Ayura Kazumi Aditama seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kabur dari acara pertunangannya sendiri karena tidak mau di jodohkan.
Namum sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya. Karena baru beberapa jam pelariannya dia justru terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya.
"What? NIKAH?" pekik Ayura dan Ello bersamaan.
"Iya nikah. Daripada kalian berbuat zina lebih baik di nikahkan saja," sahut bapak Polisi dengan santainya.
"Yang benar saja dong pak. Saya aja gak kenal dia sama sekali. Gimana bisa nikah?" Ayura menunjuk Ello yang wajahnya masih terlihat syok setelah mendengar ucapan bapak Polisi.
Apakah Ayura dan Ello akhirnya menikah?
Baca kisah selengkapnya di "PERNIKAHAN RAHASIA SEPASANG ANAK SMA".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isthiizty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengantar Pulang
Ayura duduk diam seraya menikmati setiap potong sushi yang masuk ke dalam mulutnya. Dia merasa senang saat tahu jika Ello memesankan sekotak sushi untuknya, karena Ayura merasa bisa sedikit mengobati rasa rindunya saat dia dulu tinggal di Jepang.
Hingga beberapa saat kemudian Ayura mendengar suara seseorang yang sedang membuka pintu apartemen.
"Lagi makan?" tanya Ello basa basi.
"Iya kak. Kakak dari mana?" tanya Ayura dengan mulut mengembung karena di penuhi makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.
"Tadi ada urusan di luar bentar." Ello mendudukan tubuhnya di hadapan Ayura. Dia menyomot sepotong crab stick dengan tangannya dan langsung memasukan ke dalam mulut.
"Ihh... kakak jorok banget sih," ucap Ayura tak suka.
"Keburu laper gue," sahut Ello tersenyum seraya mengunyah makanan di dalam mulutnya.
"Kan bisa cuci tangan dulu. Kalau gak minta Yura buat suapin kan bisa," ujar Ayura terlihat kesal.
"Iyaa deh iya, Sorry." Ello meminta maaf.
"Kalau gitu sekarang suapin gue," pinta Ello.
"Aaaaa.........." Ello sudah membuka mulutnya lebar-lebar.
Dan dengan wajah yang masih terlihat cemberut, Ayura pun menyuapi suaminya itu dengan sepotong sushi yang ia jepit menggunakan sumpit.
"Nanti abis makan gue anter pulang ya. Ini udah malem soalnya," ucap Ello di sela-sela makannya.
"Gak usah kak. Nanti Yura naik taxi aja. Takutnya papi marah kalau tau Ayura pulang telat di anter cowok."
"Gue kan suami lo. Gak masalah kali kalau nganter bininya pulang," sahut Ello dengan santainya.
"Ihh.. kakak ngaco. Kan papi aku gak tau kalau kita udah nikah. Gimana sih."
"Iya juga ya... hehe." Ello nyengir memperlihatkan gigi putihnya. Entah kenapa bersama Ayura membuat Ello merasa menjadi pribadi yang berbeda. Ello jadi sering tersenyum seperti anak remaja seusianya. Bukan lagi menjadi Ello yang dingin dan cuek.
Ello sudah berdiri di depan lobby apartemen untuk mengantar Ayura. "Hati-hati ya pak bawa mobilnya," ujar Ello pada sopir taxi dan di balas anggukan kepala.
Setelah melihat taxi itu menjauh dari lobby, Ello langsung berlari ke basement apartemen untuk mengambil motornya.
Dengan sedikit ngebut, Ello mengejar taxi yang di tumpangi Ayura. Dan setelah melihat taxi itu, Ello menurunkan laju kecepatan motornya. Dia mengikuti taxi itu dari belakang dan tentunya dengan jarak aman agar Ayura tidak tahu.
Ello merasa Ayura sudah menjadi tanggung jawabnya. Dia belum bisa merasa tenang sebelum memastikan sendiri istrinya sampai di rumah dengan selamat.
Hingga tiga puluh menit kemudian Ayura turun dari taxi dan masuk ke dalam gerbang sebuah rumah mewah yang Ello yakini itu adalah rumah Ayura.
Setelah memastika istrinya masuk ke dalam rumah, Ello pun akhirnya putar balik dan berniat untuk pulang ke rumahnya. Dia takut mama Rani mengkhawatirkannya karena sekarang sudah pukul sembilan malam dan dia belum pulang sejak pagi.
~
Saat masuk ke ruang keluarga, sayup-sayup Ayura mendengar papinya sedang memarahi seseorang. Dan setelah mulai dekat, Ayura dapat mendengar dengan jelas kenapa papinya itu marah-marah.
"Kamu itu gimana sih Fano. Om kan udah minta kamu buat jagain Ayura. Antar jemput dia sekolah. Tapi baru hari pertama aja kamu udah buat putri om hilang. Apa om bisa percaya kalau kelak kamu akan bisa menjadi suami yang baik untuk putri om?" Genta mengusap wajahnya gusar.
Mereka berdua sudah mencari Ayura ke beberapa tempat yang mungkin di kunjungi gadis itu. Bahkan Fano sudah bolak balik melintasi jalanan dari arah sekolah ke rumah untuk mencari keberadaan gadis yang sangat dicintainya itu.
"Maaf om maafin Fano." Hanya kata-kata itu yang bisa dia ucapkan sekarang. Dia sangat merasa bersalah atas hilangnya Ayura.
Sedangkan Ayura sang topik pembicaraan justru bersender dengan santai di tiang yang jaraknya tak jauh dari kedua pria yang terlihat sedang sangat kacau.
Ayura hanya menatap mereka dari jauh tanpa berniat memberi tahu kedua pria itu jika saat ini dirinya sudah pulang.
'Syukurin pada bingung kan nyariin gue. Lagian siapa suruh papi pelit banget, masa gue cuma di kasih uang saku dua puluh ribu. Mana cukup buat ongkos pulang pergi ke sekolah. Dan satu lagi, kak Fano. Katanya mau jemput gue, gak taunya gak dateng-dateng. Emang gak niat jemput kayaknya,' batin Ayura tersenyum menyeringai menyaksikan Fano yang terus-terusan dimarahi oleh papi Genta.
Cukup lama Ayura berdiri di sana. Kakinya sudah mulai pegal. Merasa dirinya seorang gadis baik, Ayura mulai merasa kasihan melihat wajah Fano yang sejak tadi hanya tertunduk pasrah menerima setiap omelan yang keluar dari mulut papi Genta.
"Ehem..." Ayura berdehem cukup keras untuk memberitahu papi Genta dan Fano jika dirinya sudah pulang.
Dan seketika itu juga papi Genta dan Fano menatap ke sumber suara. Dan tanpa basa basi Fano beranjak dari duduknya dengan setengah berlari kemudian langsung memeluk tubuh Ayura.
Sedangkan Ayura yang mendapat pelukan mendadak hanya bisa membelalakan kedua matanya karena begitu kaget.
Fano melepaskan pelukannya. "Kamu dari mana aja Ra? Dari tadi aku nyariin kamu kemana-mana. Kamu gak kenapa-napa kan? Gak ada yang luka kan? Kamu juga gak di jahatin orang kan?" tanya Fano beruntun. Dia mentap Ayura dari atas sampai bawah dan kembali lagi dari bawah ke atas untuk memastikan tidak ada goresan sedikitpun di tubuh gadis pujaannya itu.
"Kak Fano apaan sih. Orang Ayura baik-baik aja." Ayura berjalan ke arah papi Genta lalu mencium punggung tangan papinya.
"Maafin kak Fano ya Ra. Gara-gara kak Fano telat jemput kamu jadi pulang nyampe malem gini," ucap Fano yang masih merasa sangat bersalah.
"Iya gak pa-pa kak. Lagian Yura pulang masih dalam keadaan utuh kok," jawab Ayura dengan santai.
"Lebih baik sekarang kamu pulang Fano. Ini sudah malam. Kamu pasti lelah karena mencari Ayura." Papi Genta mengusir Fano dengan halus.
"Kak Fano pulang dulu ya Ra. Besok pagi kak Fano kesini lagi buat anter kamu ke sekolah," ucap Fano menatap Ayura. Dia benar-benar bersyukur Ayura pulang dalam keadaan baik-baik saja.
"Om.. Fano pamit pulang dulu." Fano meraih dan mencium punggung tangan papi Genta dan bergegas pulang ke rumahnya.
"Aduhhhh papi sakit....." pekik Ayura saat telinganya di tarik oleh papi Genta.
"Kamu dari mana aja hah? Anak gadis pulang sekolah bukannya langsung pulang malah keluyuran sampe malem gini," ujar papi Genta yang belum melepaskan telinga Ayura. Namun dia sedikit melonggarkan capitannya agar putrinya itu tidak terlalu kesakitan.
"Ampun pi.. ampun. Lepasin dulu telinga Yura. Nanti kalau telinga Yura copot gimana. Kan di mall gak ada yang jual," rengek Ayura pada sang papi. Telinganya sudah terasa panas dan bisa di pastikan jika telinga Ayura sekarang sudah memerah.