Alexander "Lion" Kennedy, mantan komandan pasukan elite terhebat Amerika, sedang menikmati masa pensiunnya yang damai di pedalaman hutan. Namun sebuah kunjungan tak terduga dari Gedung Putih memaksanya kembali ke dunia yang ditinggalkannya - dunia operasi rahasia, konspirasi, dan bahaya yang tak terlihat.
Dengan masa lalu yang penuh luka dan dendam yang belum terselesaikan, Lion harus memimpin misi penyusupan paling berbahaya dalam kariernya. Didampingi oleh Tanikawa, sahabat lamanya yang jenius teknologi, perjalanan mereka segera berubah menjadi permainan kucing dan tikus yang mematikan di jalanan Moskow.
Ketika misi resmi berubah menjadi urusan pribadi, Lion menemukan dirinya terjebak dalam jaringan konspirasi dimana tidak ada yang bisa dipercaya. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam labirin pengkhianatan, sementara masa kelamnya terus membayangi setiap keputusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR. IRA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Lion dan Tanikawa Masih di Rumah Sakit
Lion menggerakkan tangannya, dia mencoba menggenggam tangan Tanikawa yang berada di sampingnya. Tanikawa langsung memberikan tangganya untuk digenggam Lion "Tanikawa... Apa aku selamat?!" tanya Lion yang masih setengah sadar. Tanikawa juga ikut menggenggam tangan Lion dengan sedikit kencang "I-Iya, komandan selamat!!" jawab Tanikawa.
Lion lalu melepaskan genggamannya, dia kemudian mencoba untuk duduk "Komandan, jangan!!" ucap Tanikawa yang mencegah Lion duduk, "Keadaan komandan belum stabil, berbaringlah!" ujar Tanikawa. Lion lalu kembali berbaring, "Tanikawa, ayo kita segera pergi dari sini!!" ujar Lion.
Tanikawa bingung, dan heran dengan ucapan Lion "Kenapa?!" tanya Tanikawa, "Mungkin musuh akan mengetahui keberadaan kita di sini," ucap Lion dengan suara pelan, "Tapi, komandan. Keadaan komandan masih lemas, di tambah dengan kaki kiri komandan yang baru selesai operasi. Jika kita bergerak sekarang, itu malah akan berbahaya untuk komandan!!" ujar Tanikawa untuk mengingatkan Lion soal kondisinya.
"Uhuk... Uhuk..." Lion batuk, "Lihat kan, komandan belum sembuh sepenuhnya!!" ucap Tanikawa. Lion lalu memejamkan matanya sebentar, kemudian membukanya lagi, "Kamu benar, tapi. Di dunia ini, tidak ada tempat yang benar-benar aman selain kuburan!!" ujar Lion untuk mempertahankan argumennya.
Tanikawa mengusap air matanya yang sedikit menetes, "Tapi, komandan. Bahkan di kuburan pun tidak akan benar-benar aman selamanya," lanjut Tanikawa dengan suara yang bergetar, "Tunggu, komandan pasti lapar. Aku akan keluar untuk membeli makanan!!" ucap Tanikawa sambil berjalan keluar.
Tanikawa lalu keluar, bukan ke kantin rumah sakit. Tapi, dia keluar dari rumah sakit demi mencari makanan yang disukai Lion "Tunggu, kira-kira makanan apa yang disukainya?!" pikir Tanikawa saat di mobil. Tanikawa lalu pergi, dia pergi menuju ke sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit. Di restoran, Tanikawa membeli beberapa daging, salad, dan beberapa makanan lainnya. Namun, saat di perjalanan kembali ke rumah sakit. Dia melihat sebuah van hitam dengan logo garuda hitam terparkir di sebuah supermarket "APM?!" pikir Tanikawa.
Tanikawa langsung menancap gas dengan cepat, beruntung para agen itu tidak melihat kendaraan Tanikawa yang lewat tadi. Di perjalanan kembali ke rumah sakit, Tanikawa berpikir, "Tunggu, bagaimana bisa. Van hitam dengan logo garuda, yang jelas-jelas sudah masuk berita di seluruh Rusia. Tidak ditangkap? Harusnya, para kepolisian sudah menangkapnya. Apalagi setelah melakukan baku tembak di jalanan itu. Harusnya para aparat dapat menangkapnya dengan cepat, secara mereka selalu menggunakan kendaraan yang sama!!" pikir keras Tanikawa.
Tanikawa berpikir dengan sangat keras menganiaya, sementara Lion yang terbaring lemas, dengan kaki kirinya yang baru selesai dioperasi. Lion mencoba menggerakkan kaki kirinya "Ahhh!!!" desahan kesakitan Lion, "Kakiku masih butuh perawatan, tapi. Jika terlalu lama di sini, APM mungkin akan tahu keberadaan kami!! gumam Lion.
Mobil Tanikawa sudah terparkir, dia lalu kembali ke ruangan Lion sambil membawa kantong besar yang berisi makanan yang tadi dibeli Tanikawa di restoran, "Komandan, makanan datang!!" ujar Tanikawa sambil meletakkan makanannya di meja.
Lion tersenyum, "Coba berikan makanannya, Tanikawa!!" ujar Lion. Tanikawa lalu mengambil daging, dan teh herbal. Kemudian dia mencoba mendudukkan Lion secara perlahan-lahan, "Ayo coba duduk, komandan!!" ucap Tanikawa sambil mencoba mendudukkan Lion, "Emm... Komandan, sepertinya aku harus menyuapimu!!" ujar Tanikawa dengan sedikit canggung.
Lion mencoba menggerakkan tangannya, lalu dengan perlahan. Dia mengambil makanan yang dipegang Tanikawa "Aku bisa makan sendiri, Tanikawa!!!" jawab Lion. Tanikawa dan Lion kemudian menikmati makanan yang dibeli Tanikawa tadi. Namun, saat makan. Tanikawa masih terpikirkan oleh van APM yang dia lihat tadi.
"Ada apa, Tanikawa?!" tanya Lion saat melihat tingkah aneh Tanikawa saat makan, Tanikawa dengan cepat menjawabnya, "Tidak, bukan apa-apa!!" jawab Tanikawa dengan sedikit gugup. Lion tidak terlalu menghiraukannya, dan melanjutkan makannya. Setelah makan, perawat datang untuk mengecek keadaan Lion, dan memberikannya obat.
"Suster, kira-kira butuh berapa lama agar kakiku sembuh?" tanya Lion saat suster datang, "Paling cepat ya... 1-2 bulan, Pak!!" ucap perawat itu. Wajah Lion seketika menjadi sedih, Tanikawa yang melihatnya pun mencoba menyemangatinya, "Komandan pasti kuat!!" ucap Tanikawa.
Perawat itu lalu pergi, Lion kemudian berbaring lagi. Kali ini, isi kepalanya menjadi kacau balau karena ungkapan dari perawat tadi, "Tanikawa, waktu 1-2 bulan itu cukup lama!!" ucap Lion sedikit sedih. Tanikawa tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia tahu. Kesembuhan seseorang tidak akan bisa dipaksakan.
"Bagimana, apa pesan ku sudah kamu sampaikan?!" tanya pria tua di Shanghai kepada seseorang lewat telepon, "Belum," jawab sang penerima telepon. Pria tua itu lalu menutup teleponnya, kemudian dia bangkit dari kursinya yang nyaman. Berjalan ke sebuah ruangan, di dalam ruangan itu, terpajang banyak foto-foto dirinya dengan seseorang, dan juga banyak sekali sertifikat yang terpajang, "Walaupun aku memiliki dendam, tapi. Kamu masih sahabat terbaikku," ucapnya sambil menyentuh fotonya.
Sementara itu, pria dengan topeng Batman. Dia berada di dalam mobilnya yang mewah, duduk sambil terus memperhatikan surat yang selalu di bawa, "Padahal ini hanya sebuah tinta yang ditulis di secarik kertas, mengapa harus aku yang mengantarkannya? Mengapa tidak lewat pos?!" gumam pria dengan topeng Batman itu.
"Di mana kamu? Alexander Lion Kennedy, muncullah agar pesan ini cepat tersampaikan. Aku sudah pernah bertemu denganmu, kuharap. Kamu juga mengingatnya!!" gumam pria dengan topeng Batman, mobilnya lalu berjalan menyusuri kota Moskow yang padat.
Bersambung...