Cinta Setelah Pernikahan

Saat sore hari tiba, Panji melihat Rizka tertidur dengan lelapnya. Panji beranjak turun dari tempat tidur dan keluar kamar. Ia hendak menuju dapur membuat secangkir kopi.

setelah menyiapkan kopi khas racikannya sendiri, Panji mendapati saudara semata wayangnya yang tak lain adalah Caesar sedang duduk sendiri di halaman belakang, menghadap ke kolam renang.

"Bang.." Panggilnya, sambil duduk di sebelah Caesar.

"Eh.. kamu dek" Ucap Caesar.

"Ngelamunin apa sih bang?" Tanya Panji sambil menyeruput kopi di tangannya.

"Waktu berjalan begitu cepat ya, abang rindu masa masa kecil kita dulu, sering main disini, sekarang kita udah jarang ngumpul, gak terasa, abang sudah beristri, begitu juga kamu" Kata Caesar sambil tetap menatap ke depan.

Sejak kecil, Caesar dan Panji sangatlah akrab karena mereka memang hanya berdua, tidak memiliki saudara lainnya. Caesar yang sejak kecil selalu bersikap dewasa selalu menjaga dan melindungi Panji. Apalagi jarak usia mereka hanya 3 tahun, Mereka bahkan hampir tidak pernah bertengkar.

"iya bang, aku juga rindu masa kecil kita, rasanya setelah abang berangkat keluar negeri waktu itu seperti separuh jiwaku hilang bang!" Ucap Panji sambil tersenyum ke arah Caesar

"Ah..bisa aja kamu, itu semua abang lakuin demi papa" Jawab Caesar.

Sejak tamat SMA Caesar berangkat ke Singapura untuk kuliah dan mengambil jurusan Manajemen Bisnis, demi menuruti permintaan papa mereka. Karena papa ingin Caesar yang menjadi penerus memegang semua perusahaan-perusahaan.

"Tapi kan kamu juga yang senang, karena kamu nggak harus terlibat dengan perusahaan" Sambung Caesar lagi

"iya sih bang, jadi aku bisa meneruskan cita-citaku menjadi Jaksa" Ucap Panji.

"Gimana, kerjaan kamu banyak banget ya kayaknya?" Tanya Caesar.

"Yaa begitulah bang, namanya juga Abdi Negara. hehehe" Panji.

"hmm, gimana rasanya nikah? asyik gak?" Caesar.

"hahaha, gimana ya bang. Yang pastinya sekarang aku udah ada tempat tujuan kemana harus berpulang, dan melepas lelah" Panji.

"Yang paling penting kamu harus bahagia dek" Caesar.

"Tentu saja bang aku bahagia, meski penikahan kami awalnya sebuah kesalahan, tapi itulah yang namanya jodoh yang sudah di takdirkan Allah" Ucap Panji tersenyum lebar, mengingat Rizka.

"awalnya abang juga ngerasa seperti kamu, bahagia sekali. tapi lama kelamaan" Caesar tidak meneruskan kalimatnya.

"Kenapa bang?" Tanya Panji penasaran.

"udahlah dek, gak papa, yang penting kamu sekarang harus benar benar bisa membimbing istri kamu ya" Caesar.

"iya bang, kalau abang butuh teman ngobrol, aku siap kok kapan aja" Panji.

terjadilah perbincangan yang lumayan lama antara abang beradik yang sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.

***

Rizka terbangun dari tidur siangnya, dan merasa badannya sangat lelah. Rasanya ia hanya ingin bermalas malasan saat ini. Karena melihat suaminya tidak ada disebelahnya,

'bang Panji pasti lagi dibawah, mending aku mandi dulu lah'

dan mengingat jam sudah menunjukkan pukul 17.30, Rizka pun segera mandi karena merasa tubuhnya sangat gerah.

Setelah 15 menit di kamar mandi, akhirnya Rizka keluar hanya dengan menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya, menuju sebuah meja yang diatasnya terdapat koper yang berisi pakaiannya, dan mengambil baju disana.

'Duh, bisa lupa ambil baju ganti sih aku harus cepet nih sebelum bang Panji masuk'

saat sedang asyik mengambil baju yang hendak ia kenakan,

Ceklekk

Panji masuk ke kamarnya dan terpana melihat pemandangan indah yang ada di depannya. Melihat Rizka yang hanya menggunakan selembar handuk berwarna merah maroon, sehingga sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih, memperlihatkan pundak dan pahanya yang mulus. Di tambah lagi rambut nya yang ia ikat dan gulung ke atas memperlihatkan tengkuknya.

Rizka pun berbalik, dan menutupi tubuhnya dengan baju yang ada ditanganya.

Panji yang sejak tadi hanya berdiam diri di depan pintu, kini menghampiri dan mendekati Rizka.

Rizka yang saat itu panik karena takut Panji tidak bisa menahan diri, hanya bisa menutupi wajah dan tubuhnya dengan baju yang ia pegang.

Panji memegang tangan Rizka, mengambil baju yang ada di tangannya dan mencampakkan ke tempat tidur, dan lagi lagi ciuman lembut dari Panji mendarat di bibir Rizka.

Rizka yang hanya bisa pasrah sambil menutup matanya, Panji pun menghentikan ciumannya.

"Kok gak dibalas seperti tadi pagi?" Tanya Panji sambil terus mendekatkan tubuhnya pada Rizka.

"bang, udah mau Adzan magrib, mending kamu mandi dan bersiap siap untuk sholat" Ucap Rizka tersenyum sambil memegang pundak Panji.

Panji membalas senyumnya dan kemudian mencium kening Rizka, dan bergegas ke kamar mandi, sesuai apa yang di katakan Rizka.

'benarkan dugaanku, makin hari bang Panji makin ganas aja, selalu buat jantungku mau copot' Gumam Rizka dalam hati.

Saat Panji sudah benar benar masuk ke kamar mandi, dengan cepat Rizka segera mengenakan semua pakaiannya dari pakaian dalam hingga luar.

***

Makan malam pun tiba, sama seperti siang tadi, malam ini Keluarga Pak Fahrul berkumpul lagi di meja makan, dan banyak terjadi percakapan disana.

'emang ya dasar perempuan kampung, didalam rumah pun kerudungnya masih aja dipake, norak. Gerutu Nadia dalam hatinya sambil melirik ke arah Rizka.

"Panji, gimana kamu sudah 'mencoba' yang mama bilang waktu itu?" Bu Mira membuka pembicaraan.

"mencoba apa ma?" Tanya Panji yang benar benar lupa apa yang di maksud mamanya.

"Rizka, Panji memperlakukan kamu dengan baik kan?" Tanpa menjawab Panji, Bu Mira malah beralih tanya pada Rizka.

"iyaa ma, baik banget malah, bang Panji perhatian" Ucap Rizka sedikit malu malu.

"bukan cuma itu maksud mama, kalian masih pisah kamar? Bu Mira to the point dengan pertanyaannya.

"ehmmm" tiba tiba Rizka merasa tersedak, melihat Rizka yang gugup, Panji menjawab pertanyaan mamanya pada Rizka.

"Udah sekamar ma, tapi baru tiga malam, di tambah dengan malam ini jadi empat malam, hahaha" Panji.

"Apa? udah dua bulan kalian nikah, baru sekamar tiga malam?" Bu Mira terheran.

"Dek, kamu normal gak sih? hahaha" Tanya Caesar pada adiknya.

'normal bang, sangat sangat normal, bahkan mengerikan' jawab Rizka dalam hati.

"Apaan sih kalian, santai aja kenapa, tenang ma, bang semua ada saatnya" Ucap Panji dengan santainya.

"pokoknya, mama sangat berharap bisa segera menggendong cucu" Ucap Bu Mira tegas, dan ucapan itu membuat Rizka tak karuan.

"Sabar ma, on proses" Sahut Panji.

"iya, kalian harus mencobanya, kasian mama papa tuh semakin tua, kalau abang sih udah coba berkali masih saja gagal" Ucap Caesar terlihat agak patah semangat.

'hmm, emang gak akan pernah berhasil' Nadia bergumam dalam hatinya.

"belum rejeki bang" Jawab Rizka.

***

**Kakak-kakak jangan lupa like dan votenya ya

😊😊😊

Terimakasih sudah setia membaca**