NovelToon NovelToon
Cinta Yang Sederhana

Cinta Yang Sederhana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Istri ideal / Slice of Life
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.

Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.

Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Benar rupanya, selain cemburu karena kedekatan Aditya dengan Sita, wanita yang mengaku sebagai istri pertama yang ternyata cuma sebatas gurauan semata, ternyata Nadia sedang PMS.

Nadia kembali setelah mengganti pakaiannya, Aditya menungguinya di atas ranjang.

"Sini," kata Aditya menepuk sisi ranjangnya begitu melihat Nadia yang kembali dari kamar mandi. Meminta Nadia berbaring di dekatnya, tidur di lengan kiri lebih tepatnya.

Hanya saat bersama Nadia, Aditya merasa benar-benar menjalani kehidupannya sebagai manusia yang lebih baik. Dengan cinta yang bukan hanya dibalas dengan cinta, tapi kesetiaan, kelembutan, kesederhanaan, dan semua yang Nadia berikan padanya yang tidak pernah dia dapatkan dari wanita mana pun sebelumnya.

Perlahan Nadia naik ke atas ranjang, menuruti Aditya untuk berbaring di lengannya dan Aditya pun mendekapnya.

"Maaf, A. Aku datang bulan." kata Nadia sambil mendongak, merasa bersalah karena harus menghentikan permainan yang belum dimulai.

"It's okay, malam ini biar kita tidur saja."

.

.

Bisnis impor dan distributor perangkat elektronik milik Aditya sudah resmi dibuka. Untuk operasional di monggu pertama, belum begitu banyak karyawan dan juga investor yang join bekerja sama, perusahaan kecil itu hanya murni menjadi pendistributor barang impor saja.

Aditya menjadi sibuk dengan pekerjaan barunya yang harus mengelola semua sendiri dari awal, mengatur karyawan, dan manejemen perusahaan yang pertama kali dia pegang.

Di rumahnya, penuh dengan berkas-berkas. Ruangan kosong diubahnya menjadi ruang rapat yang multiguna. Setiap hari orang-orang datang dan keluar unitnya hanya untuk membahas pekerjaan.

Nadia mulai terbiasa, begitu sore hari ia pulang bekerja seringnya langsung masuk ke dalam kamar, pusing melihat orang-orang keluar masuk apartemennya yang lumayan besar itu.

Petang hari setelah isya, Nadia mengetuk pintu ruang kerja sekaligus ruang rapat Aditya.

Dia membawakan cokelat hangat dan cemilan untuk suaminya yang terlihat sudah bekerja keras akhir-akhir ini.

"Boleh aku masuk?" tanya Nadia setelah mengetuk pintu, lalu membuka pintu ruangan itu. Kepalanya sedikit melongok ke dalam dan dia dapati seseorang yang sedang duduk di kursinya sambil melihat berkas-berkas dan layar laptopnya.

Nadia masih menunggu persetujuan apakah dirinya diizinkan masuk atau tidak.

"Nad, masuklah." Aditya lekas membereskan berkas-berkasnya dan mengumpulkannya menjadi satu di tepi meja. Dia tahu Nadia membawa makanan dan minuman di tangannya.

"Cokelat panas dan muffins," ujar Nadia sambil meletakkan makanan dan minuman itu di meja.

"Terima kasih," ucap Aditya sembari meraih tangan Nadia, menuntunnya duduk di pangkuan.

"Maaf, ya, Sayang. Aku buat tempat tinggal kita jadi kantor sementara," kata Aditya yang masih memainkan jemari tangan kanan Nadia yang dikecupnya.

"Gapapa, unit ini cukup luas. Masih banyak ruangan yang kosong," ucap Nadia.

"Kamu terganggu?"

Nadia menggeleng, "Aku seharian di kantor," jawabnya.

Aditya terperanjak, ia melihat jam tangannya. Dia bahkan terlupa jika ini sudah malam, "Berati hari ini aku lupa lagi jemput kamu dari kantor?" tanya pria itu menyadari.

Nadia mengusap pipi suaminya, dia tersenyum. "Aa terlihat sibuk sekali sampai lupa kalau aku seharian gak di rumah, aku juga bekerja. Ini hari Selasa hari kerja, A," kata Nadia.

Cup. Aditya memberikan kecupan lembut di bibir Nadia. Terhitung seminggu ini, Aditya yang sibuk banyak melupakan kebiasaan yang sebelumnya.

"Maaf, Sayang. Aku sering lupa jemput kamu kerja, maaf, ya."

"Aa gak perlu minta maaf, aku bisa pulang pakai taksi atau ojek."

"Jangan ojek, dong. Panas, berdebu. Sebisa mungkin pulangnya aku jemput. Kalau gak, minimal pakai taksi, ya? Nanti aku tambahin buat ongkosnya."

Nadia cuma mengangguk, dia memainkan dasi suaminya. Bahkan kini, pria itu sudah nampak berbeda. Lebih dan akan lebih sibuk daripada hari sebelumnya.

Nadia mengusap dada suaminya. Namun, lantas, Aditya genggam tangan hangat itu, lalu dikecupnya hingga berbunyi.

"Maaf, Sayang. Suamimu ini masih belum bisa memberikan yang terbaik buat kamu."

"Apa yang terbaik untukku, A?"

"Memberimu mobil misalnya," jawab Aditya.

"Gak perlu, aku gak bisa mengemudikannya."

"Ya, supir pribadi misalnya jika aku sedang tidak bisa antar jemput kamu."

Nadia menatap suaminya, mengusap pipi pria itu.

"Bukan itu. Mau tahu apa yang terbaik untukku?"

"Apa?"

"Kamu yang terbaik untukku. Gak usah kasih kemewahan untukku, A. Aku gak mau memberatkanmu, cukup cintai saja aku, maka aku sudah mendapatkan semua yang terbaik darimu."

Aditya menarik kepala Nadia untuk mengecup dahinya. Dia tidak bisa menahan untuk tidak terharu mendengar kata-kata Nadia yang mengiris hatinya. Bahkan wanita itu tidak pernah menuntut harta atau apapun darinya.

"Really sorry, dear. Aku benar-benar harus mengatur waktu lagi," kata Aditya. Dia yang sering kehabisan waktu yang biasanya banyak dihabiskan dengan istrinya selama menjadi pengangguran, kini 24 jam baginya terasa kurang.

"Muffins buatanmu?" tanya Aditya mengalihkan topik pada makanan dan minuman di meja. Dia menyesap cokelat yang telah hangat itu.

"Enak, A?"

"Hem, sejujurnya aku tidak terlalu suka cokelat, tetapi karena ini buatanmu aku pasti suka."

Memang Aditya tidak pernah menyukai cokelat sebelumnya, tetapi setelah tahu bahwa Nadia begitu menyukai cokelat, dia mulai terbiasa memakan makanan rasa cokelat. Dan karena minuman cokelat spesial ini buatan Nadia, ia jadi tambah suka karena sungguh rasanya berbeda dari cokelat lainnya, tidak terlalu manis atau pun pahit malah terasa segar seperti ada campuran susu di dalamnya.

"Cokelat itali itu, A."

"Oh, ya? Beli dimana?" tanya Aditya memandangi isi gelasnya, lalu menyesapnya lagi.

"Gak, pakai bubuk cokelat yang kita beli di mall, aku racik sendiri ikutin resep saja."

Aditya mencium baunya, bahkan baunya saja tidak membuat enek seperti aroma cokelat yang biasa tercium. Aditya mengernyit, entah bahan apa yang ditambahakan ke dalam cokelat panas itu sehingga rasanya begitu candu untuk terus disesap hingga habis.

"Heum. Enak banget!" kata Aditya lagi setelah mengigit salah satu muffin.

"Cobain, aaa." perintahnya supaya Nadia mau membuka mulutnya. Gigitan semi gigitan muffin berisi cokelat lumer yang lezat itu mereka nikmati bersama sampai di gigitan terakhir.

Aditya mendorong mundur kursinya, membiarkan Nadia tetap di posisinya. Ia hanya ingin mengambil tisu di atas meja di belakang kursi kerjanya untuk mengelap mulut dan tangannya yang kotor karena cokelat. Lalu mengelap juga bibir Nadia yang belepotan.

Aditya menatap wajah Nadia yang selalunya ayu dan berseri indah, sendu penuh keteduhan. Tidak ada kerutan atau pun noda di wajah mulusnya yang terawat itu.

Terlebih saat mata berbulu mata lentik tidak bisa ditatap berlama-lama karena seringnya menunduk malu-malu. Hanya kedipan kelopak matanya, sudah membuat Aditya seperti melihat bidadari yang mendamaikan hatinya. Ia bawa lebih dekat wajah itu, tidak lain untuk diciumnya.

Dalam hati ia berucap syukur. Ia menyesal pernah berpikir buruk tentang istrinya, tetapi saat sudah pasrah dan ikhlas dengan kenyataan menyakitkan itu, lantas bukan seorang perempuan yang ternoda yang dinikahi, tetapi benar-benar perempuan yang baik-baik yang terlindungi sampai dia yang mendapatkan mahkotanya pertama kali.

Aditya mendahului, mengecup dan memainkan bibir Nadia dengan perlahan dan membimbingnya untuk menikmatinya.

Tangannya memegang erat pinggang Nadia, sebelahnya bergerak bebas di atas paha, perlahan naik dan masuk menyelusup di balik kaus Nadia dan menggenggam sesuatu yang membuat Nadia refleks menggenggam tangan Aditya dari luar.

Hanya decapan indah yang mereka dengar berdua di dalam ruangan itu. Mereka berhenti sejenak, Nadia diberi kesempatan untuk bernapas. Tangan Aditya bergerak ke atas, mencabut peniti dan melepas hijab yang Nadia kenakan rapi saat itu.

Rambutnya yang diikat, ia tarik pengikatnya hingga tergerai lebat rambut hitam halus yang panjangnya sepunggung itu adalah kesukaan Aditya.

Pandangannya sudah tak wajar. Aditya sudah diliputi kabut asmara. Dia tidak bisa untuk menunda menyalurkan perasaan "ingin" pada istrinya.

"Kapan terakhir kita berhubungan, Sayang?"

Nadia menggeleng, terlupa karena sudah terlalu lama. Semenjak kejadian malam itu saat di hari haid pertamanya, kemudian seminggu lebih sesudahnya setelah Aditya menjadi orang yang sangat sibuk menjalani hari-harinya.

"Aku tidak mau menunda lagi, boleh kalau sekarang?"

Nadia menganggguk, dia pun sudah rindu. Satu gerakan langsung bangkit dari kursinya membopong Nadia dengan kedua tangannya menuju ke sofa di ruangan itu. Tidak ada ranjang yang terdekat, maka sofa pun jadi.

1
Niar Zahniar
novel selalu rumit thor
darsih
Nadia ayok suami nya nyusul ke kampung
Ayu
di tunggu up nya lagi yaa

semangat /Determined/
hello shandi: Makasih, Kak Ayu🥰
total 1 replies
darsih
aditilya ada2 aja takut SM kecoa
hello shandi: Hehehe....
total 1 replies
darsih
kasihan Aditya nada
darsih
Aditya kasihan bngt
hello shandi: Hehehe. Kata Nadia : rasain deh
total 1 replies
Ayu
kalau berhenti setidaknya bikin ending yang melegakan hati yah Thor /Ok/
ayuk Up lagiih hehee
Ayu
bagus kok , terusin up nya saya tunggu
hello shandi: makasih kak😊
total 1 replies
darsih
Claudia pinter bngt kmaren aja ninggalin Adit
darsih
pasti Claudia yg dteng tuh
darsih
s Bisma eror suami istri pelukan malah ngajaknribuk SM Aditia
darsih
aduh JD penasaran siapa ya
darsih
GC juga Aditia d sofa pun jadi
hello shandi: wkwkwk 😅😅
total 1 replies
Niar Zahniar
ampun deh si aditia, , dlu elham irit bicara imi aditia ngoceh aja kerja nya
hello shandi: iya kebalikannya nih
total 1 replies
darsih
wkwkwkwwkwk
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran
Indah Lestari
jgn2 kamu bkn is3 k2 Nad...bs jadi is3 k10 atw 20....
darsih
Aditya ternyata playboy Nadia baru tau kelakuan Aditya
darsih
Nadia. masih perawan Adit JD kudu sabar
darsih
modus s Aditia 😀😀
Agnes Gulo
semangat kk utk UP, nih cerita gak kalah seru dr kisah elham dan dita 😍
hello shandi: Hehehe, okey👍🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!