Seorang anak mahasiswa yang sangat miskin mendapatkan kekayaan yang sangat mencengangkan. Kehidupannya menemui banyak rintangan dalam kehidupan sehari harinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Kekuatan Spiritual Ke Tahap Puncak
Mendengar perkataan Sulaiman. Faqih merasa hatinya hangat, merasakan sebuah ikatan persahabatan.
Faqih : Terima kasih sobat !. "Lain kali pasti akan ku kabari".
Sulaiman : Ok bro. Kamu sekarang berada di mana ? Teman teman kampus mengumpulkan dana atas kematian nenekmu. Sulaiman lanjut berkata, "Dana yang terkumpul 85 juta. Semua dari satu angkatan kita, dan adik adik angkatan kita, bahkan Dosen di kampus ikut menyumbang.
Hati Faqih terasa hangat, akan perlakuan baik teman temannya di kampus.
Faqih : Kenapa kalian begitu repot !. "Ya sudah, Saya ucapkan terima kasih".
Sulaiman : "Kapan kamu mau masuk kampus ? Sore ini, ada acara pelatihan berbagai bidang. Sebaiknya kamu datang sore ini !".
Faqih : Baik, saya akan datang sore ini. Kamu tunggu saja !. "Saya pasti datang".
Mendengar Faqih akan datang ke acara pelatihan kampus dari berbagai bidang. Sulaiman merasa lega mengetahui Faqih akan datang ke acara pelatihan kampus.
Sulaiman bergumam kecil, "Ternyata selama ini, sahabatku baik baik saja". Syukurlah. Semoga sebentar sore saya bertemu dengannya.
Di atas tempat tidur. Faqih memeriksa point yang tersisa. Jumlahnya masih 479.000 point.
"Gilaa,,,! Masih banyak sekali". Padahal hanya belanja ratusan Triliunan, mendapatkan point yang banyak sekali.
Faqih menukarkan poinnya dengan kekuatan Spiritual ke tahap Puncak. Bahkan kekuatan fisiknya dari berbagai beladiri sudah ke tahap Puncak.
"Masih ada yang kurang ! gumam Faqih" Saya harus menyempurnakan kemampuan alkemis.
"Setelah menukarkan kemampuannya". Rasa sakit perlahan mulai terasa, Tubuhnya terjatuh ke lantai, perlahan seluruh tubuhnya mengeluarkan cairan coklat bercampur putih, di susul dengan rasa sakit yang menyayat nyayat kulitnya. Di susul rasa sakit di kepala membuat matanya berkunang kunang. Dia meremas remas rambutnya.
Aakkkhhhh,
Teriakan Faqih menahan rasa sakit di tubuhnya. Tubuhnya lemas, pandangan berkunang kunang, hingga jatuh ke lantai dan pingsan.
Tubuhnya tergeletak tak berdaya di lantai marmer hotel. Kondisinya cukup memprihatinkan. Cairan busuk masih keluar sedikit demi sedikit dengan aroma bau busuk, hidungnya sampai mengeluarkan darah segar.
Waktu telah berlalu selama 1 jam. Kini dia telah terbangun dari pingsannya.
"Sungguh menyakitkan rasanya jika ingin menambah kemampuan". Gumam Faqih pelan.
"Faqih melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya". Kotoran yang menempel di tubuhnya, membuatnya jijik. Faqih berkata, "Sangat busuk baunya, membuatku mual".
Setelah beberapa saat berlalu, Faqih melatih kekuatan spiritualnya, merasakan kekuatan yang besar mengalir dengan sendirinya, tanpa ada dorongan energi.
Begitu kuat aliran energi yang di timbulkan kekuatan spiritual Faqih. Benda benda di dalam ruangan Faqih, seketika terangkat. Tubuhnya melayang tanpa dia menyadarinya.
Fikirannya dapat merasakan suara desikan ban mobil di jalan. Semua kejadian di jalan dapat di ketahui tanpa membuka kelopak matanya, dengan mudahnya, Faqih melihat di sekitarnya.
Semakin kuat aliran energi spiritualnya, membuat dinding kamar bergetar !. Barang barang beterbangan, beberapa pecahan kaca di mana mana. Faqih membuka kedua bola matanya, melihat kamarnya berantakan
Telapak tangan Faqih mengeluarkan energi yang berwarna putih kebiruan biruan. Bentuknya seperti nyala api, setinggi 50 cm.
Merasa kagum dengan kekuatan yang di milikinya. Faqih memainkan sebuah energi di telapak tangannya. Perlahan energi itu kecil sebesar biji kelereng, lama kelamaan mulai membesar seukuran bola kasti. Hawa dalam kekuatan itu sangat panas. Mampu melepuhkan kulit.
Tidak lama berselang beberapa menit, mulai membesar seukuran bola kaki. Sebuah kilatan kecil menyambar nyambar sepanjang 30 cm ke segala arah.
Kekuatan itu mampu di kendalikannya dengan mudah. Segera dia menutup telapak tangannya. Kekuatan itu lenyap seketika.
Faqih memicingkan matanya merasakan kekuatan yang berada di dalam tubuhnya. Kekuatan ini harus ku pergunakan untuk kebaikan, "Gumamnya lirih".
Dia melihat jam tangannya, waktu sudah mendekati pukul 2 siang. Pelatihan di mulai jam 5 sore. Sudah waktunya saya berangkat ke kampus, mengikuti pelatihan. Gumamnya lirih.
Faqih membuka pintu kamarnya, lalu melangkahkan kakinya menelusuri lorong hotel yang sangat mewah. Tatapannya tajam, memiliki aura yang sangat kuat.
Kini wajahnya sangat bersih dan tampan, kulitnya halus , mengalahkan orang yang setahun luluran dan melakukan pengobatan di dokter kecantikan.
Dengan langkah yang santai, rambut di sisir ke belakang, membuat ada belahan rambutnya. Dengan memakai kaca mata bening, membuatnya semakin berkharisma.