NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbongkar

Roni merenungkan semua perkataan Aldi, sebenarnya ia tak begitu mempercayai Aldi. Tapi karena Aldi dekat dengan mbah Wo selaku sesepuh desa, maka perkataannya layak dipertimbangkan Roni. Kepercayaan masyarakat kepada mbah Wo memanglah besar. Tak ayal setiap ucapan dari mbah Wo atau yang mengatasnamakan mbah Wo akan mudah dipercayai oleh warga. Untungnya mbah Wo selama ini selalu bijak dalam menjaga kepercayaan masyarakat.

Meskipun mbah Wo diharapkan besar dalam membongkar terror di desanya, tapi selama puluhan tahun mbah Wo tak banyak memberi sikap. Baru kali ini mbah Wo memberikan sikapnya terhadap terror ini. Roni telah memikirkan semua itu dan mencoba membuktikan sendiri apakah benar apa yang Aldi ucapkan. Di rumahnya memang hanya kamar ayahnya yang sangat dilarang untuk dimasuki oleh Roni atau bahkan siapapun.

Roni tak begitu mempermasalahkan mungkin di dalam kamar banyak berkas rahasia milik desa sehingga ia tak berhak untuk masuk. Bahkan kunci kamar itu tak pernah lepas dari pengawasan ayahnya. ART yang dipekerjakan pun tak diizinkan masuk dan membersihkan kamar.

Tapi setelah Aldi datang semuanya menjadi berubah, persepsi cuek kepada ayahnya kini berganti menjadi rasa penasaran. Kini dirinya sudah duduk bersantai di rumahnya, sebab ia jengah dengan perlakuan mertuanya kepada dirinya.

“Udah pulang yah?” Tanya Roni saat melihat ayahnya baru masuk ke dalam rumah.

“Kamu ngapain? Tika ndak ikut?” Balas Agus sedikit terkejut

“Dia lagi tidur, makanya aku nyantai aja di sini”

Agus pun melanjutkan kegiatannya dengan melepaskan sepatu lalu melenggang ke dalam kamar. Sekeluarnya Agus dari kamar, Roni memperhatikannya dengan seksama. Agus hanya menggunakan singlet putih khas bapak-bapak. Roni memicingkan matanya saat melihat luka yang telah diperban di tangan kiri ayahnya.

“Itu tangannya kenapa yah?” Tanya Roni

Agus diam sejenak, sorot matanya mengarah ke atas.

“Oh ini, kena paku kemarin pas benerin kandang ayam” Balas Agus yang kembali menatap Roni

Agus segera ke belakang menghindari pertanyaan Roni lebih lanjut. Sedangkan Roni sendiri juga terdiam saat melihat luka lebam di dada ayahnya. Ucapan Aldi benar adanya, ditambah alasan ayahnya yang seakan menjawab asal menguatkan kecurigaan Roni.

Tak ambil waktu lama Roni bergegas keluar dari rumah ini, tanpa pamitan dirinya langsung pergi ke rumah mbah Wo menemui Aldi. Kondisi Roni sudah penuh dengan keringat, pikirannya kacau tak karuan. Fakta yang baru ia ketahui hampir membuatnya terkena serangan jantung.

Roni mengetuk pintu rumah mbah Wo tak sabar.

“Ada apa Ron?” Ucap mbah Ti yang membukakan pintu

“Aldi mana mbah?” Balas Roni panik

“Aldi sama mbah Wo di rumah pak Kades sekarang”

“Yauda mbah terimakasih”

Roni langsung bergegas menuju rumah pak Kades yang jaraknya tak begitu jauh. Melihat pintu rumah pak Kades yang terbuka Roni langsung masuk tanpa permisi.

“Al bener katamu Al” Ujar Roni

“Mas tenang dulu” Balas Aldi sambil menyodorkan segelas air

Roni menenggaknya habis tak tersisa, kini dirinya merasa sedikit tenang. Dirinya dipersilahkan duduk oleh tuan rumah.

“Ada apa Ron?” Tanya mbah Wo

Roni menelan salivanya kasar.

“Ayah selama ini pelaku pesugihan itu” Ucap Roni disertai air mata yang berlinang

Semua terdiam membiarkan Roni untuk meluapkan emosinya. Wajahnya merah padam, matanya penuh air mata, tangannya mengepal kuat hingga bergetar. Dunia rasanya seakan runtuh di hadapannya.

Ayah yang selama ini selalu menuruti permintaannya, meskipun memiliki sikap cuek ayahnya tak pernah pelit kepada dirinya, di balik itu semua ayahnya ternyata adalah sosok dibalik terror pocong yang menghantui desa selama bertahun-tahun. Lebih menyakitkannya lagi adalah ayahnya yang memperkosa calon istrinya. Artinya anak yang dilahirkan Tika adalah buah dari ayahnya.

Jantung Roni bagai ditusuk tombak runcing, dirinya kini tak kuasa menahan tangis. Sedangkan Aldi dan yang lain hanya diam menunggu Roni.

“Apa kamu setuju kita temui ayahmu nanti malam?” Tanya mbah Wo

“Silahkan mbah, tapi saya ndak ikut” Ujar Roni sambil menyeka air matanya

Tanpa sadar dari kejauhan pocong tengkorak memperhatikan mereka. Semua percakapan telah didengarkan oleh si pocong yang nantinya akan disampaikan ke Agus.

***

Kembali ke Suro dan Melati yang masih ada di kuburan. Bunga di kuburan hampir habis akibat ulah Melati. Bahkan bunga yang berada di makam tak luput jadi incarannya. Entah bagaimana nanti Melati mengeluarkannya. Tapi sebentar, apakah kuntilanak atau hantu lainnya perlu buang air?

Suro yang masih duduk manis bercengkrama dengan kunti serta sosok kakek-kakek yang ia temui. Penghuni kuburan lumayan ramai, ada yang naik ke pohon beringin, ada yang di pohon kamboja. Bahkan ada yang duduk di keranda. Bentuk mereka macam-macam mulai dari yang biasa saja hingga yang sangat menyeramkan.

Kakek yang menjadi lawan bicara Suro termasuk berwujud biasa saja karena menyerupai seorang kakek biasa namun energinya yang luar biasa. Pantas saja sosok ini menjadi pemimpin di tempat ini, perawakannya yang lugas dan bijak membuat kharismanya semakin terlihat.

“Apakah temanmu itu bisa berhenti memakan semua bunga di sini? Kasihan para peziarah” Ujar si Kakek

Suro langsung melesat, tanpa basa-basi Suro memikul Melati layaknya karung beras lalu membawanya ke tempat si kakek. Sang kakek tersenyum.

“Kamu boleh makan bunga di sini nduk, tapi jangan dihabiskan. Sisakan untuk manusia yang ingin berziarah” Ujar si kakek ramah

Melati langsung tertunduk malu, dirinya memang kalap untuk memakan bunga-bunga di sini. Tujuan Melati memakan bunga untuk memulihkan energinya yang telah terkuras banyak. Itu lebih baik pikirnya daripada harus meminum darah.

“Kalian bersama anak dengan serigala hitam yang menjaganya itu kan?”

Suro mengangguk, sedangkan Melati kebingungan perasaan dari kemarin dirinya tak pernah melihat serigala.

“Pesanku, jagalah anak itu dari bahaya. Arahkan anak itu agar tak dibutakan oleh dendamnya, dirinya memiliki potensi yang besar. Suatu hari nanti dia bisa dengan mudah menolong dan dengan mudah juga dapat menghancurkan orang lain”

Melati dan Suro kompak mengangguk setuju.

“Mbah bisa bantu ndak kalau kita mau beresin terror pocong di desa?” Celetuk Melati

Suro dengan cepat menjepit bibir Melati dengan tangannya hingga manyun. Melati tak terima langsung menghempaskan tangan Suro yang besar, sedangkan si kakek hanya tertawa melihat kelakuan dua hantu random ini.

“Selama kalian benar, aku akan datang membantu demi kesejahteraan warga desa” Balas si Kakek

Melati langsung salto ke belakang reflek karena saking senangnya dirinya mendapatkan bala bantuan. Dirinya kemarin kewalahan saat menghadapi banyak pocong yang seperti anak SMP tawuran. Sekarang dia bisa memberi perlawanan karena sudah punya bekingan.

Bak manusia yang telah menghabiskan dua mangkok mie ayam full topping, kini Melati siap untuk peperangan selanjutnya karena energinya sudah terisi penuh. Melati pulang dengan semangat. Karena Aldi sedang berada di rumah pak Kades, dirinya dan Suro langsung menyusulnya.

“Wah pocong itu lagi om” Ucap Melati

Di perjalanan mereka melihat pocong tengkorak itu lagi yang sedang memantau rumah pak Kades dari jauh.

“Dasar tukang nguping!” Melati mendengus kesal

Melati langsung melesat, kuku-kukunya memanjang. Cakarannya tepat mengenai dada si pocong hingga menimbulkan luka menganga yang besar. Darahnya langsung berceceran keluar, si pocong yang tak menyangka mendapat serangan mendadak langsung tersungkur kesakitan.

“Mampus!”

Melati melanjutkan dengan menendang kepalanya layaknya tendangan bebas. Kepala pocong langsung terlepas dan terpental jauh akibat tendangan dari Melati. Tubuh pocong yang terpisah dari kepalanya juga lenyap bersamaan dengan kepalanya yang semakin jauh tak terlihat.

Mereka langsung bergabung dengan Aldi beserta yang lain, tentunya hanya Aldi yang bisa melihat Suro dan Melati.

“Darimana kalian? Aku cariin daritadi”

“Habis cari bunga di kuburan mas” Sahut Melati

“Buat apaan emangnya?”

“Buat aku makan lah mas” Melati mendengus

Aldi hanya mengangguk, lalu mereka membicarakan rencana Aldi bersama yang lain kepada Suro dan Melati, tentunya dengan telepati. Keduanya setuju dengan rencana Aldi.

Malam ini Aldi, Dimas, Riki dan mbah Wo bersama pak Kades berangkat menuju rumah Agus. Mereka berjalan santai karena masih jam tujuh malam. Sesampainya di sana mbah Wo langsung mengetuk pintu.

Aldi mengawasi sekitar, sekumpulan pocong telah mengelilinginya. Dirinya sudah siap jika para pocong itu menyerang. Lumayan lama mbah Wo mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari si empunya rumah.

“Di belakang Al!” Ujar Suro

Mendengar itu Aldi langsung berlari ke bagian belakang rumah. Dimas dan Riki mengikuti, namun mereka tak melihat apapun selain area persawahan yang gelap tanpa penerangan sedikit pun.

Berbeda dengan Aldi, ia langsung melompat dengan salah satu kaki di depan lalu memberikan tendangan ke udara kosong. Dimas dan Riki semakin kebingungan dengan tingkah Aldi.

“Ngapain nendang angin bego!” Celetuk Dimas

Aldi hanya diam tak menggubris, senyum jahat tesungging di bibirnya.

1
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!