Sebelum baca sebaiknya baca novel aku yang berjudul, Love You Kak Kenan. soalnya cerita ini ada kaitannya dengan cerita tersebut.
🕊️🕊️🕊️
Kevano Aiden Alaska, adalah seorang pemuda yang kejam dan apa yang ia inginkan harus di turuti. Ia mencintai seorang gadis yang bernama Vania Keyla Clarissta.
Vania adalah seorang gadis yang sangat baik, akibat kebaikannya orang di sekitanya memanfaatkannya dan selalu menjadi bahan bullying di sekolahnya. Ia sangat takut kepada Aiden dan membenci sosok Aiden.
Raiden Azra Alaska, Raiden merupakan adik dari Aiden dan sifatnya berbanding terbalik dengan Aiden, Raiden sangat ceria dan ramah, ia juga mencintai Vania tetapi dalam diam dan tidak berani mengungkapkan perasaannya.
kalau kalian suka, baca langsung ajalah.
ig: fj_kk17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Ditambah? Tampar balik
HAPPY HAPPY AJAAA ~
Pagi yang cerah keluarga Kenan berencana untuk pergi ke pemakaman keluarga Caca yang berada diluar kota tempat mereka tinggal.
Mereka berencana menggunakan mobil saja cuman Aiden lebih memilih menggunakan motor karena dia tidak suka bepergian menggunakan mobil. Aksel beserta keluarganya juga ikut.
5 jam diperjalanan dan pada akhirnya mereka sampai di rumah orang tua Aksel.
Mereka di sambut dengan riang dan senang.
Setalah selesai acara peluk pelukan semuanya memutuskan untuk pergi ke pemakaman papah, mamah dan juga Caka.
Masih didalam perjalanan Caca sudah menangis. "Kenapa nangis?" Tanya Kenan menghapus air matanya dengan sayang.
"Rindu sama mamah papah dan Caka hiks aku gak kuat..." Tangis Caca pecah mengigat kembali kebersamaan mereka yang tak bisa di lupakan.
Kenan membawa Caca kedalam pelukannya, "mereka udah tenang disana, aku tau seberapa sedih jadi kamu dan aku juga ikut merasakan apa yang kamu rasakan."
Caca makin mewek mendengar ucapan Kenan, mengingat kenangan dan canda tawa yang ia lalui bersama keluarganya harus hilang secepat itu.
Sesampainya di pemakaman acara di mulai, selama berjalannya acara tentunya penuh air mata, apalagi Caca dan juga Desi.
Aiden dan Raiden gak tau harus bagian mereka juga sedih cuman mereka tidak sempat merasakan kasih sayang kakek neneknya.
Acara tersebut selesai dan mereka memutuskan untuk pulang kerumah terkecuali Aiden ia lebih memilih berkeliling terlebih dahulu sebelum pulang kerumah nenek nanti.
🕊️🕊️🕊️
Semakin lama Vania berada disana semakin sunyi suasananya, rencananya dia tidak mau pulang ke rumah neneknya tapi dia berpikir akan tidur dimana, tapi dia juga gengsi gimana dong? Hehe candaa.
"Hantu menurut kamu, aku pulang atau gimana?" Tanya Vania kepada hantu Alexa yang stenbay menemaninya.
"Hmmm mending kamu pulang sih, soalnya kalau kamu gak pulang mau tidur dimana?"
"Tapi aku masih kesal sama keluarga aku!"
"Trus mau gimana lagi? Kamu mau tidur di atas pohon kayak aku? Bisa aja sih kalau kamu bisa manjat."
Vania menghela nafasnya lelah, "yaudah deh aku pulang aja!"
Vania berjalan dengan lesuh, saat di pertengahan jalan sebuah motor berarti disebelahnya. Vania terkejut melihat si pengendara yang ternyata adalah Aiden.
"Lo ngapain di sini?" Tanya dari balik helm full facenya.
"Aku yang seharusnya bertanya seperti itu, kakak ngapain ada disini?" Tanya Vania berbalik.
"Gue sama keluarga habis berkunjung ke makam kakek nenek gue, dan Lo sendiri?"
"Kebetulan di kota ini juga kakek nenek aku tinggal kak." Jelas Vania.
"Trus ngapain Lo di luar? Nyari mba Kunti?" Tanya Aiden garing.
"Tadi aku udah ketemu sama hantunya." Ujar Vania jujur.
"Hah? Anjir? Gak lucu lu kalau ngejokes."
"Aku beneran ketemu sama hantu kak! Gak bohong."
Aiden hanya mengangguk menganggap bahwa ucapan Vania hanya khayalan semata saja. "Trus sekarang Lo mau kemana?"
"Pulang! Udah ya kak aku duluan." Ujar Vania sedikit berlari dari hadapan Aiden.
"Kalau Lo di marahin, marahin balik ya Van!" Teriak Aiden dibalas acuan jempol oleh Vania.
Sesampainya di rumah kakeknya Vania bernafas lega karena bisa terlepas dari Aiden.
Baru membuka pintu kata kata mutiara sudah keluar dari mulut Omnya. "Ngapain kamu pulang? Diluar aja sekalian tidurnya." Bentak Rafly.
"Aku lagi malas berantam om!"
"Kamu duluan yang mulai, dasar anak cengeng!"
"Mending aku yang cengeng dibanding om yang kayak perempuan! Kerjanya cuman marahi aku dan gak sadar salahnya apa!"
Entah keberanian dari mana Vania bisa mengatakan hal demikian. Dan sepertinya ia di kendalikan oleh hantu Alexa yang tiba-tiba masuk ke dalam raga Vania.
Terlihat jelas bagaimana wajah marah Rafly saat mendengar ucapan itu. "Kenapa merah mukanya? Nahan berak? Sadar diri om udah tua tapi kerjanya marah marah." Kesal hantu Alexa yang didalam tubuh Vania.
"Kurang ajar kamu ya?"
"Ya-iyalah kurang ajar makanya di sekolahin." Sinis Vania.
PLAK...
Satu tamparan kembali mendarat di pipi Vania, pelakunya adalah Margaret.
PLAK...
Tak tinggal diam Vania menampar pipi Margret tak kalah keras.
Semua orang yang ada disana terkejut melihat perlawanan yang dilakukan oleh Vania.
"Sakit? Yaitu yang aku rasain Tante! Aku juga manusia, jangan gara-gara selama ini aku terlihat baik-baik saja kalian semena-mena, dan kalian harus tau bahwa aku itu terluka! Kalian selalu menatapku remeh dan rendah, kenapa? Karena ayah? Om benci sama ayah! Tapi kebencian om juga harus ngalir ke aku? Sadar gak sih Om perlakuan apa yang selama ini Om lakuin sama aku? Om selalu perlakuin aku layaknya binatang. But itu sangat sakit om!"
Setalah mengatakan hal demikian Vania tumbang di atas lantai, dengan siaga Emma bisa membopong tubuh kecil Vania.
Tidak ada pergerakan sedikit pun antara Rafly, Margaret, dan juga Diva, ketiganya hanya sebagai penonton bagaimana Emma berusaha untuk membawa Vania kedalam kamarnya.
🕊️🕊️🕊️
Sudahh selesaiii maaf dikit, keknya di baca ulang juga banyak heheh maap banyak gaya, soalnya aku anak fisika makanya banyak gaya macam Caca wkwkkw baybayyyyy terimakasih udah baca dan jangan lupa likenyaa...
,, aku tunggu lanjutannya...
,, btw itu kevin kenapa? suka ya...
,, Aiden pingin aku lempar ke genteng nih, hih