Olivia adalah seorang Desainer terkenal di abad ke-21, saat acara penghargaan dirinya dia tidak sengaja mengalami insiden kecelakaan di tempat acara sampai akhirnya dirinya meninggal dunia. Namun, bukannya dia pergi ke alam baka arwahnya justru terlempar ke zaman di era 80-an, memasuki tubuh istri seorang tentara yang Antagonis. Di komplek militer dia sering membuat onar sampai membuat banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Lantas bagaimana jika Olivia masuk kedalam tubuh wanita tersebut, apakah Olivia akan bertahan? atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter Novi
"Bagaimana bisa kamu...." Suara Putri Ayu bergetar. Matanya tidak percaya melihat dokter Novi berdiri ditengah para peria berjubah hitam. Wanita yang dulu mengaku mencintai Jendral Rakha itu kini berdiri sebagai musuh.
Dokter Novi tertawa keras menggema di seluruh ruangan itu.
"Hahahaha, tentu saja bisa."
Begitu juga dengan Anggun dia begitu sangat syok saat mengetahui ternyata Dokter Novi itu bisa di bilang musuh dalam selimut.
Anggun memegangi mulutnya, wajahnya pucat."Yu, berarti Dokter Novi itu...."
Putri Ayu menganggukan kepala dengan pelan." Iya, dia mata- mata."
Dia tahu apa yang akan di katakan Anggun, Putri Ayu yakin pasti Anggun sangat terkejut dengan fakta ini tapi emang itu kenyataannya.Dokter Novi berada di pihak musuh yang tak lain adalah mata-mata yang menyusup kedalam Camp militer.
Putri Ayu berjalan mendekat ke arah Dokter Novi sambil tersenyum dengan manis seolah tidak terjadi apa- apa." Dokter Novi, lama tidak bertemu," sapa Putri Ayu kepada Dokter Novi.
Dokter Novi mengangkat sebelah sudut bibirnya menatap ke arah Putri Ayu dari atas sampai bawah mencoba meneliti setiap lekuk tubuh Putri Ayu yang katanya istri sang Jendral. Istri yang begitu sangat di cintai oleh Jendral Raka sampai dia menolak mentah-mentah cintanya.
"Jadi ini Istri Jendral kita, Cantik juga ternyata." Puji Dokter Novi sembari bersidekap dada menatap Putri Ayu dengan tersenyum miring.
Putri Ayu mengangkat alis, tetap tenang." Anda salah, Bu Dokter. Saya sudah bercerai. Lagipula, bukankah sekarang anda yang menjadi istrinya? Kemarin saya melihat Anda dan Jendral Rakha di rumah sakit ini untuk periksa kandungan." jawab Putri Ayu kepada Dokter Novi.
Semua Pria yang berpakaian serba hitam menatap ke arah Dokter Novi dengan tatapan tajam. Salah satu di antara mereka berjalan maju kedepan menghampiri Dokter Novi. Mengangkat tangannya menyeret Dokter Novi dengan keras.
"Novi, apakah itu benar? jadi selama ini kamu memang menghianati kami Hah," bentak Pria itu di balik tudung jubahnya.
Dokter Novi gelagapan bingung harus menjawab apa karena memang apa yang di katakan Putri Ayu itu semuanya benar. Namun, dia juga tidak percaya kalau Putri Ayu melihat semuanya, padahal kemarin dia sudah berhati-hati sekali datang kerumah sakit bersama dengan Jendral Rakha.
Putri Ayu berdiri dengan tenang seolah apa yang dia ucapkan itu tidak berarti apa-apa,tangannya terus saja mengelus perut buncitnya yang saat ini sudah mulai kerasa mulas. Namun, dia tidak berani berteriak ataupun membuat gaduh karena jika sampai itu terjadi bukan nyawanya saja yang akan terancam tapi nyawa bayinya juga.
"Sudah, kita kesini untuk mencari jendral pengecut itu, aku yakin Jendral itu bersembunyi di sini," kata Pria yang berpakaian serba hitam lainnya.
Putri Ayu tersenyum miring saat mendengar ucapan Pria itu, dia bisa memanfaatkan situasi ini untuk mengadu domba Dokter Novi dengan Pria itu.Lagian Putri Ayu berkata seperti itu tadi untuk menyulutkan api di antara mereka semua. Putri Ayu sangat percaya kepada Jendral Rakha suaminya bahwa dia tidak akan pernah menghianatinya kalau pun iya itu pasti karena ada sesuatu yang mengharuskan dia seperti itu,lagian Putri Ayu tidak yakin kalau Dokter Novi hamil, bisa saja dia menipu Jendral Rakha dan berpura-pura hamil anaknya.
"Emangnya tuan yakin Jendral Rakha ada di sini?" tanya Putri Ayu kepada Pria itu yang saling pandang satu sama lain seolah mulai terpengaruh dengan ucapan Putri Ayu.
" Hahaha, kenapa kamu yakin sekali, bahkan di saat aku membutuhkannya dia tidak muncul sekali pun." Putri Ayu tertawa dengan getir saat membicarakan jendral Rakha.
Memang benar apa yang di katakan Putri Ayu bahkan saat dia dalam kesusahan saja Jendral Rakha tidak menampakan diri, menghilang bak di telan bumi.
Itu Dusta. Putri Ayu hanya ingin menyulut pertengkaran. Dan berhasil.
"Seharusnya yang kamu tanya itu adalah Dokter Novi bukan aku," Lanjutnya." Bukankah selama Jendral Rakha dinas dia itu malah mencampakan aku, bahkan aku dengar kalian sudah menikah diam-diam," kata Putri Ayu dengan penuh penekanan.
Para orang yang berpakaian serba hitam itu sekarang semakin memojokan Dokter Novi, sedangkan Putri Ayu dia justru malah mengangkat wajahnya ke atas seolah dia memberikan kode rahasia kepada Jendral Rakha yang saat ini sedang mengintai di atas sana. Dan benar saja baru saja Putri Ayu mengangkat wajahnya dari kejauhan sudah ada peluru yang melesat ke arah semua orang yang berpakaian serba hitam.
Dor dor dor
Para orang berpakaian serba hitam itu tumbang, hanya tersisa Dokter Novi dengan beberapa musuh yang masih bertahan di sana. Mencoba menghindari setiap serangan dari Jendral Rakha dan bawahannya.
"Sekarang kita turun ke bawah, lindungi ibu hamil itu,tapi ingat jangan sampai kalian membahayakan ibu hamil itu," kata Jendral Rakha dengan penuh peringatan.
"Oke siap Jendral."
Semua orang turun kebawah dengan jalan mengendap-ngendap. setiap langkahnya penuh dengan perhitungan. Mereka semua berjalan dengan hati-hati sampai mereka sudah berada di balik pillar di belakang Putri Ayu.
Dor dor dor
Para pria berpakaian serba hitam itu dengan sigap menghindar dari tembakan itu, dan malah mendekat kearah Putri Ayu ingin menangkap tubuh wanita hamil itu untuk di jadikan sandra. Namun Jendral Rakha sudah terlebih dahulu menarik Putri Ayu dan menyembunyikan di belakang punggungnya.
"Sudah aku duga, kamu kembali ke markas itu ada niatan tidak baik untuk kita Novi," kata Jendral Rakha dengan tajam.
"Tantu saja Jendral, semua itu karena kamu..."
Jendral Rakha geleng-geleng kepala. Harus berapa kali dia mengatakan kalau dirinya tidak pernah tertarik kepada Novi tapi sepertinya dia memang tuli sampai dia dengan nekat memaksa Jendral Rakha untuk menikahinya.
" Aku tidak pernah mencintaimu ." Potong Rakha dingin."Dasar kamu gila Novi, kamu memaksaku untuk menikahimu untuk memuaskan dan mewujudkan semua obsesimu Novi," bentak Jendral Rakha.
Wajahnya memerah, rahangnya mengeras tangannya terkepal kuat dia mati-matian menahan amarahnya mengeratkan genggamannya pada pistol yang sedang dia genggam supaya dia tidak melepaskan peluru itu ke kepala dokter Novi.
" Jendral, demi Putri Ayu kamu sampai rela bertindak sejauh ini bahkan kamu rela menikahiku, padahal aku tahu kamu tidak mencintaiku, tapi aku tidak peduli yang terpenting aku bisa hamil anak kamu," jawab Dokter Novi.
Jendral Rakha tersenyum miring." Apakah kamu yakin itu anakku, sedangkan aku tidak pernah tidur denganmu lalu bagaimana bisa kamu hamil anakku?"
Dokter Novi terdiam wajahnya memucat.Menatap Jendral Rakha tidak pecaya.
Namun belum sempat Jendral Rakha bersiap seorang pria berjubah melompat dari samping mengangkat pisaunya.
"Jendral Awas,"
"Mati kau Jendral," teriak para Musuh berlari ke arah Jendral Rakha.
Srettt
Dor dor dor
Brak
"Jendral,"
