NovelToon NovelToon
Buddha Asura: Sang Pelindung Dharma

Buddha Asura: Sang Pelindung Dharma

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

Di puncak Gunung Awan Putih, Liang Wu hanya mengenal dua hal: suara lonceng pagi dan senyum gurunya. Ia percaya bahwa setiap nyawa berharga, bahkan iblis sekalipun pantas diberi kesempatan kedua.

Namun, kenaifan itu dibayar mahal. Ketika gurunya memberikan tempat berlindung kepada seorang pembunuh demi 'welas asih', neraka datang mengetuk pintu. Dalam satu malam, Liang Wu kehilangan segalanya: saudara seperguruan dan gurunya yang dipenggal oleh mereka yang menyebut diri 'Aliansi Ortodoks'.

Terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan kuil yang terbakar, Liang Wu menyadari satu kebenaran pahit: Doa tidak menghentikan pedang, dan welas asih tanpa kekuatan adalah bunuh diri.

Ia bangkit dari abu, bukan sebagai iblis, melainkan sebagai mimpi buruk yang jauh lebih mengerikan. Ia tidak membunuh karena benci. Ia membunuh untuk 'menyelamatkan'.

"Amitabha. Biarkan aku mengantar kalian ke neraka, agar dunia ini menjadi sedikit lebih bersih."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Labirin Batu

Gerbang besi raksasa itu terangkat dengan suara berderit yang menyakitkan telinga.

Di hadapan seratus peserta turnamen, terbentang Labirin Batu. Itu adalah struktur buatan yang dibangun dari dinding-dinding batu vulkanik setinggi 10 meter. Lorong-lorongnya sempit, berbelok tajam, dan penuh dengan jalan buntu.

Tidak ada peta. Tidak ada aturan. Hanya satu tujuan: Keluar hidup-hidup dengan kepala serigala.

"Mulai!" teriak Tetua Sekte dari atas podium pengawas.

WUSH!

Para peserta berhamburan masuk seperti air bah. Mereka saling dorong, saling sikut, berusaha masuk lebih dulu untuk mencari posisi aman atau bersembunyi sebelum kandang serigala dibuka.

Liang Wu tidak berlari. Dia memanggul golok beratnya di bahu, berjalan santai di urutan paling belakang.

"Saudara Tie! Ayo cepat!" teriak Xiao Bao yang sudah lari duluan, menoleh cemas.

"Jalanlah, Xiao Bao," gumam Liang Wu pelan. "Lari secepat yang kau bisa. Jadilah umpan yang baik."

Liang Wu melangkah melewati ambang gerbang tepat saat pintu kandang-kandang rahasia di dalam labirin terbuka secara serentak.

AWOOOOOO!

Lolongan lima puluh Serigala Api menggema, memantul di dinding-dinding batu, menciptakan ilusi seolah-olah mereka ada di mana-mana.

Jeritan manusia pertama terdengar kurang dari sepuluh detik kemudian.

Liang Wu berbelok ke lorong kanan yang sepi. Dia menempelkan telinganya ke dinding batu. Getaran langkah kaki.

Tiga di depan. Dua di kiri. Satu... di atas.

Liang Wu mendongak.

Di atas dinding labirin, seekor Serigala Api sedang merayap turun. Bulunya merah menyala seperti api, matanya kuning buas, dan air liurnya menetes panas. Ukurannya sebesar anak sapi.

Serigala itu melihat Liang Wu yang sendirian. Mangsa mudah.

Ia melompat.

Liang Wu tidak menghindar. Dia juga tidak menggunakan teknik rumit.

Dia hanya mengayunkan golok beratnya ke atas.

SWUSH!

Otot lengan Liang Wu yang telah bermutasi meledakkan tenaga murni. Golok baja hitam seberat lima puluh kati itu bergerak seringan bulu ayam, tapi menghantam seberat gunung.

CRASH!

Bilah golok bertemu dengan leher serigala di udara.

Tidak ada perlawanan. Tulang leher serigala itu putus seketika. Kepala monster itu terlempar ke satu arah, tubuhnya ke arah lain. Darah panas menyembur, memandikan wajah topeng Liang Wu.

Liang Wu menurunkan goloknya. Darah menetes dari ujung bilah.

"Satu," hitungnya.

Dia membelah dada serigala itu dengan cekatan, mengambil intinya, dan menelannya bulat-bulat di tempat. Panas menjalar di perutnya, mengisi ulang tenaga yang baru saja dia pakai.

Dia tidak mengambil kepalanya. Kepala itu berat dan merepotkan. Dia hanya butuh satu kepala di akhir nanti. Sekarang, dia butuh makan.

Liang Wu melanjutkan langkahnya.

Semakin dalam dia masuk, semakin kacau suasananya. Mayat-mayat peserta mulai bergelimpangan. Sebagian besar tercabik-cabik, sebagian lagi mati dengan luka senjata manusia—korban persaingan antar peserta.

Di sebuah persimpangan, Liang Wu melihat pertarungan.

Tiga orang peserta sedang dikepung oleh dua ekor Serigala Api.

"Tolong! Tolong kami!" teriak salah satu peserta saat melihat Liang Wu datang.

Liang Wu berhenti. Dia melihat dua serigala itu. Mereka terkoordinasi. Satu menyerang depan, satu mengincar kaki.

"Bagus," komentar Liang Wu. "Latihannya bagus."

"Apa yang kau bicarakan?! Bantu kami!"

Liang Wu tidak bergerak. Dia menonton. Dia memperhatikan pola serangan serigala itu. Bagaimana mereka menarik mundur kepala sebelum menggigit, bagaimana mereka mengibaskan ekor berduri untuk menjaga keseimbangan.

Satu peserta jatuh, lehernya digigit putus. Dua lainnya lari ketakutan ke lorong lain, dikejar oleh serigala-serigala itu.

Liang Wu membiarkan mereka pergi. Dia berjalan mendekati mayat peserta yang baru mati itu. Dia mengambil kantong air dan bekal dendeng dari pinggang mayat itu.

"Terima kasih atas donasinya."

Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul dari tikungan.

Seorang pria kurus dengan mata licik dan dua belati melengkung. Dia baru saja membunuh peserta lain dan sedang menjarah mayatnya.

Zhao. Si Ular Licik. Target dari Mandor Besi.

Zhao mendongak, melihat Liang Wu. Dia menyeringai.

"Ah, si 'Tie' yang terkenal," kata Zhao, memutar-mutar belatinya. "Mandor pasti menyuruhmu membunuhku, kan? Orang tua itu terlalu mudah ditebak."

Liang Wu menatap Zhao. "Dan kau pasti sudah menyiapkan jebakan."

Zhao tertawa. "Pintar."

Dia bersiul.

Dari lorong di belakang Liang Wu, muncul tiga orang lagi. Anak buah Zhao. Mereka memblokir jalan keluar.

"Empat lawan satu," kata Zhao. "Ditambah lagi..."

Zhao melempar sebuah botol kaca ke kaki Liang Wu.

PRANG!

Botol itu pecah, menyebarkan cairan berbau amis yang sangat menyengat.

Ekstrak Feromon Murni.

Baunya sepuluh kali lebih kuat daripada bubuk yang biasa dipakai umpan.

"Selamat menikmati," Zhao melambaikan tangan. "Ayo pergi, biarkan serigala yang membereskannya."

Zhao dan anak buahnya lari menjauh, memanjat dinding labirin dengan kait tali.

Liang Wu berdiri diam di tengah genangan feromon.

Tanah mulai bergetar. Bukan getaran kecil. Getaran besar.

Dari berbagai lorong di sekitarnya, terdengar lolongan sahut-menyahut. Lima... sepuluh... mungkin dua puluh serigala sedang menuju ke sini, terpancing oleh bau itu.

Liang Wu melihat ke arah Zhao yang menghilang di atas dinding.

Dia bisa saja lari. Dia punya Langkah Bayangan Tikus. Dia bisa memanjat dinding lebih cepat dari mereka.

Tapi kemudian, Liang Wu melihat tumpukan mayat di sekitarnya. Dia melihat genangan darah yang bercampur feromon.

Dan dia tersenyum di balik topengnya.

Kenapa lari dari prasmanan?

Liang Wu menancapkan golok besarnya ke tanah. Dia merobek baju bagian atasnya, membiarkan dada tembaganya yang hitam telanjang. Dia mengambil sisa cairan feromon di tanah, dan mengusapkannya ke seluruh tubuhnya.

Dia tidak menghindari serigala. Dia mengundang mereka.

"Datanglah," bisik Liang Wu, Qi Emas-nya berputar gila, matanya berubah merah sepenuhnya. "Aku lapar."

Detik berikutnya, serigala pertama muncul dari tikungan. Lalu yang kedua. Ketiga.

Mereka melihat manusia yang berbau paling lezat di dunia.

Mereka menerjang.

Dan di dalam labirin batu itu, pesta makan malam pun dimulai. Tapi bukan serigala yang memakannya.

Liang Wu mencabut goloknya.

"Makan."

TEBAS.

1
azizan zizan
jadi kuat kalau boleh kekuatan yang ia perolehi biar sampai tahap yang melampaui batas dunia yang ia berada baru keluar untuk balas semuanya ..
azizan zizan
murid yang naif apa gurunya yang naif Nih... kok kayak tolol gitu si gurunya... harap2 si murid bakal keluar dari tempat bodoh itu,, baik yaa itu bagus tapi jika tolol apa gunanya... keluar dari tempat itu...
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Misi dimulai 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Cerita bagus...
Alurnya stabil...
Variatif
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sukses 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sapu bersih 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yup yup yup 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Rencana brilian 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Dicor langsung 🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Bertambah kuat🦀🍄
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Semangat 🦀🍄
Wiji Lestari
busyet🤭
pembaca budiman
saking welas asihnya ampe bodoh wkwkwm ciri kas aliran putih di novel yuik liang ambil alih kuil jadiin aliran abu² di dunia🤭
syarif ibrahim
sudah mengenal jam kah, kenapa nggak pake... 🤔😁
Wiji Lestari
mhantap
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Keadilan yg tidak adil🦀🍄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!