Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25. Ketegasan Hafiz
"Kita harus bergerak sekarang, haters Almira semakin menjadi." ujar Hafiz.
ponselnya berbunyi menampilkan kontak bernama Aisyah. di tengah keriweuhan nya Hafiz tetap mengangkat panggilan itu.
baru saja ia menempelkan ponsel ke telinga. suara Aisyah sudah menyambar dengan nada khawatir. "kak Hafiz tolong pulang sekarang juga! di dalam rumah ada kak Angeline."
"mau apa dia ke rumah." jawab Hafiz malas.
"katanya dia punya urusan dengan kakak, kalau kak Hafiz tidak pulang sekarang dia akan ke kantor ayah." jelas Aisyah lagi.
Hafiz menghela nafas kasar. bertemu dengan Angeline rasanya memuakkan. "baik. minta dia menunggu lima belas menit." putus Hafiz.
Haya nyeletuk "Angeline?"
"ya. saya harus membuat nya sadar diri dan mengakui semua perbuatan nya." balas Hafiz.
"kesana lah. nanti soal sisanya kami yang tangani." tambah Hanan.
Hafiz menangguk. ia kemudian berdiri. lalu berjalan keluar dari ruangan Haya.
"bagaimana Aisyah? apa Hafiz akan pulang?" tanya Angeline harap-harap cemas. semoga saja apa yang ia takutkan tidak terjadi.
Aisyah menatapnya seraya mengangguk. "kak Hafiz bilang tunggu lima belas menit." ujar gadis manis itu.
"baguslah." jawab Angeline merasa lega.
Aisyah masih berdiri tepat di hadapan Angeline. dia bingung harus berbuat apa. ia sudah menjamu Angeline dengan sebaik mungkin tapi terus terang. ia amat tidak suka dengan kehadiran gadis ini.
"kenapa kamu tidak ikut gabung duduk bersama saya Aisyah?" tanya Angeline setelah menyesap matcha nya.
"i don't like you" gumam Aisyah. namun ia segera beranjak. "maaf saya sibuk kak, kebetulan bibi lagi tidak masuk hari ini jadi saya harus menyiapkan makanan. enjoy your time ya."
Aisya langsung melipir ke dapur meninggalkan Angeline. setelah sampai di meja makan ia misuh-misuh. kenapa harus ada Angeline di daftar teman kakak nya. perempuan itu cantik namun tampak licik. semoga saja Hafiz segera pulang agar momen canggung ini tidak berlangsung lama.
Lima belas menit kemudian Hafiz tiba, pemuda itu langsung masuk kedalam rumah menghampiri Angeline.
"keluar dari rumah kami sekarang!" pinta Hafiz dengan nada tegas.
Angeline tersentak namun kemudian tersenyum. "halo Hafiz aku kesini untuk bertanya." jawab Angeline santai.
"tidak.tidak perlu bertanya pemutusan kerja sama itu sudah mutlak dan saya tidak akan sudi berteman dengan kamu lagi. penipu." ujar Hafiz sambil menekankan kata penipu di akhir kalimatnya.
Mata Angeline membulat. "apa maksud kamu Hafiz? aku penipu? bagaian mana aku menipumu?"
"cih! sudah tertangkap basah masih saja bersandiwara. kau memalsukan surat pernyataan dokter tentang penyakit sialanmu itu bukan? kau bahkan mengajak dokter Arfa untuk bersandiwara ingin menciptakan kanker otak sialan agar saya semakin takluk." jelas Hafiz menyeringai cukup muak dengan perempuan di depannya ini.
"ap..apa yang kamu katakan ini. a.. aku tidak mengerti." sanggah gadis itu dengan gugup.
"pergi dari sini sekarang juga!" bentak Hafiz.
Aisyah yang sejak tadi menguping pembicaraan keduanya tampak meringis. Hafiz mode bringas memang sangat menakutkan. ia selaku adik kandung pemuda itu saja bahkan tidak sanggup jika melihat kekejaman kakaknya.
"ya aku akan pergi tapi dengarkan dulu penjelasan ku." pinta Angeline yang mulai gemetar ketakutan. ia sudah berdiri dari tempat duduknya. namun masih ingin berusaha meluluhkan hati Hafiz.
"saya tidak butuh penjelasan receh kamu Angeline. keluar!" usir Hafiz.
"aku melakukan semua ini karena mencintai mu Hafiz." ungkap Angeline pada akhirnya. ia kini mulai menangis.
Hafiz tersenyum remeh. "buang jauh-jauh cintamu itu saya tidak butuh." jawab Hafiz mantap.
"kenapa? karena Almira? perempuan yang kamu kejar selama itu. sadar Hafiz dia tidak lebih baik dari aku." sergah Angeline.
"jangan sebut nama gadis yang saya suka dengan mulut penipumu itu. saya muak." balas Hafiz.
"kenapa dia harus menjadi penghalang di antara kita. aku mencintaimu sejak lama Hafiz tapi semua perhatian mu hanya tertuju kepada perempuan yang bernama Almira bahkan tanpa gadis itu tau. apa kurangku Hafiz?" Angeline masih mengeluarkan semua kekesalannya.
"jangan pernah berucap kata 'kita' karna diantara saya dan kamu tidak akan pernah ada kita." jelas Hafiz yang kini mulai habis kesabaran.
"duh kalau aku jadi Angeline malu tujuh turunan sih" ucap Aisyah bermonolog. masih dengan posisi santainya menguping.
"tolong sadar Hafiz. aku adalah perempuan yang paling tulus mencintai mu. Almira bahkan membuat akun baru hanya untuk menghujat ku. apakah perempuan mental pembuli seperti itu yang kamu suka?"
"stop. berhenti Angeline saya tahu seberapa berharga dan baiknya Almira dimata saya. bahkan trik adu dombamu tidak akan mempan. sekarang tinggal kamu pilih keluar dari rumah ini atau saya akan panggil pihak berwajib untuk menjerumuskan mu kedalam jeruji besi."
"kamu jahat Hafiz. aku membencimu juga Almira."
"silahkan."
Angeline bergegas keluar sambil menangis tersedu-sedu. ia tidak menyangka kebohongannya akan terbongkar secepat ini. namun ia membenci perempuan yang selalu di elu-elukan Hafiz. ia harus membuat gadis itu lenyap agar Hafiz tidak jumawa bisa memiliki Almira. ia kemudian masuk kedalam mobilnya. menyalakan mesin, menginjak pedal gas lalu menjalankan mobil. mobil berwarna putih itu perlahan mundur lalu berbelok meninggalkan rumah Hafiz.
Hafiz mengusap wajahnya kasar. syukurlah kali ini ia tidak sampai menampar perempuan jahat itu. meski darahnya sedang mendidih sekarang. ia masih diberi kemampuan oleh Allah untuk mengontrol diri.
"ehem." deheman Aisyah membuat Hafiz menoleh.
"good job kak." puji Aisyah seraya mengangkat kedua jempolnya. "Angeline pasti malu tujuh turunan kalau punya hati. oh iya aku baru menemukan fakta baru, dari mana ia bisa yakin bahwa kak Al buat akun palsu buat ngejatuh in dia ya kak? so suspicious nggak sih."
"apa jangan-jangan dia sebenarnya yang membuat sandiwara itu, sehingga menyebabkan kak Al di hujat?"
"sepertinya. tapi kita tidak boleh terburu-buru menuduh. harus ada bukti kuat agar Angeline bisa di balas telak." jawab Hafiz.
Aisyah manggut-manggut. "tapi apakah dengan penekanan seperti tadi kak Angeline akan kapok? atau jangan-jangan dia akan bertindak lebih jauh lagi? melihat dari track record nya yang tidak sungkan untuk memalsukan penyakit demi kakak. dan berbuat sesuatu yang sampai membuat Almira di hujat." ucap Aisyah tampak menganalisa.
Hafiz menggelengkan kepalanya gusar. "semoga saja dia tidak gegabah. jika hal buruk terjadi pada Almira maka aku tidak akan memaafkannya. hidup Angeline akan ku ubah bak neraka."
Aisyah bergidik. "waah, i think cinta kakak ternyata sangat besar untuk kak Al. but aku bingung kenapa tidak langsung mengajaknya menikah? biar kakak lebih leluasa untuk menjaganya."
"tidak semudah itu Aisyah. aku harus memperbaiki kesalahanku dulu. Angeline membuat semuanya jadi lebih sulit. dan itu adalah kebodohanku juga terlalu percaya."
"ya-ya i see. good luck kak. semoga Allah memuluskan jalanmu. aku cukup merinding mendengar ungkapan rasa bersalah yang terbalut cinta tulus itu." ujar Aisyah.
Hafiz tersenyum. ia menatap adiknya dengan hangat. "kamu semakin pandai."
Aisyah terkekeh. "ya. jadi tolong segera buat kak Al jadi kakak iparku."
"hahaha.baiklah." balas Hafiz.
Ia kemudian membuka rom chatnya lalu mengabari Haya dan Hanan bahwa pelaku utama sudah jelas adalah Angeline. sisa mengeksekusi perempuan itu untuk minta maaf dan mengebalikan nama baik Almira.
"oke, take your time dek. aku kembali dulu ke kantor ada urusan yang harus ku selesaikan dan ini urgent." balas Hafiz. ia bergerak mengusap lembut puncak kepala adiknya kemudian berlalu.
"hmm andai saja kak Al tahu seberapa besar cinta kak Hafiz untuknya. rasanya aku tidak sabar menantikan momen bahagia itu." ucap Aisyah pelan seraya memperhatikan pundak saudaranya menjauh keluar rumah.
"semangat kak Hafiz. aku akan menjadi garda terdepanmu."
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih