NovelToon NovelToon
Two Bad

Two Bad

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Murid Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Bad Boy
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aalgy Sabila

"Yang kalian lakukan salah."

Baik Meyra maupun Fero tidak mempedulikan apa yang mereka lakukan itu salah atau benar. Yang mereka tau ialah mereka senang dan puas karena melakukan hal yang mereka inginkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aalgy Sabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Family?

Sepasang mata kecoklatan itu terus memperhatikan gadis yang terlihat begitu lapar dengan kening yang mengernyit kesal. Bersama temannya, gadis itu berjalan ke sisi timur sambil membawa makanan dan minuman yang sudah mereka pesan. Suapan demi suapan masuk ke dalam mulut gadis itu, melewati bibir—ouh, ia masih ingat dengan rasa dari bibir itu. Manis yang akan membuatnya candu.

Tadi sudah berapa kali mulut itu berkata kasar ya? Sudah lebih dari tiga kali ia rasa. Mayra Harus diberi hukuman, lihat saja nanti.

“Diliatin mulu, samperin sono.”

Fero menoleh, “enggak.”

“Enggak apa? Enggak mau, apa enggak ngeliatin?”

Fero menatap datar Ephen, “enggak mau.”

Ephen membulatkan bibirnya.

“Gue tau ini bukan waktu yang tepat, tapi …. “ ucap Tino tiba-tiba.

“Kenapa lo? Tiba-tiba serius, deg degan gue,” ucap Ephen sambil memegang dadanya dramatis.

“Mayra tau tentang keluarga lo?” tanya Tino pelan pada Fero.

Fero terdiam cukup lama, pikirannya berkecamuk. Jelas dia kaget dengan pertanyaan Tino.

Fero menggeleng. Mayra memang belum mengetahui tentang seluk beluk keluarganya secara mendalam.

“Saran gue, kalau misalkan hubungan lo sama Mayra memang banyak rintangannya mending jangan dilanjut.”

Fero refleks mencengkram kerah Tino, “apa maksud lo?”

Ephen yang melihat hal tersebut panik dan berusaha melepaskan cengkraman tangan Fero pada kerah Tino.

Tino seolah tidak merasa kaget dengan Tindakan Fero. “Gue cuma peringatin lo Fero, kalau kakek lo tahu, lo yakin masih bisa bareng sama dia?”

Dengan susah payah akhirnya Ephen berhasil melepaskan cengkraman tangan Fero. Ephen membuang napasnya keras-keras ke udara.

“Maksud gue daripada lo makin cinta sama Mayra dan akhirnya nanti kalian berdua yang sakit. Lebih baik akhiri sekarang Fer,” lanjut Tino.

“Gak bisa.”

Tino terkekeh pelan, ”emang lo berani lawan kakek lo?”

Fero langsung diam membeku.

Lo berani lawan kakek lo?

Lo berani lawan kakek lo?

Lo berani lawan kakek lo?

Ya. Tentu saja?

Ia tak berani. Ntah kenapa kakeknya memiliki aura yang tak akan pernah bisa dilawan siapapun. Kakeknya—ah, bagaimana dirinya menjelaskannya. Kakeknya sangat rumit untuk dideskripsikan. Jika bertemu langsung pasti tau apa yang dimaksud Fero.

Tapi kan Kakeknya sekarang berada jauh darinya, tidak mungkin kakeknya tau apa yang sedang ia lakukan, lagipula untuk apa kakeknya ikut campur kehidupan pribadinya.

Benar, ia tidak perlu khawatir.

“Kakek ga mungkin ikut campur kehidupan pribadi gue,” ucap Fero dengan datar.

Tino kali ini tertawa lebih keras. “Yakin?”

Fero menatap tajam Tino.

Kenapa Tino seolah lebih tau kakeknya dibanding dirinya yang notabenenya cucunya?

Tino sok tahu.

“Gue bukan sok tahu. Lo harusnya yang lebih tahu kakek lo kayak gimana. Lo tahu gimana campur tangan kakek lo selama lo hidup 18 tahun … gue aja yang cuma liat kakek lo dari jauh sejak gue lahir bisa tau kakek lo bakal kayak gimana. Gue cuma peringatin lo aja Fer, selebihnya terserah. Yang pasti jangan biarin cewek lo tersakiti karena keluarga lo.”

Dirinya tak bisa denial dengan kenyataan tentang keluarganya. Maka dari itu ia harus membuat rencana yang tak akan menyakiti siapapun tanpa harus kehilangan satu sama lain.

...—

...

“Kamu jangan dekat dekat dengan Fero, dia bukan dari keluarga baik-baik.”

Mayra mengurungkan niatnya menyimpan sepatu di rak begitu ayahnya berucap demikian. Ia baru pulang ke rumah ayahnya dan saat belum lima menit ia menginjakkan kaki di sini ayahnya sudah berucap demikian. Membuat moodnya rusak saja.

“Urusan ayah apa berani ngatur-ngatur harus sama siapa Mayra deket?” balas Mayra datar.

Kris menghela napas lelah, “ ini demi kebaikan kamu Mayra. Ayah gamau hal yang terjadi sama Mama kamu terjadi sama kamu.”

Apa maksudnya?

Ini pasti karena Daddynya Fero dulu berpacaran dengan Bundanya. Kris pasti tidak suka karena hal tersebut bukan?

Mayra menghentakkan sepatunya ke laci sepatu dan menutupnya dengan keras. Sengaja menimbulkan suara keras untuk mengekspresikan ketidaksukaannya terhadap kalimat yang diucapkan Ayah biologisnya itu.

“Bisa ga sih ayah stop ngatur-ngatur hidup aku? Aku tau ayah ngomong kayak gitu karena Daddynya Fero mantannya Bunda kan?”

“Iya dan karena itu Bunda kamu—"

Belum juga Ayahnya menyelesaikan ucapannya, Mayra sudah memotong, “Kenapa sih Ayah peduliin masa lalu yang udah gak begitu penting? Bukannya baru beberapa bulan Bunda meninggal Ayah langsung nikah lagi,” Mayra mendengus, “itu ngebuktiian kalau Ayah ga peduli sama masa lalu. Karena bunda itu udah masa lalu ayah, sehingga ayah nikah lagi.”

“Tapi—”

Mayra langsung pergi begitu ayahnya akan kembali menyangkal ucapannya. Ia langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai satu itu.

Bisakah ayahnya berhenti mengatur hidupnya? Jika ingin peduli kenapa tidak sedari dulu sejak ia lahir? Kenapa lebih mempedulikan istri barunya itu dan anaknya?

Ayahnya bahkan lebih sering menghabiskan waktu dengan Hasna dibandingkan dengan dirinya sejak kecil. Mungkin dulu Mayra yang pendiam tidak akan melawan dan menerima saja sikap ayahnya yang brengsek itu.

Bagaimana ibunya bisa menikahi lelaki sebrengsek Ayahnya itu? Dimana Mauren menemukan lelaki jahanam macam ayahnya itu?!

Mayra bersumpah tidak akan mendekati lelaki jahanam semacam ayahnya itu. Ia akan menemukan pasangan hidup yang lebih baik dari Ayahnya itu.

1
Curtis
Terharu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!