Dhea mencintai seorang lelaki teman kerjanya yang bernama Dion. Namun cinta keduanya terhalang restu dari keluarga Dion. Sebab dhea berasal dari keluarga yang kurang mampu. Beda dengan dion yang serba berlimpah. Meski demikian dion tetap berusaha mendapatkan restu kedua orangtuanya agar keduanya menikah. Lama hubungan terjalin kedua orangtua dion takkunjung memberi sinyal restu. Hingga terjadilah hal yang terlarang .
***
"Dion aku rasa kita sudah tidak mungkin untuk menikah, orangtuamu tidak merestui hubungan kita", ucap dhea terisak sedih.
" Tidak dhea, aku mencintaimu, aku akan tetap berjuang agar kau menjadi milikku yang halal", tegas dion.
Mungkinkah dhea tetap bersama dion meski tak direstui dalam hubungan terlarangnya? Ataukah keduanya patah semangat dan memilih melepaskan? Kepoin kelanjutannnya yuk ;)
-----
Hay sahabat noveltoon, btw ini kisah nyata loh. Tapi bukan kisahku. Kisah kenalanku. Kepoin yuk ;) Jangan lupa vote ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman
18.00
Dhea sudah sampai di rumahnya dengan diantar oleh safitri. Dhea memang belum memiliki kendaraan sendiri jadi masih sering jalan kaki. Makanya safitri mengantarkan pulang.
Safitri orang yang nampak baik. Ia selalu ada pada setiap keadaan dhea tanpa mengharap pengakuan. Begitupun juga dhea yang selalu kembali pada safitri baik senang ataupun susah.
Tepat di depan teras rumahnya ada dion yang masih setia menunggu kehadiran dhea. Awalnya dion hendak pulang namun karena penasaran kemana perginya dhea, dion memilih menunggui kepulangan dhea.
"Loh mas Dion"
"Iya kamu dari mana saja dhea?"
"Dari mall belanja baju buat ganti adikku dan aku, mas ada perlu apa? Duduk dulu saja mas biar dhea buatkan minuman"
"Iya sayang"
"Ehmm dhea aku pulang ya Mari", pamit safitri.
"Iya hati hati makasih loh dah ngantarin aku"
"Iya"
Safitri pun pergi meninggalkan dhea dan dion berduaan. Dirman, adik dhea memang belum pulang ke rumah. Dia terbiasa pulang sekolah ke rumah pakdenya. Mungkin juga bisa sampai tengah malam. Kebiasaan lelaki memang senang begadang entah apa yang dipikirkan.
Dhea memasuki ruang tengah dan menghidupkan lampu itu. Sedang dion terus mengawasi pergerakan dhea.
"Dhea aku pengen omong sebentar", pinta dion menahan tangan dhea yang hendak masuk ke dalam dapur.
"Boleh", balas dhea melepas pegangan tangan dion di lengannya.
"Kamu punya pacar baru ya? Kok bisa secepat itu melupakan aku?", cecar dion penuh curiga.
"Enggak kok. Masih single saja. Aku minta putus karena mau fokus kerja saja kan aku juga masih ada tanggungan adikku. Lagian kamu dan aku kan belum dapat restu dari ibumu. Jadi cukup sampai segini saja. Mungkin jika memang takdir kita akan kembali lagi. Maaf ya. Kayaknya sudah cukup deh. Aku juga sudah capek mau istirahat. Maaf ya kita lanjut besok saja. Misi"
" Ga aku gak mau kamu tinggalin gitu saja. Please tungguin aku. Aku mau kamu "
Dion menahan kepergian dhea, ia langsung mendekap erat tubuh dhea. Dion memang Sangat menyayangi dhea namun caranya kurang tepat. Seharusnya ia bekerja sekeras mungkin dulu baru mendekati dhea dan menikahinya segera tanpa menunggu terlalu lama.
Wanita manapun tidak setuju menunggu terlalu lama dan dibuat menggantung tanpa kejelasan. Sungguh sangat menyakitkan. Tentu berlaku juga pada dhea. Hingga ia memilih memutuskan dion. Sebab ia takut pada hasrat birahinya sendiri yang mungkin melampaui batas.
Pesona dion memang sempurna. Manis tampan dan seksi. Itulah mengapa ia bisa dengan semudah itu menerima dion daripada alma. Sebab dhea cenderung menyenangi fisik dion daripada alma.
Padahal alma adalah lelaki sholeh yang taat pada Alloh. Dan bersama alma tentu dea lebih bisa mengenal Alloh. Namun dhea malah memilih dion. Sungguh perbedaan jiwa yang mengharukan.
"gak boleh begini mas dion maaf"
"kenapa kamu gak mau peluk aku sayang? Plis ya jangan takut" Dion mengecup bibir ranum dhea yang indah nan seksi itu. Dhea sempat memundurkan kepalanya. Namun tetap terjamah juga. Ciuman yang sangat hangat dan menggoda. Iman dhea sedikit terkikis. Ia menikmati ciuman itu dan ikut memainkan perannya.
"Dhea..", panggil tetangganya. Tetangganya itu melihat pintu rumah dhea terbuka dan dari luaran ia memanggil nama dhea.
Beruntung dhea sigap melepas pelukan itu. Sehingga tidak ketahuan tetangganya kalau ia dan dion hampir saja lupa diri.
"Dhea kamu di suruh ke rumah pakdemu", ucap tetangganya itu.
"Iya bu makasih sudah disampaikan"
"Iya sama sama. Itu siapa?"
"Teman kerja bu ada kerjaan ketinggalan. Jadi mampir"
"Oh hati hati laki laki sama perempuan jangan berdua duaan saja takutnya dikintilin setan. Hehe"
"Iya makasih bu"
"Mari"
"Mari"
Ibu itu langsung pergi tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun. Sebab dari lama dhea selalu baik baik saja tidak ada hal aneh sama sekali. Jadi ia percaya dhea remaja yang baik dan budiman.
Sedang dion yang nampak begitu bersemangat pada dhea. Ia kembali mendekap tubuh dhea sekali lagi dan menggodanya agar tak bisa melepaskan dion begitu saja.
"Sudah mas. Kita bicarain besok lagi ya. Dhea mau ke rumah pakde. Ya"
"Sayang mas kangen"
"Iya besok saja bicaranya ya"
"Janji ya"
"Hmm"
Tanpa mandi dhea langsung menuju ke rumah pakdenya.