NovelToon NovelToon
IDOL

IDOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Idola sekolah
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: vennyrosmalia

Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.

" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.

" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Felisha dan Gina sibuk melihat-lihat keadaan apartemen mewah ini.. Terdapat dua kamar, satu ruang tamu, dapur dan kamar mandi.

Tidak lupa balkon yang cukup luas untuk melihat pemandangan kota.

"Gina, menurutku ini benar-benar berlebihan." ucap Felisha.

Keduanya saat ini berada di balkon sambil menikmati semilir angin. Felisha merasa tidak enak jika harus menerima tempat sebagus ini.

"sudah jangan terus difikirkan, mungkin ini rezeki yang dikirim setelah kamu melalui banyak kesulitan." tutur Gina.

Dia sangat tahu bagaimana Felisha berjuang untuk kehidupannya di perantauan. Pergi bekerja paruh waktu untuk membayar kos juga kebutuhan makan setiap hari.

Apalagi terakhir saat Felisha harus kehilangan ayahnya yang meninggalkan hutang.

Pintu balkon terbuka dan menghentikan pembicaraan keduanya. Alvino datang dan mendekat.

"Ayo kita makan, semua sudah siap." ajak Alvino.

Tadi setelah melihat-lihat dan membereskan beberapa barang di apartemen, Alvino dan Denis pergi ke restoran terdekat untuk membeli makan siang.

Selesai makan, Alvino mengajak Felisha pergi ke kamar yang akan ditempatinya.

"Bagaimana kamarnya?" tanya Alvino. Dia mendudukan dirinya di sofa kecil yang ada di dekat jendela.

"Bagus, sangat nyaman." jawab Felisha sambil mengelilingi kamarnya.

Dia juga masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

"setidaknya ini akan jadi tempat yang nyaman untuk kita belajar nanti." ungkap Alvino.

"untuk kita?" tanya Felisha dan Alvino mengangguk.

Kemudian dia melangkah mendekat pada Felisha yang berdiri di sisi ranjang.

Melihat Alvino yang mendekat, perlahan Felisha mundur dan ternyata kakinya sudah mentok di dekat ranjangnya.

"Aarghh."

Tahu jika Felisha akan jatuh terjungkal, Alvino mencoba menarik tangan Felisha. Namun ternyata dirinya juga malah ikut terjatuh dan menindih tubuh Felisha.

Mata Felisha membulat sempurna saat sadar jika bibir keduanya menempel dengan sempurna.

Felisha memukul punggung Alvino agar segera bangkit. Dan Alvino memang bangkit namun tidak sepenuhnya berdiri.

Dia tetap mengungkung Felisha di bawah tubuhnya.

"Vin."

Felisha terkejut ketika Alvino justru kembali menyatukan bibir mereka. Bahkan sekarang Alvino me nyesap dan me lumatnya.

Karena Felisha diam saja Alvino melepaskan ci umannya.

"Balas aku."

Alvino kembali mencium Felisha dan entah kenapa Felisha justru terbuay dan membalas Alvino.

Keduanya hanyut dalam keheningan, padahal di luar kamar sedang ada dua orang yang terkejut melihat pemandangan tak terduga.

Gina dan Denis sama-sama canggung setelah memergoki dua sejoli di dalam kamar.

Beruntung Denis menutup mulut Gina yang hampir saja berteriak melihat hal tersebut.

"Sebaiknya kita pergi dan jangan ganggu mereka." ajak Denis.

"Tapi aku takut Felisha dan Alvino."

"Jangan khawatir, Alvin tidak akan melakukan hal yang ceroboh." potong Denis mencoba menenangkan Gina.

Padahal dia juga ragu dengan ucapannya sendiri. Dia tahu bagaimana pergaulan Alvino dengan teman-teman modelnya.

Namun meski begitu Alvino tidak pernah bermain wanita seperti yang lainnya.

"Ayo pergi."

Denis membawa Gina keluar dari apartemen itu. Meskipun Gina khawatir, namun dirinya juga tidak mau menganggu karena canggung.

......................

Felisha dan Alvino sedang duduk berdua di ruang tamu. Setelah ci uman mereka di kamar, Felisha berhasil menguasai diri dan menghentikan Alvino.

Beruntung Alvino juga tidak melakukan hal yang lebih. Dan Felisha segera keluar dari kamar untuk menemui Gina.

"Sepertinya mereka sudah pulang." ucap Alvino membuka pembicaraan.

"Apa mereka melihat?" tanya Felisha menggantung.

Tapi Alvino paham dengan maksud yang dipertanyakan Felisha.

"Aku tidak tahu, kalaupun melihat ya tidak apa-apa." jawab Alvino santai.

Sedangkan Felisha mendelik tajam pada Alvino yang terlihat santai tanpa merasa malu jika tindakan mereka tadi dilihat Denis dan Gina.

"Kenapa?" tanya Alvino saat melihat Felisha menatapnya tajam.

"Kamu tidak malu kalau mereka lihat."

"Untuk apa malu, itu hal yang sudah biasa."

Alvino santai sekali menjawab, padahal Felisha merasa malu setengah mati jika dirinya nanti bertemu Denis dan Gina.

Apa yang akan mereka pikirkan tentang dirinya yang berci uman di dalam kamar dengan Alvino.

Ting tong.

Bel apartemen berbunyi, Felisha yang hendak bangkit untuk membuka pintu di hentikan oleh Alvino.

"Biar aku saja."

Alvino langsung melangkah menuju pintu dan membuka nya. Felisha juga ikut mengekori di belakangnya.

......................

"Maaf sudah merepotkan." ucap Felisha pada Hito.

Dia merasa tidak enak saat tahu jika Alvino sudah meminta Hito untuk membereskan beberapa barangnya di kosan.

Bahkan Alvino juga membawa dua pelayan dari rumahnya untuk membantu Hito membawa barang-barang Felisha ke apartemen.

"Tidak perlu berterima kasih, aku dibayar oleh Alvin." jawab Hito apa adanya.

Memang cukup merepotkan saat Alvino memintanya untuk mengambil barang-barang Felisha.

Namun karena mendapatkan tawaran yang menggiurkan jelas Hito tidak akan melewatkan kesempatan itu.

"Sudah, lebih baik kamu masuk ke kamar dan lihat apa barang-barangmu sudah dibawa semua." titah Alvino panjang lebar.

Felisha mengangguk dan pamit untuk pergi ke kamar, tak lupa dia juga kembali mengucapkan terima kasih pada Hito.

"Sepertinya kamu serius dengan dia." ucap Hito setelah kepergian Felisha.

Sedari Alvino mengenal dan dekat dengan gadis itu, dirinya sering melihat Alvino yang selalu bersama dengan Felisha.

Hito tahu sekali jika Alvino tidak mau dekat dengan gadis manapun. Tapi sekarang justru Alvino yang terlihat mengejar-ngejar gadis itu.

"Aku berharap dia adalah masa depanku." ungkap Alvino serius.

Meskipun usia mereka masih terlalu muda, namun Alvino tidak mau bermain-main dengan perasaan seorang perempuan.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!