NovelToon NovelToon
Exiled For Dinasty

Exiled For Dinasty

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ell fizz

Di balik megahnya pusat kekuasaan, selalu ada intrik, pengkhianatan, dan darah yang tertumpah.
Kuroh, putra dari seorang pemimpin besar, bukanlah anak yang dibuang—melainkan anak yang sengaja disembunyikan jauh dari hiruk-pikuk politik, ditempatkan di sebuah kota kecil agar terhindar dari tangan kotor mereka yang haus akan kekuasaan.

Namun, takdir tidak bisa selamanya ditahan.
Kuroh mewarisi imajinasi tak terbatas, sebuah kekuatan langka yang mampu membentuk realita dan melampaui batas wajar manusia. Tapi di balik anugerah itu, tersimpan juga kutukan: bayangan dirinya sendiri yang menjadi ujian pertama, menggugat apakah ia layak menanggung warisan besar sang ayah.

Bersama sahabatnya Shi dan mentor misterius bernama Leo, Kuroh melangkah ke jalan yang penuh cobaan. Ia bukan hanya harus menguasai kekuatannya, tetapi juga menemukan kebenaran tentang siapa dirinya, mengapa ia disembunyikan, dan apa arti sebenarnya dari “takdir seorang pemimpin”.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ell fizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya kesunyian

Kembali ke masa kini, Albert melayang di udara menatap ke arah pedang yang di pegang oleh Kuroh. Bukan dengan niat jahat, Albert melihat dengan penuh kehangatan, suasana ini sangat di rindukan oleh Albert.

"Serang aku! Kau bilang aku adalah pemula." Teriak Kuroh dari bawah.

Perasaan Albert kini bercampur, ia bahkan tak paham dengan perasaan nya yang sebenarnya.

Sebuah ingatan masa lalu kembali muncul dalam benak Albert.

----------------

[ Albert pertama kali masuk akademi raja langit]

Dia membuka pintu, sebuah rumah yang lumayan besar. Dihuni oleh anak anak asuh yang didik oleh para raja langit yang sedang menjabat kala itu.

Plak!

Tamparan keras mendarat pada pipi Albert, tak bisa berkata kata Albert menunduk sedih sambil terdiam.

"Kau ini tak pantas masuk ke sini!" ucap anak anak di sana.

Albert melangkah kan kaki nya maju satu langkah. Sebuah rantai dengan ujung yang sangat panas keluar dari punggung Albert.

Wooosh!!

Pedang itu melesat ke arah anak yang menampar Albert. Rantai itu sangat cepat, bahkan anak anak yang ada di sekitar langsung menghindar.

"Tidakk, kenapa kau malah menyerang ku?." Teriaknya sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangan nya.

Namun....

Klangg!!

Rantai itu beradu dengan sebuah tangan yang tiba tiba muncul.

Seorang dengan tubuh tinggi dengan hawa yang menyeramkan.

"Tuan Legios!!," ucap salah satu anak meneriaki nama nya.

Orang itu segera mendekat ke arah Albert.

Dengan wajah penuh intimidasi, dia menatap tajam ke arah Albert.

Setelah sampai di depan Albert yang sedih dan menunduk, ia mengangkat nya.

"Apa yang kau lakukan bodoh? Kau tau, di akademi tidak ada yang boleh menyakiti siapapun!," ucap nya.

Kepala Albert masih menunduk, namun kini mata nya berubah menjadi kemerah merahan. Albert tau kalau hal ini tidak akan terjadi jika tak ada yang memulai nya.

Sebuah rantai besar muncul dari belakang, perlahan demi perlahan muncul.

"Apa yang kau katakan? Kau kira aku sebodoh itu sampai hampir melukai murid disini?," Ucap Albert tak terima dengan apa yang dikatakan Legios.

"Benarkah?? Apa kau punya bukti??," tanya nya.

Albert akhirnya mengangkat kepalanya, bukan dengan ketakutan tapi dengan rasa semangat.

"Aku punya!! Dan bersiaplah."

"Ap--."

SREEGG!!

Darah menetes jatuh perlahan ke tanah. Sebuah rantai raksasa menancap pada punggung Legios.

Para murid langsung menghampiri Legios namun...

"Diam dan tetap berdiri pada tempat kalian dasar sampah!!," ucap Albert dengan nada tinggi, wajah nya tersenyum "Sekarang tidak ada yang bisa menghabisi ku."

----------------

Kembali ke masa kini, Albert yang awal nya ragu ragu kini mulai menemukan jawaban dari kebingungan nya selama ini.

“Ahhh… akhirnya aku tahu,” gumamnya pelan, menatap pedang itu dengan mata yang dulu hanya tahu amarah—kini penuh ketenangan yang asing namun indah.

"Mari kita akhiri ini semua Kuroh!!."

Tubuh Albert kini sudah dipenuhi dengan kekuatan ungu diselangi rantai liar yang ingin sekali membantai musuh.

Albert kini melesat ke arah Kuroh dengan cepat.

Kuroh bersiap siap memasang kuda kuda. Ia tahu, kalau kekuatan Albert kali ini jauh lebih lebih kuat dari sebelum nya.

"Ayoo, aku siap kapan saja Albert!!."

Klang!!!

Kedua senjata kini beradu, Albert melesat kan pukulan tepat di wajah Kuroh.

Namun, Kuroh menahan nya dengan pedang nya, reflek yang sangat cepat. Sebelum nya dia menangkis serangan rantai Albert.

Kuroh mundur selangkah setelah menerima pukulan yang cukup kuat dari Albert.

Albert berdiri tenang, ia memegang tangan nya yang melepaskan tinjuan keras tadi. Albert cukup terkejut ada orang yang bisa menahan pukulan nya ini.

"Cukup luar biasa Kuroh, dalam sejarah pertarungan ku, tidak ada yang bisa menangkis atau menahan kekuatan tinju yang ku beri."

Namun, Kuroh menghilang dari pandangannya. Albert menundukkan tubuh nya sedikit mewaspadai semua pergerakan aneh.

"Kau terkurung pada ketakutan mu sendiri wahai Albert!!."

Suara itu mendengung di kepala Albert, tak ada orang nya namun suara nya menggema di kepala Albert.

"Dimana kau??," sambil melihat ke semua arah mencari asal suara.

"Setiap pertempuran pasti ada kalah dan menang, kau dari tadi terlihat kebingungan. Apakah kau ragu atau kau hanya takut kehilangan jati diri mu yang asli?."

Suara Kuroh berlanjut

Tiba tiba....

Pandangan Albert melihat kerumunan dan panggung eksekusi kini tiba tiba berubah.

"Selamat datang di dunia ku!," suara itu kembali muncul.

Wilayah hijau dengan angin kencang yang menghembus dedaunan, tenang tapi sebenarnya menakutkan.

Mata Albert kini terpaku pada sebuah bangku raksasa namun disana duduk seorang anak yang ia kenal sebelum nya.

Kuroh

"Kenapa kau malah bingung? Ini dunia ku, sebaiknya kita bertarung disini," ucap nya menopang kepalanya dengan tangan nya.

Albert masih bingung dengan semua yang terjadi. Baru pertama kali dalam sejarah pertarungan nya, ada lawan yang bisa memojokkan nya seperti mainan anak kecil.

"Kekuatan mu luar biasa Kuroh, kau berhasil mempermainkan ku dalam permainan mu."

Tak senang dengan ucapan yang keluar dari mulut Albert, Kuroh melompat dari tempat singgasana nya dan mendekat ke tempat Albert berdiri.

Dengan wajah tenang, dia berjalan menghampirinya.

"Dari tadi kau hanya memuji kekuatan ku," ucap nya " namun, kau tak pernah merasa kalau kekuatan mu juga jauh dari kata luar biasa.

Dia memegang pundak Albert, berusaha menenangkan diri Albert.

"Sejujurnya aku tak punya niat bertarung penuh dengan mu, makanya aku membawa mu ke dunia ku sementara," dia menjeda ucapannya dan melanjutkan nya beberapa saat kemudian "Disini kita bisa lebih tenang dan membicarakan hal hal yang seharusnya kita bicarakan dari awal."

Sebuah kursi tiba tiba muncul di belakang Albert, Kuroh meminta nya untuk duduk dan menenangkan diri di kursi.

Setelah mereka berdua duduk, mata Albert mulai meneteskan air mata.

Kuroh menatap Albert yang kini menunduk, bahunya bergetar pelan. Tidak ada lagi hawa membunuh, tidak ada lagi aura ungu yang meledak-ledak. Yang tersisa hanya seorang pria yang kelelahan menahan beban bertahun-tahun dalam diam.

“Lucu ya,” ucap Albert dengan suara serak. “Dulu, aku pikir... semakin aku kuat, semakin semua orang akan berhenti menyakitiku.”

Ia menatap telapak tangannya sendiri — tangan yang dulu menghunus rantai panas, tangan yang menembus punggung Legios tanpa ragu. “Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Semakin kuat aku, semakin aku kehilangan arah.”

Kuroh tidak menjawab. Ia hanya duduk di seberangnya, diam, membiarkan Albert berbicara.

“Aku benci semua orang di akademi itu. Aku benci mereka yang menatapku dengan jijik, yang tertawa di belakangku. Tapi lebih dari itu…” Albert menatap kosong, napasnya berat. “Aku benci diriku sendiri karena akhirnya jadi seperti mereka. Aku pikir dengan menghancurkan mereka, aku akan bebas. Tapi sampai sekarang—”

Ia memukul dadanya pelan, “Sampai sekarang pun, aku masih merasa terbelenggu.”

Rantai- rantai ungu di punggungnya bergetar pelan, seolah merespons isi hatinya sendiri.

“Lucunya, Kuroh…” ucap Albert lagi, kali ini lebih pelan. “Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku bertarung untuk diriku sendiri… bukan untuk membuktikan apa pun.”

Kuroh menatap lurus ke arah mata Albert.

“Jadi ini yang sebenarnya menakutkanmu, bukan? Bukan kekalahan… tapi kemungkinan kalau selama ini kau bertarung demi alasan yang salah.”

Albert terdiam. Kalimat itu menembus lebih dalam dari seribu pukulan mana pun.

Butiran air mata jatuh, satu per satu.

“Kalau begitu…” suara Albert nyaris berbisik, “apa yang harus kulakukan sekarang?”

Kuroh menatap ke atas, langit di domain itu mulai retak—seolah dunia itu sendiri ikut mendengar.

“Tanya itu lagi nanti, saat rantaimu berhenti bergetar.”

Albert menatapnya, diam.

Lalu angin berhenti.

Dan dunia mereka mulai pecah perlahan, seakan sesuatu… akan segera terungkap.

(bersambung)

1
Abi Dharma
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Ngực lép
Gak bisa berenti baca.
Mikerap <3
Kangennya bukan main, update dong thor. Biar makin jatuh cinta! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!