NovelToon NovelToon
Selenophile

Selenophile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Healing / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:919
Nilai: 5
Nama Author:

Rasanya sangat menyakitkan, menjadi saksi dari insiden tragis yang mencabut nyawa dari orang terkasih. Menyaksikan dengan mata sendiri, bagaimana api itu melahap sosok yang begitu ia cintai. Hingga membuatnya terjebak dalam trauma selama bertahun-tahun. Trauma itu kemudian memunculkan alter ego yang memiliki sifat berkebalikan. Kirana, gadis yang mencoba melawan traumanya, dan Chandra—bukan hanya alter ego biasa—dia adalah jiwa dari dimensi lain yang terjebak di tubuh Kirana karena insiden berdarah yang terjadi di dunia aslinya. Mereka saling Dalam satu raga, mereka saling menguatkan. Hingga takdir membawa mereka pada kebenaran sejati—alasan di balik kondisi mereka saat ini. Takdir itu memang telah lama mengincar mereka

Bertemu Kembali

"Apa ada yang sakit, Chandra?" tanya Kirana dengan cemas, matanya mencari-cari luka yang mungkin diderita oleh Chandra selama terkurung dalam kegelapan.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih, Kirana, kamu telah menyelamatkanku," jawab Chandra dengan sisa tenaga yang masih dimilikinya.

Chandra tidak bisa mengingat apa yang sebenarnya terjadi dan telah berapa lama dia terkurung dalam ruangan gelap itu. Dia nyaris putus asa karena sudah mencoba berulang kali untuk melepaskan diri, namun tidak pernah berhasil. Sampai-sampai dia pun kehilangan nyaris seluruh energinya. Saat dia mulai pasrah pada hidupnya dan bersiap untuk mati, Kirana datang menjadi penyelamat. Chandra sangat menyesal karena sebelumnya telah membenci Kirana, hanya karena semua perhatian, cinta, kasih sayang, dan pengakuan dari semua orang selalu tertuju padanya. Namun, sekarang keadaannya telah berbalik. Kirana lah yang telah menyelamatkannya dari ujung kematian.

"Sebenarnya, apa yang terjadi, sampai kau diikat di tempat yang gelap itu? Tapi, jika kau belum sanggup untuk cerita, tidak perlu memaksakan diri." Kirana yang diliputi dengan perasaan khawatir ingin mengetahui apa yang telah dialami Chandra selama ini. Namun, melihat keadaan Chandra yang sangat lemah, dia merasa tak tega memaksanya untuk bercerita.

"Aku tidak apa-apa. Aku masih sanggup bicara." Jeda beberapa saat, Chandra terdiam sejenak sambil menggali ingatannya beberapa waktu ke belakang. "Hal terakhir yang aku ingat, aku jatuh ke dalam kolam. Airnya begitu dingin, dan setelah itu, aku nggak ingat apa-apa lagi. Saat aku membuka mata, yang aku temui hanya kegelapan. Tangan dan kakiku telah dirantai. Aku terus berusaha untuk bisa lepas dari ikatan itu, tapi semuanya sia-sia. Terima kasih, Kirana. Berkatmu, aku selamat."

Kirana mendesah, diluputi perasaan bersalah karena telah berprasangka buruk pada Chandra sebelumnya. Ternyata, situasi yang dialami oleh Chandra jauh lebih buruk daripada yang dilaluinya selama ini. Dia beruntung karena dipertemukan dengan Empu Agung dan bisa hidup dengan baik bersama orang-orang di Langgar Suci. Sementara Chandra, dia harus menanggung rasa sakit dan keputusasaan selama beberapa waktu.

"Apakah kamu tahu sesuatu, Kirana? Kenapa kamu bisa ada di sini? Tidak, kenapa kita bisa terjebak di sini?" Chandra balik mengajukan pertanyaan.

"Ceritanya panjang. Aku tidak tahu harus memulainya dari mana," ujar Kirana sambil merangkai kembali semua pengalaman yang telah dilaluinya.

"Mulailah dari yang kamu ingat pertama kali, Kirana. Aku akan mendengarkan."

Atas dorongan Chandra, Kirana mulai menceritakan kisahnya saat pertama kali terbangun di dunia yang sama sekali tidak dikenalnya. Saat membuka mata, seluruh wajahnya sudah dibalut dengan perban. 

Perasaan takut dan bingung kala itu nyaris membuatnya gila, namun Empu Agung dan orang-orang di Langgar Suci selalu memperlakukan dan merawat Kirana dengan baik sehingga dia bisa beradaptasi dan mulai berusaha menerima keadaan. Sambil mencari cara untuk kembali ke dunianya, Kirana dipertemukan dengan Pangeran Mahkota, yang mengatakan bahwa dirinya sangat mirip dengan seorang putri bernama Chandra.

Kirana benar-benar merasa frustrasi dengan semua yang terjadi padanya secara berturut-turut. Pikirannya tidak pernah membiarkannya beristirahat bahkan sekejap mata. Dalam tidur pun, dia selalu dihantui mimpi buruk, seolah bisa mati kapan saja di tempat ini. 

Tidak tahan menghadapi kondisi demikian, Kirana memberanikan diri menemui Empu Agung, satu-satunya harapan untuk mendapatkan solusi, baik persoalan dari masa lalu yang belum selesai maupun persoalan masa kini yang penuh tanda tanya, termasuk alasan di balik keberadaannya yang terseret jauh ke dunia ini.

Singkat cerita, Empu Agung menyarankan pada Kirana untuk melakukan ritual sembahyang, dan di sini lah dia sekarang berada, bertemu dengan Chandra dan menyelamatkannya setelah mendapat petunjuk dari seorang gadis misterius.

Chandra mendengarkan cerita Kirana dengan penuh perhatian, tanpa melewatkan satu bait pun. Tatapannya terlihat serius, mengikuti setiap kata yang keluar dari bibir Kirana. Saat mendengar nama "Arka," matanya tampak berkilat, menandakan ketertarikannya pada nama tersebut.

'Arka'. Siapa pria itu sebenarnya? Mengapa Chandra merasakan sesuatu yang aneh? Nama itu tidak asing baginya, meski dia tidak mengetahui alasan pastinya. Dahinya sampai berkerut, seolah sedang mengingat sesuatu yang telah lama terkubur dalam memori jangka panjang.

"Ketika kamu menyebut nama Arka," kata Chandra perlahan, "ada sesuatu yang ... aneh. Seperti ada kenangan yang mencoba keluar dari kepalaku, tapi aku tidak bisa mengingatnya sama sekali."

"Sudah kuduga. Ada begitu banyak kebetulan dalam hidup kita, Chandra," jawab Kirana, menyusun potongan demi potongan teka-teki yang muncul. "Arka memiliki wajah yang sama dengan Bagas, sahabat akrabmu di dunia tempatku berasal. Dugaanku saat ini, kamu adalah Putri Chandra yang hilang."

"Tapi bagaimana bisa? Kenapa aku tidak bisa mengingat masa lalu dan jati diriku sama sekali? Apa yang sebenarnya terjadi padaku?"

Kirana menggelengkan kepala. Semuanya masih terlalu abu-abu dan tidak jelas. "Entahlah, Chandra. Itu yang masih membuatku bingung saat ini. Kamu masih ingat pertemuan pertama kita?"

Chandra mengangguk perlahan. "Tentu saja aku ingat. Sejak saat itu, kita jadi berbagi tubuh."

Kedua gadis itu terdiam sejenak, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Mengulang kembali beberapa tahun ke belakang, saat Kirana dan Chandra bertemu untuk pertama kalinya. Saat itu, mereka saling menatap satu sama lain, seolah melihat refleksi di cermin. Raut kebingungan terpancar di wajah keduanya. Apakah yang mereka lihat ini nyata atau hanya sebuah mimpi belaka?

"Aku tidak tahu siapa engkau. Tapi sepertinya, nasib kita sama. Bagaimanapun caranya, kita harus bisa keluar dari tempat ini," ucap Chandra saat itu. Dia terlihat sangat berani di usianya yang masih muda, kira-kira tujuh tahunan. Sorot matanya tajam, tidak ada ketakutan sama sekali.

Kirana dan Chandra sama-sama terjebak di tempat yang tidak diketahui. Tempat yang gelap, suram, dan sangat menakutkan-sama persis seperti saat Kirana menemukan Chandra yang terbelenggu kaki dan tangannya. Bedanya, saat itu Chandra lah yang menemukan Kirana, yang sedang meringkuk sambil menangis sesenggukan. Chandra tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis yang baru ditemuinya itu.

"Aku tidak ingin kembali. Tidak ada gunanya aku hidup. Ayah dan Bunda sudah pergi meninggalkanku."

"Kamu sangat pengecut. Memangnya kamu nggak punya keluarga lagi?" Nada suara Chandra terdengar kesal melihat keputusasaan di wajah Kirana.

Kirana menggeleng. "Aku masih punya dua kakak."

"Kalau begitu, hiduplah untuk kakakmu. Kamu pasti bisa merasakan bagaimana perasaan mereka saat melihat keadaanmu seperti ini."

Kirana tersentak mendengar komentar Chandra. Gadis itu benar, dia masih memiliki Lauri dan Sandra dalam hidupnya. Mereka pasti menunggunya saat ini. Dengan sedikit harapan yang tersisa, dia harus bertahan hidup.

"Tapi bagaimana caranya untuk keluar dari sini?" Kirana balik bertanya, kebingungan masih menyelimuti dirinya.

Chandra terdiam. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya bisa keluar dari tempat ini. Mereka berdua terjebak dalam kegelapan yang pekat, tanpa petunjuk bagaimana bisa melarikan diri. Suasana di sekitar mereka begitu sunyi, hanya terdengar napas mereka dan gemerisik kecil dari gerakan yang kedua gadis itu lakukan.

Tiba-tiba, sebuah cahaya lembut memancar dari kejauhan. Cahaya itu perlahan-lahan semakin terang, seolah memanggil mereka. Chandra dan Kirana saling berpandangan, tanpa perlu berkata-kata mereka tahu bahwa cahaya itu adalah harapan mereka.

"Ayo, kita ikuti cahaya itu," ujar Chandra dengan suara penuh tekad. Dia meraih tangan Kirana dan menggenggamnya erat-erat. Kirana mengikutinya dengan sukarela, merasakan keberanian Chandra mengalir ke dalam dirinya.

Mereka mulai berjalan menuju sinar putih yang semakin lama semakin menyilaukan mata, segalanya menjadi putih seketika. Ketika membuka mata, Chandra mendapati dirinya terbaring di atas ranjang dengan tubuh yang terasa lemah. Selang-selang medis memenuhi tubuhnya, dan suara-suara mesin penyambung kehidupan memenuhi ruangan itu. Pemandangan ini begitu asing bagi Chandra, karena dia baru melihat dan merasakannya untuk pertama kali.

Saat kesadarannya mulai pulih, Chandra mendengar nama yang disebutkan oleh seseorang di dekatnya, "Kirana." Nama itu terngiang di telinganya, memancing ingatannya kembali ke pertemuan dengan seorang gadis kecil di dunia yang sudah seperti alam mimpi, mungkin itu dunia antara orang hidup dan mati. Dari sana, Chandra menyadari bahwa jiwanya telah menempati tubuh orang lain, tubuh milik gadis kecil yang dia temui sebelum membuka mata.

Sejak saat itu, Chandra harus berbagi tubuh dengan Kirana. Dia merasa terombang-ambing di antara dua kehidupan, harus menyesuaikan diri dengan kenyataan baru yang penuh ketidakpastian. 

Setiap hari, Chandra berusaha untuk tetap bertahan hidup di tempat yang asing tanpa memiliki sedikit pun ingatan tentang masa lalu dan jati dirinya. Rasa bingung, takut, dan kalut menjadi makanan sehari-hari. 

Namun, Chandra bukanlah seseorang yang memiliki pikiran pendek dan mudah menyerah begitu saja. Dia mulai mengatur strategi supaya bisa hidup di dunia modern ini. Salah satu langkah yang diambilnya adalah belajar ilmu bela diri sejak usia delapan tahun.

Tak dipungkiri, awalnya Kirana merasa bingung dan kewalahan dengan keberadaan Chandra dalam tubuhnya. Setiap kali membuka mata, Kirana menyadari bahwa dia telah melewatkan beberapa hari. Butuh waktu bagi Kirana dan Chandra untuk bisa saling beradaptasi, terutama karena sifat dan kebiasaan mereka yang sangat berbeda. Kirana yang tenang dan penuh perhitungan harus beradaptasi dengan kepribadian Chandra yang ceria dan spontan.

"Saat itu, kita bertemu saat usiamu sama sepertiku. Ahh, aku menyerah, Chandra. Ini benar-benar membuatku pusing," gerutu Kirana sambil menekan pelipisnya dengan jari telunjuk. Rasa nyut-nyutan mulai menjalar ke dalam saraf di setiap sudut kepalanya, efek dari berpikir terlalu keras.

"Mungkin Empu Agung yang kamu ceritakan itu mengetahui jawabannya, Kirana. Bukankah dia memiliki kemampuan supranatural?" celetuk Chandra, mencoba memberikan solusi.

Kirana mendesah panjang, frustrasi jelas tergambar di wajahnya. "Kamu benar, Chandra. Tapi, aku sudah datang jauh-jauh ke tempat ini. Mengorbankan nyawaku, masa aku tidak mendapatkan jawaban apa pun," jawabnya dengan nada putus asa.

Melihat Kirana yang terus mengomel, membuat Chandra merasa tergelitik. Gadis itu terkekeh, senang dengan perubahan yang Kirana tunjukkan. Dahulu, Kirana yang dia kenal adalah seorang gadis dengan wajah penuh kemuraman.

"Kenapa kamu malah tertawa?" tanya Kirana bingung, alisnya tampak berkerut. Matanya yang lelah berusaha mencari penjelasan di wajah Chandra.

"Sepertinya terdampar di dunia lain membuatmu berubah, Kirana," jawab Chandra seraya mengangkat salah satu sudut bibirnya. Senyum kecilnya penuh makna dan kehangatan, seolah menghapuskan beban di hati Kirana.

Kirana ikut tertawa kecil. "Ini tuh namanya beradaptasi. Kalau aku tidak bisa beradaptasi, yang ada aku malah terseleksi alam."

"Kamu lucu sekali. Tapi syukurlah, aku senang dengan perubahanmu ini. Pertahankan, ya. Bila perlu sampai nanti kamu kembali ke tempat asalmu," tambah Chandra, suaranya penuh dengan kehangatan. Matanya menatap Kirana dengan rasa syukur yang mendalam, menyalurkan kekuatan yang tersembunyi dalam dirinya.

Kirana terenyuh mendengar perkataan Chandra yang terdengar begitu tulus. Dia ikut tersenyum, merasakan kehangatan persahabatan di antara mereka. "Aku yakin, aku pasti bisa pulang, walau belum tahu bagaimana caranya. Yang terpenting sekarang, apa yang harus kita lakukan? Jika aku bangun sekarang, bagaimana denganmu?" Ragu menyelimuti Kirana, dia tidak tega bila harus meninggalkan Chandra yang terbaring lemah sendirian di tempat ini. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat dia pergi?

Chandra yang seolah bisa membaca pikiran Kirana akhirnya menjawab dengan penuh keyakinan. "Kita tidak akan tahu sebelum mencobanya. Aku percaya padamu, Kirana. Sama seperti kamu yang datang menyelamatkanku seperti keajaiban. Kamu pasti bisa kembali lagi ke sini untuk menyelamatkan ku yang kedua kalinya."

Bersambung

Rabu, 8 Oktober 2025

1
Zeepree 1994
bagus ceritanya makin bikin penasaran, semangat ka author semoga rame yang mampir baca
Ismi Muthmainnah: Aamiin. Terima kasihhh💐
total 1 replies
Zeepree 1994
assalamualaikum ka othor semoga sukses ya ceritanya, aku izin baca ya Thor
Ismi Muthmainnah: Wa’alaikumussalaam. Terima kasih sudah tertarik buat baca dan kasih like juga😇 Aamiin, semoga ceritanya menghibur yaa🌹
total 1 replies
MARQUES
lanjutkan terus thor nulis novelnya kalau bisa bikin novel romansa fantasi aja terus tapi bikin nagih dan MC cewenya ga gampang luluh sama cowo🙏😄
Ismi Muthmainnah: Iya nih kak😂😭😭 Makasih banget yaa udah kasih masukan. Lumayan juga menurutku fantasi bangun wordbuldingnya
total 3 replies
Ismi Muthmainnah
Ini cerita pertama aku setelah hiatus lama. Selamat menikmati bagi yang suka cerita fantasi transmigrasi, tapi halal🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!