan menikah dengan Raya. Aku tidak akan menikah dengan wanita lain selain Raya!” Tegasnya.
Zee langsung tersenyum sumbringah mendengar Ansel menolak menikah dengan Charlotte ditambah lagi Zee yakin Raya pun kini sudah tidak memiliki keinginan untuk menikah dengan Ansel. “Not bad..”” Gumamnya yang tersenyum senang.
David melihat sebuah senyum yang samar-sama di wajah Zee yang tertutupi perban itu. Ingin sekali dia menampol wajah putranya itu tapi dibagian mana di wajah Zee yang masih lapang untuk menerima bogem dari David. Hampir disetiap sisi wajahnya sudah mendapatkan tanda cinta dari Ansel.
David menarik nafas dalam lalu berdiri. “Ansel ikut lah dengan ku sebentar.” Perintah David pada Ansel. Agar masalah ini cepat selesai maka David harus mengatakan hal yang sebenarnya pada Ansel. Alasan mengapa dia akhirnya memilih Zee untuk menikahi Raya bukan diri Ansel. Dengan begitu David berharap Ansel dapat mengerti mengapa Ansel dan Raya tidak boleh untuk menikah.
Tanpa bertanya Ansel bangkit dan mengikuti David dari belakang.
Kini di ruangan itu hanya ada Zee, Raya dan Stella.
“Aku tahu kalian berdua tidak ingin untuk menikah tapi hanya ini satu-satunya jalan agar masa depan Raya dapat diselamatkan.” Ujar Stella yang terdengar serius.
“Tapi aku benar tidak melakukan apapun pada nya bu” Protes Zee.
“Tidak melakukan apapun?!” Seru Stella, “Zaydan Hardata, asal kau tahu bagi seorang wanita menyentuh kulitnya saja sudah termasuk sebuah pelecehan pada nya. Dan kau sudah melakukan hal yang lebih dari itu. Maka kau harus menikahinya. Dan kau Raya, bagi seorang perempuan heem.. tunggu aku lupa.” Stella mengambil ponselnya dari atas meja dan membuka kembali laman pencarian yang sebelumnya di buka nya di google. Stella membaca kembali artikel yang di cari nya tadi.
“Ok.. akan aku lanjutkan. Sampai mana aku tadi-?” Tanya Stella dengan wajah polosnya menatap Zee dan Raya yang wajah mereka saat ini dipenuhi dengan banyak kerutan di kening masing-masing.
🐣🐣🐣 continued
Jangan lupa
1.like
2.komen
3.vote