Lahir Kembali Untuk Memeluk Kalian Season 2

Saat sedang menunggu, sekelompok pemuda menghampiri Alvin dan yang lainnya. Semua pemuda itu iri karena semua wanita di sana terus menatap ke arah kelompok Alvin yang memiliki visual kelas atas.

“Sepertinya balapan kita turun kelas, sejak kapan kelompok cupu seperti kalian bisa mengikuti balapan?” ucap seorang pria berambut pirang sambil menatap Alvin penuh kebencian karena pacarnya terus-menerus menatap Alvin yang sedang duduk di atas motor milik Gilang.

Pria itu adalah Roger Tanujaya, ketua geng motor Black Panther — geng yang cukup terkenal karena suka membuat onar dan keributan di jalanan.

Saat Rendra ingin menghajar mereka, Alvin langsung menahannya agar tidak membuat keributan dulu karena dia belum memenangkan balapan dan mendapatkan uang.

“Tahan dulu Ren, nanti kita babat habis mereka. Aku juga kesal dengan mereka,” bisik Alvin pada Rendra.

“Oke Al, aku mengerti. Di sini terlalu banyak saksi,” ucap Rendra yang akhirnya bisa mengontrol emosinya.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya balapan akan dimulai. Sepuluh motor membentuk tiga baris. Alvin berada sendirian di barisan paling belakang, sementara Roger berada di barisan paling depan.

“Kenapa Alvin start paling belakang, Lang?” ucap Rendra saat melihat Alvin start paling belakang.

“Itu karena Alvin pendatang baru dan geng kita belum terkenal. Posisi start menandakan status geng mereka — semakin depan semakin kuat geng mereka,” jawab Gilang menjelaskan mengapa Alvin start paling belakang.

“Jadi seperti itu, tapi itu tidak masalah. Dengan kemampuan Alvin mereka hanya kroco,” ucap Rendra yang tahu seperti apa kemampuan Alvin.

“Perhatian semuanya, sebelum memulai balapan ada hal penting yang akan saya umumkan. Tuan Roger dari geng Black Panther memiliki usulan: selain hadiah uang, dia mengusulkan untuk mempertaruhkan motor yang kalian pakai untuk balapan,” ucap panitia.

“Kalau ada yang tidak mau ikut silakan mundur dan uang pendaftaran akan dikembalikan,” lanjut panitia.

Alvin menoleh ke arah Gilang. Gilang langsung mengerti mengapa Alvin menoleh dan mengangguk.

Setelah beberapa saat, hanya tersisa lima motor di lintasan karena lima pembalap memilih mundur — mereka tidak ingin kehilangan motor kesayangan mereka.

Setelah semua motor dinyalakan, semua pembalap bersiap menunggu aba-aba dari panitia. Setelah aba-aba terdengar, kelima motor itu langsung melesat. Itu adalah balapan satu putaran; yang menang akan mendapat segalanya dan yang kalah pulang jalan kaki.

Alvin langsung melesat, menyalip pembalap nomor empat. Tidak berhenti di situ, Alvin kembali menyalip satu motor lagi yang ada di depannya. Alvin sekarang berada di posisi ketiga dan menempel ketat pembalap nomor dua, yang ternyata bekerja sama dengan Roger — dia terus menghalangi Alvin yang ingin menyalip.

“Sial, ternyata pembalap yang ada di posisi kedua bekerja sama dengan pembalap nomor satu,” ucap Gilang yang kesal karena Alvin terus dihalangi saat ingin menyalip.

Saat berada di trek lurus, Alvin menambah kecepatan motornya hingga berhasil menyalip pembalap nomor dua yang tidak sempat lagi menghalangi Alvin. Saat tikungan terakhir, Roger merasa di atas angin karena yakin rekannya di posisi kedua mampu menghalangi semua lawannya.

Saat garis finish sudah di depan mata, sebuah motor berwarna hitam langsung menyalip Roger dengan cepat — itu adalah motor Alvin yang memanfaatkan kelengahan Roger dan menyalipnya. Roger, yang tidak sempat bereaksi karena masih terkejut, hanya bisa menelan kekalahan dan menyaksikan motor Alvin melewati garis finis.

“Apa ku bilang, mereka hanya kroco di hadapan Alvin!” ucap Rendra dengan penuh semangat — sekarang mereka sudah memiliki uang dan motor.

Brak!

“Sial!!! Apa yang kamu lakukan, mengapa kamu membiarkan dia lewat?” ucap Roger setelah membanting helmnya ke aspal lalu memarahi orang yang bertugas menghadang pembalap lain.

Setelah Alvin membuka helm, semua orang di sana langsung menghampiri Alvin — terutama para wanita yang histeris melihat Alvin membuka helm. Pihak panitia juga sudah mengambil kunci dan surat-surat motor para pembalap yang kalah dan akan diserahkan pada Alvin.

“Bocah, aku sarankan kamu tidak mengambil motorku. Kalau tidak, kamu tidak akan tahu bagaimana kamu mati,” ucap Roger mengancam Alvin. Namun Alvin tetap menerima semua kunci motor beserta surat-suratnya.

Alvin juga mendapatkan hadiah uang tunai sebesar empat puluh juta setelah dipotong sepuluh juta oleh pihak panitia.

“Kurang ajar, beraninya bocah itu mengabaikan ku. Kumpulkan anak-anak hari ini, aku akan makan ikan,” ucap Roger, yang mengucapkan kode rahasia saat akan membunuh seseorang dan membuangnya ke laut.

Alvin hanya mengambil dua motor paling bagus; tiga motor lainnya dia jual. Alvin mendapatkan hampir dua ratus juta dari hasil menjual motor-motor itu.

“Wah, malam ini kita menang banyak, Al. Untung aja si bego itu nyaranin taruhan motor juga,” ucap Rendra yang sangat senang karena akhirnya mendapatkan motor dan tak perlu ngojek lagi kalau mau ke sekolah.

“Iya Ren, tapi kita harus bersiap-siap. Sepertinya mereka tidak akan berhenti begitu saja. Kalian bertiga silakan pulang dulu, sepertinya mereka akan mencari masalah dengan kita,” ucap Alvin yang melihat Roger terus menatapnya dengan tatapan permusuhan.

“Mana bisa seperti itu, Al. Walaupun kemampuan kami tidak terlalu tinggi, kalau satu lawan satu kami masih sanggup,” ucap Gilang yang tahu maksud Alvin yang tidak ingin mereka terlibat.

“Baiklah, kalau begitu kita akan menghadapi mereka di jalan sepi supaya tidak ada saksi dan CCTV,” ucap Alvin yang sudah memutuskan untuk memberi pelajaran yang tidak akan bisa Roger lupakan.

Setelah itu Alvin dan Rendra langsung menggeber motor mereka untuk memancing emosi anak-anak Black Panther. Dua motor itu adalah Kawasaki Ninja H2R dan Ducati Panigale — benar-benar jackpot malam ini, harga kedua motor itu miliaran.

“Kurang ajar beraninya dia menggeber motorku. Malam ini aku pasti akan menghabisi dia,” ucap Roger yang sudah sangat emosi karena motornya yang sudah full modifikasi kini berada di tangan Alvin.

“Ketua, sepertinya mereka sengaja memancing emosimu. Apa mereka mempunyai pendukung kuat sehingga mereka tidak takut pada mu?” ucap wakil ketua geng Black Panther.

“Aku tidak peduli. Malam ini mereka harus mati. Siapapun yang menjadi bekingannya akan ikut mati; tidak ada yang bisa selamat setelah menyinggungku,” ucap Roger yang sangat percaya diri karena keluarga Tanujaya merupakan keluarga terkaya nomor tiga di Kota Kembang setelah keluarga Utomo dan keluarga Larasati.

“Hehehehe, kamu jahat sekali, Al. Sepertinya mereka terpancing. Kebetulan aku sudah lama tidak merenggangkan otot,” ucap Rendra sambil terkekeh.

“Iya Ren, tatapannya seperti ingin menelan ku hidup-hidup,” ucap Alvin yang melihat tatapan Roger.

“Kalian bertiga, saat bertarung nanti jangan gegabah. Biarkan kami menghadapi mereka dulu; kalian baru membantu saat kami kewalahan atau diserang dari belakang,” lanjut Alvin memberikan instruksi pada Gilang dan yang lainnya.

“Baik, ketua,” ucap mereka serempak. Mereka sangat mengagumi sikap tenang Alvin walaupun akan berhadapan dengan puluhan anggota geng Black Panther.

Setelah puas memprovokasi Roger, Alvin dan yang lainnya langsung melajukan motor mereka ke tempat sepi dan tanpa CCTV.

Bersambung...