NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ² - apocalypse

“Miss?” panggil Kevin pelan, langkahnya tertahan begitu dekat di hadapan Miss Greta yang berdiri kaku di depan kelas.

Tak ada jawaban. Suasana di dalam ruangan terasa membeku. Napas para murid tertahan di tenggorokan masing-masing. Tubuh Miss Greta mematung, matanya terbuka lebar, pupilnya mengecil seolah menatap ke dalam kehampaan. Hanya terdengar dengus napas berat dan suara detak jam di dinding yang bergema di antara keheningan.

“Miss… Greta?” ulang Kevin, kini dengan nada lebih hati-hati. Ia mengulurkan tangan, mencoba menepuk bahu gurunya itu. Dan tiba-tiba...

“AAARRGGHH!!!”

Jeritan mengguncang seluruh kelas. Miss Greta menerkam Kevin dengan kecepatan yang tidak manusiawi, giginya menancap ganas di lengan siswa itu. Darah muncrat, menetes di lantai dan mengenai meja-meja terdekat. Kevin berteriak kesakitan, matanya membelalak ketakutan.

“KEVIN!!!” teriak seseorang dari barisan belakang.

Suasana yang semula tegang seketika berubah jadi kekacauan total. Satu per satu murid berebut menuju pintu keluar, menabrak meja, menjatuhkan kursi, bahkan ada yang saling dorong dengan brutal. Teriakan, tangis, dan suara benda jatuh bercampur menjadi satu dalam simfoni kepanikan.

Britney, yang duduk di baris tengah, refleks bangkit dan ikut mencoba kabur. Tapi pandangannya tertuju pada Emily, sahabatnya yang justru masih berjongkok di bawah meja. Tubuh Emily gemetaran, wajahnya pucat pasi, seolah tak mampu bergerak.

“Emily!” pekik Britney dari kejauhan. Ia hendak melangkah, tapi tangannya ditarik keras oleh Tara.

“Jangan, Brit! Dia terlalu dekat dengan Miss Greta! Itu berbahaya!” seru Tara dengan napas tersengal.

“Tega sekali kau bicara begitu?! Emily sahabat kita!” Britney membentak balik, suaranya bergetar antara marah dan panik. Ia menepis genggaman Tara, nekat melangkah maju. Namun, langkahnya seketika terhenti. Matanya melebar ngeri saat melihat sesuatu yang mustahil terjadi di depan sana.

Emily menjerit, teriakan yang berubah menjadi suara serak penuh darah. Kevin, yang tadi diserang Miss Greta, kini ikut berdiri dengan gerakan kaku, matanya kosong, dan tanpa ragu menggigit leher Emily dari belakang. Darah memancar, menodai pakaian, dan menyebar ke lantai seperti cat merah yang diusap kasar.

Britney membekap mulutnya sendiri, air mata mengalir tanpa bisa ditahan. Tubuhnya bergetar hebat, seluruh sendinya kehilangan tenaga.

Sahabatnya sendiri, mati di depan matanya.

Jeritan terus terdengar. Beberapa murid berusaha kabur tapi tergelincir karena lantai yang licin oleh darah. Miss Greta dan Kevin kini menyerang siapa pun yang masih hidup di dalam ruangan itu. Pemandangan yang awalnya seperti mimpi buruk kini menjadi nyata.

Britney sadar, tak ada waktu untuk berpikir panjang. Ia berbalik, menoleh mencari Tara, namun gadis itu sudah lenyap. Entah lari ke mana. Britney menggigit bibir, menahan tangis. Tak ada pilihan lain selain kabur seorang diri.

Begitu keluar dari kelas, pemandangan di koridor membuatnya hampir pingsan. Jeritan dan tangisan bergema dari segala arah. Tubuh-tubuh manusia berjalan limbung, beberapa menggigit leher teman sekelas, yang lain merangkak dengan darah menetes dari mulut mereka. Dinding sekolah penuh noda merah tua. Ada tangan manusia tergeletak di lantai, sepatu yang masih menempel di kaki tanpa tubuhnya, dan bayangan yang bergerak cepat di ujung lorong.

Britney menutup mulutnya, menahan isak dan mual. Ia harus tetap hidup. “Lari… aku harus lari…” bisiknya.

Namun setiap langkah terasa berat. Kakinya gemetar, pandangannya berkunang. Tapi dorongan untuk bertahan hidup lebih besar daripada rasa takut itu sendiri. Ia terus berlari, menghindari zombie yang menyeruak dari setiap kelas.

Lorong menuju pintu keluar sudah tidak bisa dilewati, terlalu banyak makhluk itu di sana. Mereka merayap, menggeram, dan saling menabrak tembok dengan brutal. Britney mencari jalan lain. Nafasnya tersengal, keringat bercampur darah di wajahnya.

Lantai dan dinding kini tampak seperti kanvas neraka, bercak darah, serpihan kaca, dan tubuh yang membusuk perlahan. Setiap suara langkah membuat jantung Britney berdetak lebih cepat, takut kalau ada yang mendengar.

Akhirnya, ia menemukan pintu menuju ruang olahraga. Pintu itu terbuka sedikit. Ia bergegas masuk, lalu menguncinya dari dalam. Ruangan itu gelap, berbau lembap, dan sunyi. Hanya terdengar suara napasnya sendiri yang tersengal.

Britney memutuskan bersembunyi di salah satu lemari loker besar di sudut ruangan. Beruntung tubuhnya ramping sehingga bisa muat di dalamnya. Ia menutup pintu perlahan, hanya menyisakan celah kecil untuk mengintip.

Tangannya gemetar saat meraih ponsel. Layarnya penuh notifikasi panggilan tak terjawab dari ayah dan ibunya. “Papa… Mama…” gumamnya serak. Ia mencoba menelepon balik, tapi tidak ada sinyal sama sekali. Layar ponsel menampilkan tulisan No Service yang terasa seperti pukulan telak bagi hatinya.

Britney menunduk, menahan air mata yang jatuh tanpa suara. Di luar, samar-samar terdengar langkah kaki dan suara seretan tubuh di lantai.

Ia menutup mulut dengan kedua tangan, berusaha menahan isak. Tubuhnya gemetar hebat, keringat dingin membasahi tengkuk.

Setiap menit terasa seperti jam. Ia memejamkan mata, mencoba tidak bersuara. Ingatan tentang Emily terus muncul, wajahnya, teriakannya, darah yang menyembur dari lehernya. Britney menekan dada, berharap rasa sakit itu berhenti.

Waktu terus berjalan. Lapar mulai menggerogoti perutnya, membuat kepala pusing. Ia tak tahu sudah berapa jam berlalu. Tapi yang pasti, malam kini sudah datang. Gelap menyelimuti seluruh ruangan.

Ia tetap di sana, diam, bahkan ketika rasa ingin buang air kecil datang. Britney akhirnya pasrah, menahan rasa malu dan jijik, memilih untuk tetap hidup daripada keluar dari persembunyian. Satu malam berlalu dengan tubuhnya meringkuk di dalam kegelapan dan air mata.

Namun tubuh manusia memiliki batas.

Saat matahari mulai terbit dan sinar redup masuk melalui celah ventilasi, rasa lapar yang begitu menyakitkan membuat Britney kehilangan fokus. Ia menekan perutnya, mencoba menahan gemuruh lambung yang nyaris membuatnya pingsan.

“Sial…” umpatnya pelan, suaranya hampir tak terdengar.

Ia tak bisa bertahan di situ lebih lama. Dengan hati-hati, ia membuka pintu lemari sedikit demi sedikit. Engselnya berderit pelan, suara yang terdengar sangat keras di tengah keheningan itu.

Britney menahan napas, menoleh ke kanan dan kiri. Lorong di luar ruang olahraga tampak gelap dan kosong. Bau busuk darah sudah mulai berubah jadi aroma anyir dan daging membusuk. Ia melangkah pelan, satu langkah… dua langkah… berusaha tidak menimbulkan suara.

Setiap bayangan di dinding membuatnya tersentak. Setiap angin yang berhembus membuatnya berpikir ada sesuatu yang mendekat. Namun ia harus tahu apa yang terjadi di luar sana.

Saat akhirnya tiba di jendela besar yang menghadap ke halaman sekolah, Britney menyingkap sedikit tirai kotor yang menempel di sana. Dan pandangan itu membuat seluruh tubuhnya lemas.

Di luar sana jalanan dipenuhi mobil terbakar. Tubuh-tubuh tergeletak di mana-mana. Beberapa zombie berjalan tanpa arah, menyeret kaki mereka yang rusak, sementara api menyala di beberapa titik. Langit berwarna merah kehitaman, seolah dunia benar-benar telah berakhir.

Air mata mengalir pelan di pipi Britney.

Kini ia tahu, bukan hanya sekolah yang hancur. Dunia di luar sana juga sudah berubah jadi neraka.

1
Cindy
lanjut
Okto Mulya D.
perjuangan berat tuhh
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!