Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Lina perlahan membuka matanya dan melihat seorang lelaki yang tengah tertidur di sofa membelakangi dirinya.
"Apa itu tuan Bagas tidak sih?" Lina sejenak ragu takut salah mengenali.
Ia mencoba turun dari ranjang tapi bagian bawah terasa sangat ngilu sehingga ia berteriak kecil dan itu membuat lelaki yang tengah tidur itu terbangun dan langsung duduk.
"Ada apa? kamu mau kemana?" lelaki itu langsung menghampiri Lina dan mencerca dengan berbagai pertanyaan.
"Itu tuan, saya mau kekamar mandi." jawab Lina setengah berbohong karan ia juga hendak buang air kecil.
"Kenap ga bangunin saya." lelaki itu mengangkat tubuh mungil Lina dan membawanya kekamar mandi.
"Apa yang tuan lakukan, turun saya tuan. Saya busa sendiri."
"Sudah diam, jangan banyak bicara." Bagas perlahan menurunkan Lina dan mendudukan di kloter duduk.
"Tuan, bisa ga keluar dulu." pinta Lina malu.
"Sudah buruan, ngapain malu sih. Saya itu sudah melihat segalanya jadi ngapain malu." ujar Bagas kesal.
"Tapi tuan...."
"Buruan atau saya bantu kamu buka ."
"Jangan tuan, biar saya sendiri saja." Lina terpaksa menuntaskan hajatnya di depan Bagas, meski tidak nyaman dari pada ditahan bisa jadi penyakit. Lina membuang rasa malunya karna sudah di ujung tanduk. Setelah selesai kembali Bagas mengendongnya dan membaringkan lagi di ranjang .
"Terimakasih, tuan." ucap Lina.
"Sama - sama, apa kamu lapar?" tanya Bagas lembut.
"Lumayan." angguk Lina malu - malu.
"Mau saya suapin?" tawar Bagas.
"Ga usah, tuan. Biar saya sendiri aja." tolak Lina ga enak hati.
"Maaf." ucap Bagas.
"Kenapa tuan minta maaf?" tanya Lina heran.
"Gara - gara saya kamu jadi begini. Harusnya saya bermain lembut bukan grasak grusuk sehingga berakhir seperti ini." sesal Bagas.
Terdengar helaan nafas dari hidung Lina. Ia tak tau mesti menanggapi seperti apa. Hanya diam yang Ia bisa.
"Kamu marah?" tanya Bagas.
"Apa saya punya hak untuk marah?" tanya Lina. Giliran Bagas yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari Lina.
"Sudahlah, lebih baik kamu habiskan nasinya biar tenaganya cepat pulih. Kasihan Bima ga ada yang jaga." Bagas mengalihkan pembicaraan karna rasa bersalah. Lina menghabiskan makanannya tanpa suara.
Sehari semalam Lina di rawat dan sudah di diperbolehkan pulang.
"Bapak tolong jangan terlalu semangat pada istrinya, kasihan. Untuk seminggu kedepan tolong puas dulu bapaknya, biar lukanya sembuh. Ibu obatnya jangan lupa di minum dan salepnya di oles tipis - tipis aja." pesan dokter sebelum Lina di diperbolehkan pulang.
Wajah Bagas nampak tak cerah sama sekali saat dokter menyuruhnya berpuasa..Baru juga ia menemukan lobang yang cocok sudah di suruh puasa kembali.
Kedatangan Lina sudah di nanti oleh bik Ratmi di rumah. Wanita itu tersenyum saat melihat Lina sudah kembali kerumah.
"Nduk." Bik Ratmi memeluk Lina dengan mata berkaca - kaca karna terharu.
"Kamu ga kenapa - kenapakan? bibik takut saat tuan membawa kamu kerumah sakit. Kata tuan kamu pingsan."
"Eh iya, bik. Sekrang sudah pulang." kekeh Lina.
"Kalau capek bilang sama bibik, jangan terlalu dipaksakan. Mengurus bayi segini memang agak repot dan menguras tenaga." Bik Ratmi adalah pengganti ibu bagi Lina selama bekerja disana. Ia begitu baik dan selalu perhatian. Apakah Lina akan jujur pada bik Ratmi atau tidak?
...****************...
Assalamualaikum kk,terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 😘💪🙏
@ima Susanti