NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romantis / Tamat
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum

Tidak ingin telinga Shanum mendengar lebih banyak lagi istilah yang tak ramah dari bibir tantenya, Azkara mengajak sang istri ke kamar segera. Walau mungkin saja sebelum Azka datang Shanum sudah lebih dulu mendengar istilah berkaitan dengan hal yang iya-iya, tapi bagi Azkara tidak ada salahnya mencegah sebelum nanti lebih parah.

Caranya melangkah sama sekali tidak biasa, sedikit terburu hingga membuat Shanum salah paham tentu saja. Jangan tanya sudah sejauh apa pikiran Shanum, jelas saja jauh sekali.

Terlebih lagi, ketika masuk Azkara mengunci pintu sampai diulang dua kali. Kebiasaan yang tidak Shanum mengerti, seakan-akan Azkara khawatir pintu itu didorong dari luar atau semacamnya.

"Mas Azka ...."

"Hem?" Tanpa melihat ke arah Shanum, dia masih memastikan pintu kamarnya benar-benar terkunci dengan aman. "Kenapa?" tanya Azka beralih menatap istrinya.

"Kamu ngapain?" selidik Shanum bingung sendiri karena memang hal tersebut seolah tak lepas dari dalam diri Azkara.

"Kunci pintu, kenapa memangnya?"

"Tanya saja, kenapa sampai segitunya ... apa pintunya rusak?"

Azka menggeleng, dia mendekati sang istri sembari menatapnya lekat-lekat. "Pintunya tidak rusak, tapi karena di rumah ini banyak siluman musang jadi wajib dipastikan aman atau tidaknya," jelas pria itu seketika membuat dahi sang istri mengerut seketika.

Siapa yang Azka sebut siluman musang, Shanum tidak tahu juga sebenarnya. Dia hanya tersenyum tipis dan mengekor di balik punggung Azka yang berjalan mendahuluinya.

Shanum menghela napas panjang, dia duduk di tepian ranjang sembari menatap gerak gerik sang suami. Dua hari berlalu, mereka tidur di bawah selimut yang sama. Azkara masih terlihat biasa, tapi Shanum bingung kenapa pria itu belum juga menyentuhnya.

Padahal, dari ucapan asal ceplos yang kerap Azkara lontarkan dan sikapnya terlihat jelas pria itu sangat menginginkan. Akan tetapi, hingga detik ini Azkara memang benar-benar belum menyentuhnya secara utuh.

Ciuman yang dia berikan juga sebatas menggoda, pelukan dan sentuhan lainnya juga masih taraf biasa saja. Bagaimana Shanum bilang biasa? Karena pelukan dan kecupan di kening semacam itu juga kerap Azka berikan pada keponakannya, Aruni.

Itu berarti, tidak ada yang spesial karena hal itu amat biasa. Sebagai wanita yang bercita-cita menjadi seorang istri sholehah, bagi Shanum hal semacam ini jelas masalah.

Bagaimana bisa Azkara yang berlagak sangat menginginkannya hingga detik ini belum disentuh juga. Bukan karena Shanum haus belaian, tapi dia penasaran karena memang tindakan Azkara seolah terbatas hanya bermain bibir saja.

Brugh

Azkara menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Pakaiannya telah berganti, dan itu artinya Shanum sudah melamun lumayan lama.

"Shanum?"

"Iya, Mas?" Shanum mengangkat kepalanya, menatap sendu ke arah Azkara yang kini menepuk sisi kosong di sebelahnya.

Jika kemarin Shanum akan menurut saja, kali ini dia menggeleng sembari mere-mas jemari lantaran takut salah bicara.

"Kenapa?"

"A-aku belum ngantuk," jawab Shanum sedikit gugup.

Sungguh, dia benar-benar butuh keberanian untuk mengutarakan keresahannya sebagai istri. Tidak dapat dibohongi, sikap Azkara yang begini sampai membuat Shanum berpikir jika pria yang dia nikahi mengalami disfungsi ereksi.

Sedikit konyol memang, tapi memang hal itu terbesit begitu saja. Karena memang Azka begitu lengket, tapi tidak ada tanda-tanda menginginkan lebih. Sebagai wanita normal dan tahu jika pria normal itu bagaimana, tidak salah jika Shanum curiga milik sang suami tidak bisa berdiri jika bersamanya.

"Belum ngantuk?" Azkara beranjak untuk duduk dan mendekati sang istri di tepian ranjang.

Shanum mengangguk, semakin Azka dekati semakin dia gemetar karena khawatir menyinggung perasaan sang suami. Terlebih lagi tatkala pria itu mengulurkan tangan untuk meraih wajahnya, jelas Shanum panas dingin seketika.

Aneh memang, dia yang ragu, tapi ketika Azkara begitu justru masih ada takutnya. "Katakan, apa yang mengganggu pikiranmu?"

Deg

Shanum menggigit bibir, lagi dan lagi dia kembali dibuat berdebar hanya karena usapan lembut sang suami. Kendati demikian, untuk kali ini Shanum menguatkan diri untuk bicara dari hati ke hati.

.

.

"Ehm, maaf sebelumnya, boleh bertanya?"

"Sure, tanya apa?" Azkara balik bertanya dengan suara super lembutnya.

"Mas normal 'kan ya?"

"Heuh?" Mata Azkara mengerjap pelan usai Shanum melontarkan pertanyaan tersebut padanya.

Suasana kamar seketika hening, tergantikan suara burung ghaib yang mengisi kekosongan di antara mereka.

"Ma-maksudnya Mas tidak mengalami penyimpangan sek-sual 'kan?"

"●˙—˙●"

Lagi, Shanum melontarkan pertanyaan tambahan yang membuat bola mata Azka seolah hendak keluar dari tempatnya. Belum selesai keterkejutan Azkara dengan pertanyaan pertama, Shanum berhasil membuatnya tak kuasa berkata-kata.

"Sudah beberapa hari kita tidur di bawah selimut yang sama, tapi Mas belum juga menyentuhku ... kenapa?" tanya Shanum akhirnya bisa langsung to the point.

Setelah tadi kebanyakan kalimat pembuka lantaran bingung hendak memulainya, Shanum kini bisa mengutarakan pertanyaan intinya.

Tak segera menjawab, Azkara menatap Shanum lekat-lekat. Senyumnya tertarik begitu tipis, nyaris tidak terlihat. "Ehem!!"

"Jadi mau disentuh ceritanya?" tanya Azkara setelah berdehem dan mengikis jarak hingga keduanya tampak begitu dekat.

Saat ini, jarak keduanya hanya beberapa senti. Shanum bahkan bisa merasakan hangat di pipinya akibat helaan napas sang suami.

"Ehm, sempurnakan aku sebagai istrimu ... apa tidak bisa?" tanya Shanum menatap Azkara sendu.

Sudah berkali-kali Azkara membuatnya merasa tertipu. Selalu digoda seakan sangat diinginkan, bahkan sebenarnya mereka sudah melakukan shalat sunnah dua rakaat yang biasa dilakukan pasangan pengantin baru. Tapi, anehnya justru Shanum diajak tidur dan berakhir tak tersentuh.

"Bisa, jika dengan disentuh kamu akan merasa sempurna maka akan kulakukan," ungkap Azkara tanpa basa-basi meraih tengkuk leher sang istri setelah membacakan sesuatu tepat di atas ubun-ubun sang istri.

Dalam keadaan tidak siap, Shanum menerima cium-an panas yang tidak pernah Azkara berikan sebelumnya. Sekalipun bukan pertama kali, tapi sebelum ini Azkara tidak sampai memburu hingga membuat Shanum kewalahan begini.

Azkara bergerak begitu cepat, entah karena terlalu bersemangat atau tersinggung diduga tidak normal, yang jelas malam ini dia sampai membuat Shanum memukul dadanya demi bisa melepaskan diri.

"Napas," bisik Azka sejenak memberikan kesempatan untuk sang istri menghela napas sebelum kemudian kembali membenamkan bibirnya.

Terlatih multitasking sejak dahulu, Azkara mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu. Tanpa melepaskan pagutan, dia melepas hijab dan perlahan membuka ritsleting yang berada di bagian punggung Shanum tanpa kesulitan.

"Eeeumm." Shanum memejamkan mata begitu Azkara mendorong tubuhnya sembari menyusuri leher dengan kecupan pelan.

Dalam waktu sekejab, sang suami membuatnya terlena bahkan sama sekali tak sadar jika saat ini dirinya sudah dibuat polos bak bayi baru lahir.

Hingga, ketika Azkara sengaja berhenti demi bisa memandangi keindahan di depan matanya, Shanum sontak menutupi beberapa titik dengan kedua tangannya.

"Jangan ditutup," titah Azkara sembari menyingkirkan tangan Shanum yang disilangkan di bagian dada.

Shanum yang telanjur malu dan tidak mau Azkara fokus ke tubuhnya seketika mengalungkan tangan ke leher sang suami.

"Mas Azkara ...."

"Iya, Sayang, kenapa lagi?"

"Sebelum benar-benar jauh, boleh aku minta sesuatu?" tanya Shanum menatap sang suami lekat-lekat. "Ini penting," lanjutnya kemudian.

"Ehm boleh, minta apa memangnya?"

.

.

- To Be Continued -

1
🤎 Tétëh Sund@
kelar jg baca marathon sampe akhir.
🤎 Tétëh Sund@
akhirnya ngumpul jg.
🤎 Tétëh Sund@
good Azka.👍👍
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐦 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐦𝐮.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦, 𝐧𝐚𝐲𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚2
🤎 Tétëh Sund@
𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐣𝐠𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐥𝐚𝐛𝐚𝐲 𝐥𝐚𝐡, 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐩𝐚𝐤𝐞 𝐚𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐮 𝐣𝐠 𝐣𝐝 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐢 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐤 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧... 𝐣𝐝 𝐣𝐠𝐧 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐡.
🤎 Tétëh Sund@
𝐚𝐬𝐭𝐚𝐡𝐟𝐢𝐫𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐳𝐢𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤𝐤 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐠𝐞𝐭 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐥𝐠 𝐞𝐧𝐚𝐤2 𝐧𝐠𝐨𝐛𝐫𝐨𝐥.𝐬𝐢𝐤𝐞𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐭 𝐧𝐠𝐚𝐡𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐨𝐫𝐠 𝐬𝐦𝐩𝐞 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐧.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
😆😆😆 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐢𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫.😄😄😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐠𝐞𝐤 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐬𝐡.. 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐚𝐦𝐞𝐭.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐦𝐞𝐥 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐱 𝐥𝐞𝐛𝐚𝐫.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝐠𝐤𝐠𝐤𝐠𝐤𝐤.. 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐠𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐧𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐮𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐦 𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐝𝐮𝐬.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐜𝐡𝐞𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐚𝐩𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐢𝐡 𝐤𝐫𝐧 𝐝𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐣𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐧𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐳𝐢𝐧𝐠.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐠𝐚 𝐛𝐬 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐭𝐢𝐧 𝐤𝐰𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐞'𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐫𝐯𝐚𝐚𝐣𝐚 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐥𝐠 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐦 𝐥𝐞𝐝𝐞𝐤 𝐧 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐮𝐜𝐨𝐧 𝐣𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐚𝐭𝐢 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐞𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐮𝐧𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭2 𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐣𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐰𝐤𝐰𝐤𝐰𝐤𝐤 𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐨𝐡𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐜𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐟𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢.🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐫𝐠𝐚 , 𝐀𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐠𝐚𝐥/𝐝𝐢𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 2 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐫𝐬 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧.
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐭𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐭𝐡𝐨𝐫, 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭.
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐨 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧.🥺😢😢😭😭😭
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐣𝐝 𝐭𝐮𝐦𝐛𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!