NovelToon NovelToon
Senandung Sang Bunga

Senandung Sang Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Teen School/College / Karir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Baginda Bram

Aidol atau idol. Adalah istilah yang lumrah di zaman ini karena kehadirannya yang telah masif.

Chandra Kirana adalah salah satunya. Ia yang mulai dari nol, tak pernah berpikir untuk menjadi seorang idol.

Namun, ia "terperosok" ke dalam dunia itu. Mulai saat itu, dunianya pun berubah.

Dunia yang dipenuhi estetika keindahan, ternyata banyak menyimpan hal yang tak pernah terduga sebelumnya.


(Update setiap hari selasa, kamis, Sabtu dan minggu.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baginda Bram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Akhir-akhir ini aku mulai penasaran dengan media sosial. Di sela-sela istirahat, aku iseng melihat ketikan-ketikan di sana. Ribuan kata itu kubaca satu persatu.

Sebenarnya tujuanku hanya ingin melihat apa ada komentar buatku atau tidak. Dari komentar sebanyak itu—mungkin sudah ratusan yang kubaca— belum kudapati satupun.

Yah, aku sudah menduganya. Bisa dilihat dari penampilan perdanaku dan juga posisiku yang cukup di belakang. Justru mengherankan kalau ada. Meski aku mulai kehilangan minat, tanganku tak henti menggeser layar.

Mataku mendapati sebuah komentar yang menarik.

Itu yang dibelakang sebelah nomor tiga dari sebelah kiri siapa ya? Cantik banget!

Bukannya itu posisiku? Kalau dilihat dari sudut pandangku sih benar. Tapi, kalau dilihat dari posisi gambarnya, yang ketiga itu bukan aku.

Komentar tadi masih rancu kalau tak ada penjelasan lebih lanjut. Sayang di bawahnya belum ada komentar untuk menjawab pertanyaannya.

Aku menghela napas lesu. Anggap saja itu pujian untukku.

Di zaman sekarang, di era yang serba digital, peran media sosial sangatlah penting. Apalagi untuk seorang idol.

Aku ingat kata kak Nadia. Peran interaksi itu sangat penting bagi idol. Media sosial sebagai sarana berinteraksi sudah pasti sangat penting. Makanya aku mulai aktif di media sosial. Mengganti nama pengguna dengan menambahi imbuhan "the flower" di belakangnya.

Kalau ada pertanyaan "kenapa the flower?" Aku tak punya alasan apa-apa. Aku cuma ikut-ikutan karena semua seniorku menggunakan the flower di belakang nama mereka untuk nama pengguna. Olivia the flower. Nadia the flower.

Kirana the flower. Nama baruku. Tak lupa di bio, kucantumkan kalimat, "Member of girls group, Flow". Duh, rasanya senang sekali bisa menambahkan kalimat itu.

Sebenarnya aku cukup paham dengan media sosial. Yah, walaupun dari dulu aku jarang posting, setidaknya aku paham dasar-dasarnya.

Tapi, ketika aku berbicang soal ini, aku diceramahi oleh Anna dan Viola. Mereka sepakat kalau aku harus membuat akun baru, bukannya memperbarui akun.

Kupikir apa salahnya? Toh, sama saja. Punya banyak akun pun, tak mudah mengurusnya. Pada akhirnya, kuabaikan saran mereka.

Untuk mengawali keaktifan media sosialku, setidaknya aku harus posting sesuatu. Ah, benar. Mungkin sebuah foto?

Kubongkar dalam folder foto Tak ada foto yang ada diriku. Aku baru sadar, selama beberapa bulan ini, aku tak pernah menyentuh fitur foto sama sekali.

Jika aku mau membuat postingan, aku harus membuat fotonya sekarang. Tapi, aku tak pede kalau harus berswafoto. Kalau begitu, cari orang saja agar aku tak sendirian.

Oh iya, aku ingin sekali berfoto bersama Anna dan Viola. Selain mereka adalah kedua temanku, mereka juga calon bintang di masa depan. Aku yakin, bisa membanggakan foto dengan mereka suatu saat nanti.

Selepas latihan, aku mengeluarkan ponsel. Teringat akan postingan pertamaku yang belum juga terbit.

"Eh kita selfie yuk!" Pintaku ke mereka berdua yang sedang menyeka keringat dengan handuk.

"Akhirnya mau bikin postingan juga dia." Sahut Viola.

Anna mengangguk cepat. Pertanda setuju. Aku membuka kamera depan, menjauhkan tanganku sembari memiringkan ponsel.

Mereka berdua yang paham, berpose dengan baik. Dengan satu klik, berakhirlah sudah. Sebuah foto yang berisi kami bertiga telah berhasil tersimpan.

Seketika kubuka media sosial, memilih opsi "posting". Kupilih foto barusan. Aku bingung dengan caption-nya. Terdiam beberapa saat. Tak kepikiran caption yang bagus.

Akhirnya kutulis, "me and my friend". Dengan menandai akun media sosial mereka berdua.

Sepersekian detik, postinganku muncul. Akhirnya, karirku telah merambah ke dunia maya juga.

...----------------...

Mentari mulai menyingsing. Suhu udara pun tak lagi bisa disebut dingin. Sedari pagi kami sudah disuruh untuk berkumpul. Terpaksa aku menunda lari pagiku. Terpaksa juga untuk absen. Berangkat sejak pagi.

Sejak setahun belakangan ini, baru kali ini aku absen. Aku cukup bersyukur karena dianugerahi tubuh yang jarang sakit. Sakit pun cuma demam sedikit dan pilek. Yang tidak membuatku merasa untuk absen kelas.

Tapi kali ini, aku izin. Mama yang paham, mengizinkan dan menitipkan surat ke Guntur sebagai bentuk permohonan izin.

Kami dibawa dengan bis ke sebuah gedung. Kupikir kami akan melakukan shooting di dalamnya, rupanya kami dipandu ke sebuah jalan.

Aku tidak tahu dengan jelas ini di mana. Yang jelas kami berada di tepi jalan lebar dimana gedung-gedung mengelilingi kami. Mungkin karena sedang jam kerja, jalanan tak nampak ramai. 

Kami pun menjelajahi jalanan sekitar sementara rombongan staf sedang sibuk berkutat dengan barang bawaan mereka. Kak Neza memberitahu kalau mereka sedang persiapan untuk shooting. Karena itu, kami diminta untuk bersiap-siap juga.

Aku telah melakukannya sejak tadi. Make up telah dibubuhkan, rambut kubiarkan saja terurai, pakaian yang disiapkan telah terpakai.

Sebuah outfit stage berlengan panjang berwarna hijau muda dengan rompi berwarna putih. Serta rok selutut berwarna senada. nampaknya, staf masih terlihat belum siap, makanya kami mengisi waktu dengan menjelajah daerah sekitar.

Sejauh mata memandang hanya ada gedung-gedung berbaris. Sudah bisa dipastikan kalau kami berada di tengah kota. Pemandangan yang baru bagiku, anak rumahan yang kerjanya bolak-balik sekolah dan rumah.

"Aku baru pertama kali jalan-jalan di tengah kota begini lho." Ujar Viola, sambil pandangannya menyusur ke segala sudut.

"Aku juga," sahutku.

"Masa kamu enggak pernah?" Tanya Anna keheranan, "padahal kamu tinggal di kota juga lho, Ran."

"Iya, tapi aku jarang pergi kemana-mana."

"Terus kamu selama ini ngapain aja?"

Pertanyaan yang sangat menohok. Benar juga. Apa yang sudah kulakukan selama ini? Siswa biasa yang tak memiliki prestasi apapun dan tak memiliki kasus apapun. Cuma hobi berolahraga saja. Benar-benar tipikal anak biasa.

Bahkan sejak aku bergabung dengan Flow aku semakin jarang bergaul dengan teman-teman sekelasku. Kegiatan ekskul pun sering absen.

Aku hanya bisa tertawa miris sambil menggaruk kepala sebagai ganti jawaban. Viola melihat sebuah bangku. Ditariknya lengan kami dengan lembut. Seketika bangku itu kami kuasai penuh.

Kurasa memang tempat ini dibuat untuk menyejukkan mata. Spot yang bagus untuk berfoto.

"Eh, An, Kita enggak foto-foto nih?" Alis Viola naik. Bibirnya tersungging kecil. Kami berdua ternyata sepemikiran.

Anna yang seperti baru tersadar, buru-buru mengeluarkan ponsel dari dalam tas kecilnya. Kami berdua berbinar.

Anna menyalakan kamera depannya, tangannya memanjang. Aku dan Viola sontak berpose. Dua Jepretan didapat.

"Jangan lupa tag aku ya?" Ujar Viola mengingatkan. "Tenang, kalo itu," sahut Anna sambil memberi sentuhan terakhir.

"Aku juga ya." Sahutku, nimbrung.

"Tenang aja." Matanya tak henti terfokus. Mengetik beberapa kalimat.

Dua menit kemudian, muncul postingan yang ditunggu. Foto dengan teman-temanku kembali mengudara di dunia maya.

Mungkin beginilah cara hidup seorang yang populer. Sedikit-sedikit foto. Ada kejadian apa, ambil video. Aku harus mulai terbiasa cara hidup yang seperti ini.

Seorang staf terlihat tergopoh mendatangi kami. Kami bertiga yang sadar, segera bangkit menemuinya. Tapi, sebelum itu, aku akan mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan.

Pemandangan dari bangku, pemandangan punggung kedua temanku, serta bangku panjang tadi.

Kurasa cukup.

Langkahku yang tertinggal, segera mengejar. Kami berempat segera mengekori staf tadi.

1
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Bagus banget deh, bikin nagih!
KnuckleDuster
Buat gak bisa berhenti baca!
Coke Bunny🎀
Gemesinnya minta ampun!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!