Setelah kakak ku tiada, aku dipaksa menikah dengan kakak iparku, karena aku tidak cinta dan membencinya, aku menyia-nyiakan dia, hingga suatu hari tanpa aku tau dia masuk kerumah sakit, dan dokter memberi vonis kalau dia sudah meninggal, aku menangis, karena menyesal, aku ingin diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, akankah keajaiban datang ?
ingin tau baca novel SUAMI YANG DISIA-SIAKAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Bertemu Klien.
"Maksudnya, dia sudah ditangkap polisi, dan ini sudah tengah malam." Adrian pikir Nadira akan pergi lagi.
"Karena sudah tengah malam aku mau tidur, terimakasih sudah menolong." Nadira langsung berganti baju dan tidur.
Adrian menggeleng kepala, dia sudah slah mengira, dan hatinya senang, ini pertama kali semenjak Nadira menjadi istrinya mengucapkan terimakasih padanya.
Malam berlalu, pagi datang menyapa, matahari terbit di ufuk timur dengan penuh semangat memberikan kehangatan pada setiap isi alam semesta.
Nadira terbangun, dia melihat disebelahnya tidak ada lagi penghuni.
Nadira langsung bangkit dari tempat pembaringannya, seperti biasa dia melihat sarapan untuknya sudah disiapkan oleh Adrian sebelum Adrian pergi joging.
Nadira hidup dirumah Adrian seperti seorang ratu, dia selalu dilayani dan semua disiapkan oleh Adrian.
Walaupun Bik Lily belum kembali bekerja, tapi Adrian selalu siap membuat sarapan untuk istrinya.
Nadira tidak pernah menghargai itu, dia selalu sibuk dengan kesenangannya.
Andai wanita lain seperti Nadia, tidak tau bagaimana mengungkapkan kebahagian, disayangi, diberi perhatian, sudah pasti hati wanita akan meleleh, tapi tidak dengan Nadira, gadis itu sudah dibutakan dengan dendam pada Adrian karena mengira Adrian yang meminta kedua orang tuanya memaksanya untuk menikah.
Setelah sarapan Nadira segera kekamar mandi, dia membersihkan diri, rencana hari ini dia akan kerumah Helen, Nadira ingin mengajak kedua sahabatnya untuk jalan-jalan.
Setelah siap, Nadira mencari keberadaan Adrian, bagaimanapun dia belum melihat lelaki itu sejak bangun dari tidurnya.
Nadira masuk keruangan kerja Adrian, namun tidak ada orang yang dia cari disana, dia juga kebelakang rumah, hasilnya juga sama, lelaki itu tidak ada dirumah.
Nadira mengambil tas dan kunci mobil, Adrian sudah membelikan Nadira mobil walaupun Nadira tidak meminta.
Kehidupan Nadira sekarang jauh lebih baik, apapun yang dia butuhkan sudah tersedia saat ini.
Adrian sangat meratukan Nadira, seperti janjinya, dia juga tidak ingin membuat almarhumah istrinya kecewa padanya.
Disaat Nadira akan pergi, dia berpapasan dengan Adrian yang baru pulang dari joging.
"Mau kemana ?" tanya Adrian saat melihat Nadira sudah rapi.
"Bukan urusan mu." Jawab Nadira cuek dan beranjak pergi.
Adrian terdiam, dia tidak tau harus bagaimana menghadapi sifat keras Nadira.
Adrian masuk kedalam rumah, dia pasrah, dan berharap suatu hari Nadira akan berubah seperti dulu saat dia belum menikahinya.
Tidak lama setelah membersihkan diri, ponsel Adrian berdering yang ternyata Rian meneleponnya.
Rian meminta Adrian datang ke perusahaan karena ada klien yang ingin bertemu langsung dengannya,r Rian juga ingin membahas soal proyek yang sempat tertunda beberapa hari, dan sekarang sudah berjalan seperti biasa.
Ifan sudah mendapatkan dan membawa mandor ke kantor polisi, Ifan juga sudah tau siapa orang yang ada dibelakang mandor itu.
Setelah mendapat panggilan dari rian, Adrian segera memakai pakaian formal, lelaki itu semakin tampan dengan pakaian dinas.
Adrian nampak juga sangat berwibawa, sifatnya juga berubah menjadi lelaki yang tegas.
Adrian turun dari mobil yang sudah terparkir di perusahaan, mobil Adrian terparkir di parkiran khusus untuk petinggi perusahan.
Saat melangkah memasuki lobi, semua karyawan dan juga resepsionis langsung berdiri memberi hormat pada Adrian bos mereka.
Adrian hanya mengangguk, menghargai karyawan yang menghormatinya. Wajahnya kembali ke mode datar dan tegas.
Sikap Adrian di perusahan sangat jauh berbeda dengan yang dirumah, di perusahaan Adrian sosok pemimpin yang tegas dan arogan, tapi kalau dirumah, bersama istrinya dia sangat perhatian dan lembut.
Rian menyambut kedatangan Adrian, Rian membawa Adrian langsung ke ruang rapat dimana klien ingin bertemu dengannya berada saat ini.
"Hai Pak Adrian, apa kabar ?" klien itu langsung menjabat tangan Adrian.
"Baik, bagaimana dengan anda ?" tanya Adrian balik.
"Saya juga sangat baik." Jawab klien itu. Adrian dan klien itu duduk berhadapan.
"Ada apa anda ingin bertemu dengan saya langsung ?" tanya Adrian to the point.
"Begini Pak Adrian, saya dengar proyek kerja sama kita sempat tertunda beberapa hari, saya ingin tau apa masalahnya, karena saya tidak mau rugi." Ujar klien itu.
"Itu benar, memang beberapa Hari ada masalah, tapi masalah itu sudah saya atasi, jadi anda Tidka perlu takut untuk rugi." Adrian menjelaskan pada kliennya.
"Jika anda tidak percaya sama saya dan takut rugi, anda bisa mundur, dan aku akan mengembalikan uang anda utuh." Sambung Adrian lagi.
Klien itu terdiam, dia tidak menjawab lagi, Adrian sangat tegas, dia tidak takut sama sekali kehilangan klien atau juga investor.
Akhirnya klien itu percaya dan setuju apa yang Adrian katakan. Setelah selesai dengan klien itu, Adrian masuk keruangan kerjanya. Ruangan yang luas, rapi dengan warna cat yang mendominasi sehingga memberi kesan yang elegan.
Adrian duduk dikursi kebesarannya, kursi yang jarang dia duduki selama dirinya mengalami infeksi paru-paru.
Rian juga tidak pernah jauh darinya sejak tadi, dia duduk berhadapan dengan Adrian yang memberi jarak hanya terhalang oleh meja kerja saja.
"Ceritakan, informasi apa yang sudah kamu dapat ?" tanya Adrian dengan nada yang terdengar begitu serius.
Jika dalam bekerja Adrian terlihat begitu serius dan berwibawa, baik itu sahabatnya atau orang terdekatnya.
Adrian hanya hangat didepan istrinya saja, jika tidak melihat tidak ada yang percaya kalau lelaki itu begitu lembut, sabar, dan perhatian pada istrinya.
Rian mulai bercerita, dia memulai dari pertama meminta para pekerja mengatakan apa yang terjadi, dan juga mencari tau siapa dibalik mandor yang menangani proyek.
"Sekarang mandor itu sudah ditangan polisi, Ifan sudah mendapatkannya, hari ini aku akan memanggil Ifan kesini, aku curiga di perusahaan ada yang bermain, aku curiga pada pak Lukman, orang yang kita percaya menangani proyek ini." Ujar Rian.
"Lakukan, kalau Pak Lukman ketahuan, dan kalau dia benar yang melakukannya, aku tidak akan segan-segan memberikannya hukuman yang setimpal." Ujar Adrian.
"Dimana Andra, kenapa dia tidak kelihatan ?" tanya Adrian setelah membahas sola Pak Lukman, mandor, dan juga yang ada dibelakang mandor.
"Aku belum memberitahu mu, kalau Andra aku tugaskan untuk mengurus dan memantau proyek disana." Jawab Rian.
"Memantau, apa dia bisa ?" Adrian tidak percaya Andra bisa, soalnya adik iparnya itu belum berpengalaman.
Yang Adrian tau adik iparnya itu baru selesai kuliah dan Andra sendiri yang membiayai kuliahnya.
"Kamu tidak perlu ragu, Andra itu bisa diandalkan, dia anak yang cerdas, dan dia juga sangat tegas, sama seperti kamu walaupun berhadapan dengan perempuan akan menjadi lemah." Ujar Rian.
"Kamu meledek ku ?" Adrian merasa diledek oleh Rian karena dia seperti itu jika berhadapan dengan perempuan apa lagi perempuan itu istrinya.
"Ya aku tidak bermaksud, tapi kalau kamu anggap begitu, ya gak apa-apa." Ujar Rian sudah siap bangkit dari kursi duduknya.
"Kurang aj*r, sahabat laknat Lo. sini aku tonjok Lo." Kesal Adrian melemparkan pulpen ke arah Rian, namun tidak kena karena Rian secepat kilat keluar dari ruangan itu.
Bersambung.
pd akhirnya kau akan menyesal nadira