NovelToon NovelToon
Water Teapot

Water Teapot

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Badboy / One Night Stand / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:15.9M
Nilai: 5
Nama Author: Gallon

"Cinta hanyalah sebuah omong kosong sebelum aku mengenalmu," Adipati Berutti


Beberapa bagian cerita ini terdapat cerita 21+.

(Tahap Revisi)

S1 Bab : 1 sd 150 (tamat)
S2 Bab : 151 sd 384 (Tamat)

Taca Safina Trina, Gadis cantik dengan masa lalu yang kelam, harus rela memberikan kegadisannya kepada pria asing disebuah kamar mandi club malam elite di Jakarta. Ternyata, Taca memberikan kegadisannya kepada Adipati Berutti lelaki yang tidak pernah jatuh cinta dan seorang Womanizer sejati, jenis laki-laki yang selalu Taca hindari, kerena trauma masa lalunya. Tapi, anehnya cinta satu malam tersebut menumbuhkan rasa cinta diantara Adipati dan Taca.

Lika liku percintaan Adipati dan Taca, diwarnai dengan komedi, cinta, romantisme dan hubungan yang panas.

Ada pula Juan dan Iis pasangan kocak, yang berjuang menerima kenyataan akan rahasia Juan.

Semua karakter, visual, tempat, tokoh masyarakat, instansi, kejadian dalam novel ini hanyalah fiksi, novel ini murni karya fiksi dan tidak berhubungan dengan orang, organisasi, lokasi atau kejadian nyata.

Dilarang melakukan plagiatisme, bila anda menemukan cerita yang memiliki alur yang sama harap hubungi penulis, terima kasih...


Ig : storyby_gallon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gallon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menguak kisah Taca

Sesampainya di kediaman Berutti, Taca kaget. 'Ini mah bukan acara ulang tahun, ini mah acara kawinan kali, ah' batin Taca, kaget dengan kemeriahan yang ada.

"Di, Ini beneran acara ulang tahun ? Kok lebih mirip acara kawinan, yah," ujar Taca sambil melihat tenda-tenda mewah yang didekor dengan sangat extravaganza.

Hampir semua orang yang datang mengunakan baju formal. Taca bersyukur mengunakan gaun yang dibelikan Adipati, walaupun sebenarnya, dia masih risih dengan gaun tersebut.

"Setiap ulang tahun, Papa selalu mengadakan acara amal. Makanya Papa suka mengundang kolega-koleganya," Adipati menerangkan keapada Taca.

Adipati memarkirkan mobilnya didepan pintu rumahnya, kemudian keluar dan memberikan kunci mobil pada petugas valet parking. Sebelumnya, Adipati membukakan pintu mobil untuk Taca.

"Di, Aku grogi," ujar Taca sambil menggenggam tangan Adipati dengan erat.

"It's oke. I am here," ujar Adpati sambil mencium pipi Taca dengan lembut. Membuat Wajah Taca bersemu merah.

Taca dan Adipati pun memasukki ruangan khusus di rumah keluarga Berutti, sebuah ruangan yang luas, didalamnya sudah banyak orang yang datang.

Disaat mereka masuk, banyak mata memandang kepada mereka berdua, terlebih pada Taca yang berjalan disamping Adipati dengan kikuk.

"Di, aku jelek yah , atau make up aku aneh, ketebelan ? Atau aku kaya ondel-ondel, Di," tanya Taca panik.

Adipati tersenyum menatap Taca, Dia benar-benar gemas dengan sifat Taca yang selalu tidak percaya diri. "Ngak, Amore. Kamu cantik," ujar Adipati sambil mengecup tangan Taca membuat beberapa orang disekitar mereka, menatap iri.

"Yu, aku kenalin ke Papa," ujar Adipati sambil menarik tangan Taca lembut.

Jantung Taca berdetak keras, tangannya dingin, kepalanya sedikit pusing. Dia langsung ingat, obrolan di kampungnya tentang kesan pertama seorang mertua kepada calon menantunya adalah penentu disetujui atau tidaknya suatu hubungan.

"Papà, buon compleanno. le migliori preghiere per te," ujar Adipati sambil memeluk seorang lelaki sepuh berwajah ganteng.

( Papa, selamat ulang tahun. Doa terbaik untukmu.).

"Oh.. terima kasih, nak. Doa terbaik untukmu juga," balas Gio sambil mengecup pipi Adipati dikanan dan kirinya.

Taca hanya melihat kemesraan ayah dan anak didepannya. Rasa rindu pada Abah langsung menjalar didadanya, yah.. dia rindu Abah.

"Oh, Amore, come," panggil Adipati sambil mengulurkan tangannya, dan langsung disambut Taca sambil berjalan mendekat pada Adipati. "Pa, kenalkan ini, Taca. Calon istriku, calon ibu bagi anak-anakku," ujar Adipati membuat wajah Taca memerah.

"Ah.... cantik sekali. Kesukaanmu memang beda, Di," ujar Gio sambil menatap Taca kemudian tersenyum manis.

Wajah Taca memerah, sekarang Dia tau darimana Adipati mendapatkan ketampanannya dan mata biru yang mampu menghipnotis Taca. "Taca, Om."

"Om ? Taca, please. Call me Papa," ujar Gio sambil memeluk Taca kemudian mencium pipi kiri dan kanan Taca.

Taca tersentak kaget dipeluk dan dicium oleh Gio, "Pak, jangan peluk-peluk. Bapak tuh ngak..."

"It's oke. Amore. Itu kebiasaan orang Itali. It's Oke," Adipati lansung memotong pembicaraan Taca. Karena Adipati tau, Taca paling tidak suka disentuh siapapun kecuali dirinya.

"Wow...wow..hahahhaa... calonmu ini galak sekali, mirip sekali dengan almarhum Ibumu, Di. Hahahaha," bukannya tersinggung Gio malah tertawa renyah mendengar ucapan Taca.

"Eh.. maaf, saya ngak tau," jawab Taca kikuk. "Saya ngak nyaman dipegang laki-laki, Pa."

"Hahahahaa.. it's oke. Istri saya juga dulu sukanya dipegang sama saya doang. Eh.. tapi kamj suka kan dipegang anak saya ?" tanya Gio sambil tertawa.

Wajah Taca makin merah mendengarkan ucapan Gio.

"Maaf, Ta. Papa ini suka bercanda," ujar Adipati sambil tersenyum manis pada Taca. Taca membalas senyuman Adipati.

"Iyah, ngak papa. Heheheee.. Pa, kalau dipegang Adipati mah, demen Pah," balas Taca sambil mengedipkan matanya. Hal tersebut sontak saja membuat Gio tertawa keras mendengar pengakuan Taca.

"Taca..." Sekarang giliran muka Adipati yang merah seperti kepiting rebus. Melihat muka anaknya yang memerah, tawa Gio makin keras.

"Astaga, Ta. Liat muka Adipati, merah hahahaa," ujar Gio senang.

"Udah, ah Pa. Aku sama Taca kesana dulu, mau ambil minum," potong Adipati.

"Eh...kamu kesana aja sendiri ambil minum, Taca disini aja temenin, Papa," pinta Gio sambil mengusir Adipati.

"Tapi...".

"Udah, ngak papa. Kamu ambilin minum aja, aku disini sama Papa," ujar Taca sambil tersenyum manis.

Adipati mengerucutkan bibirnya, kemudian pergi meningalkan Taca dengan Gio.

"Taca, ikut papa sebentar," pinta Gio.

"Iya," jawab Taca sambil mengikuti Gio.

•••

"Taca, Sini," panggil Gio lembut sambil meminta Taca duduk disampingnya, Gio menatap pohon angrek dihadapannya.

Saat ini Taca dan Gio sedang berada di rumah kaca milik Gio. Rumah kaca yang berisikan berbagai tanaman langka. Taca dan Gio duduk di kelilingi oleh tanaman-tanaman tersebut.

"Saya suka berkebun, Ta. Kamu bisa berkebun ?" tanya Gio sambil menatap Taca.

"Ngak bisa, Pa. Mati semua yang ada nanti tanamannya," jawab Taca polos.

"Hahahaha.."

"Dulu Abah punya pohon pisang tuh, dikebon. Taca rawatkan, Pah. Eh.. seminggu mati, Pah. Padahal sama Taca ngak diapa-apain."

"Ta... kamj bener-bener sayang anak saya ?" Tanya Gio tiba-tiba.

Taca terdiam mendengar pertanyaan Gio. Taca bingung mau menjawab apa. Dibilang cinta dan sayang, Taca cinta dan sayang dengan Adipati. Tapi, kalau yakin ? Taca tidak tau, trauma masa lalu masih membuat Taca meragukan semuanya.

"Saya.. saya ngak tau, Pah. Saya bingung..." Jawab Taca jujur.

"Bingung, kenapa ? Kamu tidak cinta anak saya ?" Tanya Gio bingung. " Kamu, wanita yang pertama kali Adipati bawa kerumah ini, Ta. Pertama kalinya saya mendengar Adipati memperkenalkan seseorang sebagai calon istrinya, Ibu bagi anak-anaknya.".

Taca terdiam mendengarkan ucapan Gio, hatinya tiba-tiba hangat. Ditatapnya mata calon mertuanya itu, mata biru Gio benar-benar mengingatkannya pada mata Adipati, namun terlihat lebih bijaksana.

"Saya... saya takut.".

"Takut ?".

"Saya..saya... saya takut Adipati akan memperlakukan saya, sama seperti mantan pacar kaka saya." Akhirnya Taca membuka sedikit masa lalunya.

"Maksudnya, Ta ?." Tanya Gio bingung.

"Saya..." Taca tersenyum menatap Gio. Air matanya tertahan di pelupuk matanya. Taca mengambil napasnya dalam-dalam. "Papa, mau dengar cerita ? Tapi, ini bukan cerita yang berkahir bahagia, Pah." Ujar Taca sambil tersenyum lemah, entah kenapa dia ingin menceritakan kisahnya pada Gio.

Gio membuka jasnya dan memberikannya pada Taca sambil tersenyum. "Kalau kamu mau. Papa akan dengarkan semua ceritamu." Ujar Gio sambil menatap Taca.

"But, don't judge me,Pa...".

"Never, Taca. Never.".

•••

Bab selanjutnya ceritanya tentang kisah Taca yah. Tentang trauma Taca. Sedikit sedih... ngak papa yah ❤️❤️❤️...

Tetep dukung Taca-Adipati yah...

Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...

Add ig author yah storyby_gallon

Jangan lupa comment,like, kasih bintang, kasih tau juga orang-orang satu kampung buat baca karya author and vote yah ❤️❤️

Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...

Salam sayang Gallon

1
Kasmi Wati
Luar biasa
Lenni Namora
😍😍
Naftali Hanania
namanya berubah² ya ..kadang rina eh tau² jd rani ....saking gak penting nya ya ....😂✌️✌️
Mom's Dinda
Luar biasa
Bunda Faiq
Luar biasa absurd kelakuan taca n adipati..ada aja yg bikin ngakak ma klakuan mereka..btw Juan nti bsa dunk punya anak ma lis,kan kasian klo mreka ber dua mpe gak punya keturunan..yg penting jngan mpe tnjakan apalagi tikungan.🤣🤣
dah gtu aj deh,q klo komentar panjang2 suka binun 🤭..
Dia Amalia
kan sadarrrrrr y taca😂🤣😂
Dia Amalia
nasibmulh taca dimakan sm singa kelaparan 🤣😂🤣
Dia Amalia
mampir thor☺️☺️
Endri Yani
aku juga mau yg kayak Adipati satu,/Drool//Drool//Drool/
Erna Sri Mardiana
Ujang Tataaaangggg....kade tong jd playboy siga bapak Berutti nyak 🤣🤣🤣
Erna Sri Mardiana
abaaaaahhhh avanza....🤣
Erna Sri Mardiana
SAAAAHHHHHHHH.....🤣
Erna Sri Mardiana
dasar biji ketumbarrrrr 🤣🤣🤣🤣
Erna Sri Mardiana
🤣🤣🤣🤣
Erna Sri Mardiana
Luar biasa
Erna Sri Mardiana
cihuuuuyyy...kaluar basa Sunda na 😄
Sintya Yulianti
Luar biasa
🌼mami cia🌼
aq tu baca ulang novel ini ehhh namaku disebut diatas 🥰🥰🥰🥰🥰 love u galon
Instagram: storyby_gallon: Love you tooo ❤️❤️
total 1 replies
Imas deemashayoe Deemashayoe
Luar biasa
fiendry🇵🇸
makanya jangan sombong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!