NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

Minggu pagi.

Pelan pelan Dewi mulai membuka matanya. Dan pemandangan pertama yang di lihatnya adalah Artha yang sudah duduk di sampingnya.

Dewi tersenyum. Dia merenggangkan otot otot dalam tubuhnya yang terasa kaku sebelum akhirnya bangkit dan duduk di samping Artha.

“Selamat pagi...” Sapa Dewi.

Artha menoleh. Pria itu menatap wajah Dewi yang meskipun baru bangun tidur namun tetap terlihat cantik.

“Eumm.. Pagi..” Balas Artha.

Akhir akhir ini Artha tidak bisa selalu bersama Dewi. Artha sibuk mengurusi berbagai masalah yang membuatnya hampir setiap malam tidak bisa tenang memejamkan kedua matanya. Artha juga merasa dirinya tidak harus selalu bersama Dewi karena itu bisa membuat Dewi terancam.

Namun Artha merasa aneh dengan Dewi yang tidak memanggilnya. Dewi seperti tidak keberatan meski tidak ada Artha di sampingnya.

“Mandi dulu.. Kita perlu bicara.” Ujar Artha.

“Oke...” Angguk Dewi menurut.

Gadis itu beranjak dari duduknya. Dia melangkah menuju kamar mandi menjauh dari Artha yang terus menatap punggungnya sampai akhirnya Dewi benar benar menghilang di balik pintu kamar mandi.

Artha menarik napas panjang. Berbagai peristiwa masa lalu mulai menemui titik terang. Namun bukannya tenang, Artha justru semakin was was. Artha merasa masalah besar justru sedang menghadangnya di depan. Artha juga khawatir masalah itu akan menyeret Dewi di dalamnya.

Setelah selesai mandi, Dewi mengajak Artha untuk turun untuk sarapan bersama. Saat Doni dan Sita melihat Artha di gandeng oleh Dewi menuruni anak tangga mereka terdiam. Jika saja Artha manusia biasa mungkin mereka sudah marah. Namun mengingat siapa Artha mereka hanya diam saja. Mereka juga percaya putrinya tidak mungkin melakukan hal yang tidak seharusnya.

“Ayo duduk..” Dewi mempersilahkan Artha duduk dengan menarik kursi untuk tempat Artha.

Artha hanya tersenyum samar. Dia menurut saja saat Dewi menyuruhnya duduk. Artha juga melirik pada Sita dan Doni sesaat kemudian menghela napas pelan.

Setelah Artha duduk di tempat nya, Dewi pun duduk dikursi yang ada di samping kursi Artha. Gadis itu juga dengan semangat membalikan piring Artha.

“Kamu mau sarapan apa? Ada nasi goreng, sandwich, bahkan bubur ayam. Ibuku sangat pandai memasak loh. Kamu juga pernah mencicipinya kan?”

Sita dan Doni saling menatap. Rasanya mereka seperti sedang melihat putrinya melayani suaminya.

“Aku...” Artha mendadak menjadi gugup. Di perlakukan seperti itu oleh Dewi di depan Doni dan Sita membuat Artha merasa tidak biasa.

“Ah aku tau. Kamu pasti akan menyukainya.” Dewi dengan semangat meraih piring yang ada di depan Artha kemudian mengambilkan nasi goreng untuk Artha. Setelah itu Dewi meletakkan kembali piring itu di tempatnya.

“Nasi goreng ibu paling juara rasanya. Selamat makan..” Senyum lebar Dewi.

Artha yang sadar sedang menjadi pusat perhatian oleh Sita dan Doni langsung menatap keduanya. Sama seperti Artha, Sita dan Doni pun langsung gugup dan memilih untuk pura pura tidak melihatnya.

Sementara Dewi, gadis itu benar benar tidak menyadari kediaman Artha dan kedua orang tuanya. Dia asik mengoceh membanggakan masakan ibunya.

Saat sedang menyantap sarapan pagi dalam ketidak nyamanan bagi Artha dan kedua orang tua Dewi, tiba tiba datang Marchel dengan rantang di tangannya.

“Selamat pagi semua...” Sapa ceria Marchel.

Dewi langsung berhenti mengunyah makanan dalam mulutnya. Fokusnya langsung tertuju pada Artha yang memperlihatkan wujud aslinya. Yaitu penampilan mencolok layaknya dewa. Jubah putih bersih dengan rambut panjang melewati punggung berwarna putih.

Marchel yang melihat sosok Artha sesaat terdiam. Begitu juga dengan Artha yang terkejut dengan kedatangan Marchel yang begitu tiba tiba.

“Sial!” Gumam Artha dalam hati.

Saat Artha hendak mengeluarkan kekuatan nya Dewi langsung mencegahnya dengan menggenggam lembut tangannya.

“Semuanya akan baik baik saja..” Bisik Dewi meyakinkan Artha.

Dewi yakin Marchel yang bodoh tidak akan menyadari bahwa sosok tidak biasa itu adalah Artha. Marchel pasti akan asal menebak kemudian sok kenal dan sok dekat dengan sosok Artha yang sekarang.

“Ini...”

Pandangan Marchel fokus pada Artha. Pelan pelan dia melangkah mendekat pada Artha. Marchel memperhatikan Artha dalam dalam. Dia menyentuh rambut Artha, jubah Artha, bahkan sampai menoel Noel pelan pipi Artha.

“Kenapa pak tua ini sepertinya tidak asing?” Ujar Marchel dengan ekspresi berpikir.

Artha mengepalkan tangannya mendengar Marchel menyebutnya pak tua. Pria itu sudah sangat lancang menatap bahkan menyentuh nya lalu sekarang menghinanya.

Dewi menelan ludah. Jika Artha tidak bisa menahan diri Marchel benar benar akan pulang hanya tinggal nama saja.

Sementara Sita dan Doni, mereka sama paniknya namun tidak bisa berbuat apa apa. Mereka ingin mencegah Marchel namun tidak tau harus mencari alasan apa.

“Hey pak tua, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Marchel dengan wajah tanpa dosanya.

Rahang Artha mengeras. Marchel berani memanggilnya pak tua secara terang terangan. benar benar mencari mati.

Marchel kemudian menatap pada Dewi, Sita, juga Doni. Pria itu tiba tiba tersenyum lebar.

“Kenapa tidak memberitahu kalau kakeknya Dewi datang? Ya ampun... Aku mana tidak bawa hadiah lagi..” Tiba tiba saja Marchel berkata dengan begitu enteng. Pria itu tidak tau jika salah bicara tentang Artha bisa mengancam nyawa nya.

“Ah ini... Ini bukan...”

“Ya... Kakek tampanku datang khusus untuk menemaniku di hari libur ini. Bukan begitu kek?” Dewi menyela apa yang ingin Doni jelaskan. Gadis itu meraih tangan Artha dan menggenggamnya erat sebagai isyarat meminta persetujuan.

“Ah iya iya... Begitu kira kira..” Sita hanya bisa meringis bingung. Namun jika menyangkal, dirinya juga tidak punya penjelasan apa apa untuk Marchel.

Doni hanya bisa tertawa aneh. Sekarang baik dirinya maupun istrinya benar benar dalam bahaya. Dan itu karena Marchel yang datang dan nyelonong masuk begitu saja tanpa permisi.

“Pantas saja.. Ah ya kek, kenalkan namaku Marchel. Aku teman dekatnya Dewi.. Cucu cantik kakek..” Dengan gaya songongnya Marchel memperkenalkan diri pada Artha. Pria itu sedikitpun tidak menyadari bahwa bahaya sedang mengintai nya.

“Oh ya kek.. Berhubung ini hari libur, aku juga hari ini benar benar free.. Kita jalan jalan yuk. Tapi kita berdua saja. Tidak perlu ajak Om sama Tante ataupun Dewi. Yah.. Supaya kita lebih akrab.” Marchel berkata dengan wajah berbinar. Pria itu benar benar membangunkan naga yang sedang tidur.

“Eh Chel tapi...”

“Udah nggak papa. Kakek kamu aman sama aku. Ayo kek..”

Dewi hanya bisa diam saat Marchel merangkul Artha dan membantunya bangun dari duduknya. Bahkan pria itu memperlakukan Artha layaknya pria lanjut usia yang tidak berdaya. Marchel memapah Artha yang sedang berusaha menahan diri agar tidak melempar Marchel.

“Aduh gimana ini yah, Bu..” Dewi mulai gusar. Dewi takut Artha bertindak dan Marchel akan sekarat.

“Ini.. Ini nggak boleh di biarin... Kita harus cegah Marchel.. Ayoo..” Ujar Doni.

Saat Dewi, Sita, dan Doni mengejar sampai depan rumah, Marchel sudah pergi dengan mobilnya membawa Artha yang di anggapnya sebagai kakek Dewi.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!