Pendekar Petir

Hari hari terus berlalu..

tak terasa 5 bulan sudah Lin Chen, Lin Yue, Yin Mei Lin dan Huanran berada di puncak gunung petir.

selama 5 bulan ini juga Lin Chen terus melatih fisik Huanran, dan sekarang kekuatan fisik Huanran sudah sangat kuat, kultivasi nya juga sudah berada di rana perak bintang 5, dan hari ini Lin Chen ingin memberikan Huanran pil peledak kultivasi tingkat surgawi agar kultivasi Huanran meningkat dengan cepat, karena kekuatan fisik nya sudah kuat untuk seorang kultivator.

sementara Lin Yue dan Yin Mei Lin terus melatih teknik berpedang mereka, kadang mereka berkultivasi untuk memperkokoh pondasi kultivasi mereka.

"Hua'er, kamu telan lah pil ini satu persatu agar kultivasi mu meningkat" ucap Lin Chen sambil memberikan puluhan butir pil peledak kultivasi tingkat surgawi pada Huanran.

setelah itu Huanran menelan 1 butir pil peledak kultivasi, Lin Chen membantu Huanran menyerap khasiat pil itu.

7 hari kemudian, aura di sekitar Huanran itu berputar putar dan terus meningkat, makin lama makin pekat aura di sekitar situ.

Booooomm

Booooomm

Booooomm

Booooomm...

Ledakan demi ledakan teredam yang terdengar dari dalam tubuh Huanran, yang menandakan dia sudah naik melewati 2 rana sekaligus setelah menelan pil peledak kultivasi, sekarang Huanran sudah berada di rana berlian bintang 6, beberapa saat kemudian Huanran membuka mata nya setelah menstabilkan pondasi kultivasi nya.

"selamat Hua'er, kamu sekarang sudah di rana berlian bintang 6" ucap Lin Chen memberi selamat.

"ini semua karena bantuan Gege, makasih Gege" ucap Huanran kemudian memeluk Lin Chen.

"selamat saudari Hua, sekarang kultivasi saudari Hua sudah meningkat drastis" ucap Lin Yue dan Yin Mei Lin yang tiba tiba masuk ke dalam goa.

"terima kasih saudari Lin saudari Yue" balas Huanran yang sudah melepaskan pelukan nya.

"sekarang kamu pelajari kitab ini, Lin'er Yue'er, kalian bantu Hua'er mempelajari kitab itu! aku akan ke sekte sebentar, nanti sore aku akan balik kesini" ucap Lin Chen kemudian memberikan sebuah kitab pada Huanran.

"baik Gege" jawab mereka serempak.

"KITAB DEWI BULAN" ucap Huanran membaca kitab itu.

"baiklah aku pergi dulu, kalian bantu lah Hua'er mempelajari kitab itu" ucap Lin Chen sekali lagi.

"Salam patriak" ucap penjaga gerbang.

"lanjutkan tugas kalian" ucap Lin Chen sambil memberikan apel emas masing masing 2 buah pada kedua penjaga gerbang itu.

"terima kasih Patriak" ucap kedua penjaga gerbang itu senang karena di berikan apel emas.

setelah masuk, Lin Chen langsung ke aula, namun sebelum itu, dia menyuruh seorang murid untuk memanggil Zi Long dan Lin Han.

beberapa saat menunggu Zi Long dan Lin Han, mereka berdua pun masuk ke dalam aula.

"salam tuan muda" ucap Zi Long dan Lin Han memberi hormat.

"bagaimana dengan sekte selama aku berada di puncak gunung?" tanya Lin Chen.

"semua baik baik saja tuan muda" jawab Zi Long.

"lalu bagaimana dengan dunia luar?" tanya Lin Chen lagi.

"perkembangan dunia luar sampai saat ini masih baik baik saja tuan muda, tapi beberapa bulan ini ada pergerakan dari sekte sekte aliran hitam, mereka membuat aliansi, dan aku tidak tahu apa tujuan dari aliansi yang mereka bentuk" jawab Lin Han.

"jadi mereka membentuk aliansi?" gumam Lin Chen sambil memegang dagu nya.

"awasi pergerakan mereka, jika tebakan ku tidak salah, mereka pasti merencanakan sesuatu yang tidak kita pikirkan, bisa saja mereka menyerang kekaisaran, atau bisa juga mereka menyerang sekte sekte aliran putih, karena setahu ku, mereka tidak pernah melakukan aliansi seperti ini" perintah Lin Chen kepada Zi Long dan Lin Han.

"dan jika ada pergerakan atau informasi tentang terbentuk nya aliansi yang mereka buat, laporkan pada ku" sambung Lin Chen lagi.

"baik tuan muda" jawab mereka berdua serempak.

"kalian berdua bergantian awasi pergerakan sekte aliran hitam, karena sekte tidak boleh kosong, harus ada satu di antara kalian, aku masih melatih Hua'er di puncak gunung, jika ada masalah atau pergerakan dari aliansi sekte aliran hitam, laporkan pada ku melalui pesan jiwa" tambah Lin Chen.

"baik tuan muda" jawab mereka lagi.

"kalian boleh pergi" ucap Lin Chen.

Hari berganti sore, Lin Chen juga sudah berada di puncak gunung petir.

"bagaimana dengan latihan Hua'er?" tanya Lin Chen.

"saudari Hua sudah bisa memperagakan jurus pertama, tapi masih sangat kaku setiap gerakan nya" jawab Lin Yue.

"jika Hua'er sudah bisa mempelajari jurus ketiga, aku akan menempa tulang kalian semua, kekuatan fisik kalian sudah bagus, tapi kualitas tulang kalian masih lemah, jadi aku akan menempa tulang kalian setelah Hua'er sudah menguasai jurus ketiga" lanjut Lin Chen.

Keesokan harinya, Lin Chen membantu Huanran mempelajari kitab Dewi bulan, sementara Lin Yue dan Yin Mei Lin berlatih tanding untuk memperkuat gerakan mereka dan memperbaiki kelemahan mereka.

waktu terus berlalu sekali lagi.

tak terasa 6 bulan telah berlalu.

Huanran juga sudah menguasai jurus ketiga dari kitab Dewi bulan yang memiliki 5 jurus, kultivasi Huanran juga meningkat ke rana berlian bintang 9.

sementara kultivasi Lin Yue dan Yin Mei Lin sudah berada di Dewa bumi tahap puncak.

dan hari ini Lin Chen akan menempa tulang Lin Yue, Yin Mei Lin dan Huanran.

"kalian keluarkan bak mandi dari cincin penyimpanan kalian, dan campurkan ini ke air mandi" ucap Lin Chen sambil memberikan masing masing 10 botol air kolam petir ungu kepada ketiga kekasih nya itu.

"buka lah baju kalian dan berendam didalam, aku akan membantu kalian menyerap energi air petir ungu jika kalian sudah tidak kuat" ucap Lin Chen.

sedangkan ketiga kekasih nya yang mendengar Lin Chen menyuruh mereka membuka pakaian itu merasa malu dengan wajah yang merah merona, sebab selama ini belum pernah ada yang melihat tubuh mereka, jangan melihat, menyentuh pun belum ada lelaki lain yang menyentuh.

kalian tidak usa berpikir yang macam macam, semua pemikiran kalian itu akan hilang disaat kalian berendam, karena kultivasi kalian sudah sangat tinggi, jadi rasa sakit nya akan berkali kali lipat, sehingga rasa malu dan canggung kalian akan hilang dan berganti teriakan kesakitan. ucap Lin Chen yang tahu dengan pemikiran mereka bertiga.

setelah mendengar ucapan Lin Chen, dengan malu malu mereka bertiga melepaskan pakaian satu persatu, Lin Chen yang melihat ketiga gadis cantik didepan nya tanpa sehelai benang pun berusaha mengendalikan diri nya, karena hasrat nya menggebu gebu dengan apa yang ada di depan nya, tanpa sadar, darah pun keluar dari hidung nya.

"kalian masuk dan berendam sekarang, aku akan membantu kalian" perintah Lin Chen yang sudah bisa mengontrol diri nya.

aaaaaaarrg

aaaaaaarrg

aaaaaaarrg

teriakan demi teriakan terdengar disaat ketiga gadis itu setelah mereka bertiga masuk kedalam bak mandi dan berendam.

Lin Chen hanya mengawasi mereka saja, jika ada yang sudah tidak kuat menahan rasa sakit, maka dia akan membantu mengalirkan Qi ke dalam tubuh mereka agar mereka terjaga.

seminggu telah berlalu.

kini suara teriakan sudah lebih berkurang dari bisa nya, dalam seminggu ini juga Lin Chen terus membantu ketiga gadis itu dengan mengalirkan Qi nya ke tubuh mereka, menjelang pagi, akhirnya proses menempa tulang sudah selesai, dan teriakan itu sudah tidak terdengar lagi, kualitas tulang mereka juga sudah meningkat menjadi tulang naga emas, masih 2 tahap lagi untuk mencapai tulang dewa naga, yaitu tulang naga berlian dan tulang dewa naga.

jadi Lin Chen menambah kan masing masing 5 botol lagi di setiap bak mandi ketiga gadis itu, dan teriakan demi teriakan kembali terdengar didalam goa itu.

dua minggu kemudian, akhir nya semua proses sudah selesai, dan tulang ketiga gadis itu juga sudah mencapai tulang dewa naga, kultivasi mereka bertiga juga meningkat pesat.

Lin Yue dan Yin Mei Lin sama sama berada di rana dewa langit tahap puncak, sementara Huanran menerobos ke rana kaisar dewa puncak.

sesaat ketiga gadis itu membuka mata mereka, mereka di kejutkan dengan Lin Chen yang terbaring tidak sadarkan diri karena kehabisan Qi.

"Chen Gege, panggil Lin Yue, Yin Mei Lin dan Huanran bersamaan dan keluar dari bak mandi tanpa sadar jika mereka dalam keadaan tanpa busana dan berlari memeluk Lin Chen yang tidak sadarkan diri, kemudian mereka membaringkan Lin Chen disebuah batu.

"Chen Gege, hiks.. hiks.. hikss.. panggil Lin Yue yang menangis di samping Lin Chen setelah memakai kembali pakaiannya.

sepanjang hari mereka bertiga terus berada di samping Lin Chen, tampak mata mereka semua berkaca kaca, sebab sudah seharian Lin Chen belum sadarkan diri.