Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 24
Sekar enggan untuk bertanya kepada Aryo ataupun bapak mertuanya perihal Rimawati Gunawan. Meskipun dia adalah lulusan Universitas Nusantara, tidak mungkin kan Aryo atupun Prof. Suseno mengenalnya. Mahasiswa yang berkuliah di sana bukanlah sedikit. Tidak mungkin akan mengenal secara personal. Seperti itu lah isi kepala Sekar.
Maka dari itu ia memilih untuk yakin pada pilihannya, yakni untuk menerima Rima sebagai salah satu dari karyawan untuk mengisi posisi departemen keuangan.
" Baiklah, waktunya pulang."
Sekar tidak akan menghubungi Rima hari ini, paling lambat lusa dia akan menghubunginya. Sudah beberapa hari Sekar pulang malam, kali ini dia akan pulang lebih awal. Jam 05.00 seperti biasanya dia pulang.
" Sekar, sudah mau pulang kah?" dr. Syah menyapa Sekar yang sedang berjalan melewati lobi rumah sakit.
" Aah, iya dokter. Apakah dokter juga akan pulang, atau masih belum?" Sekar menghentikan langkah kakinya dan kembali bertanya kepada dr. Syah. Pria itu hanya diam membuat Sekar bingung. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Baiklah dokter, aku pulang dulu ya. Sepertinya dokter masih banyak yang harus dikerjakan. Permisi."
" Tunggu! Tunggu sebentar Kar, aku ingin bicara."
Sepertinya ada yang penting ingin di sampaikan dokter muda itu kepada Sekar. Tapi, lobi bukanlah tempat yang pas, Sekar lalu membawa Syah ke kantin tapi Syah tidak mau.
" Bicara di mobilku saja, apakah boleh?" tawar Syah.
Sekar mengangguk setuju. Tidak masalah mau bicara dimana saja. Dia juga tidak menaruh curiga terhadap dokter muda itu.
" Baiklah dokter, ada apa sebenarnya?"
" Maaf Kar, kalau ini mungkin sedikit lancang. Apa kamu bisa menolongku untuk pura-pura menjadi kekasihku?"
Sekar sangat terkejut dengan permintaan Syah yang menurutnya tidak masuk akal. Bagaimana bisa pria itu memintanya menjadi pacar pura-pura? itu sungguh tidak masuk di pikiran Sekar.
" Waah dokter, jangan bercanda. Ini sungguh tidak lucu."
" Aku tidak bercanda Kar, ini serius. Aku ingin dijodohkan oleh orang tuaku, tapi aku tidak mau. Dan aku terlanjur mengatakan bahwa aku sudah punya pacar. Begini saja, kamu tidak perlu menjawabnya saat ini juga. Kamu boleh memikirkan sampai besok, aku harap besok pagi kamu sudah memiliki jawabannya."
Sepanjang perjalanan pulang, Sekar terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Syah. Permintaan tersebut sungguh membuat Sekar bingung.
" Haruskah aku memberitahu kepada Mas Aryo? Tidak perlu, aku akan menyelesaikan ini sendiri."
Sekar masuk ke rumah dengan mengucapkan salam. Asriati tersenyum menyambut menantunya yang pulang lebih awal itu.
" Apa sedang tidak lembur nduk?" tanya Asriati.
" Tidak Bu, hari ini pekerjaan lebih cepat selesai. Jadi bisa pulang lebih awal."
Asriati meminta Sekar untuk membersihkan diri terlebih dulu. Di depan tadi, dia belum melihat mobil Aryo maupun bapak mertuanya. Mungkin ada pekerjaan lebih di kampus. Jarang sekali Suseno pulang telat kecuali saat pergi ke luar kota.
Sekar merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia mengingat kembali apa yang dilakukan dan dikatakan Aryo tadi siang. Semua terasa begitu meyakinkan, tapi Sekar masih belum bisa percaya.
" Entahlah. Semuanya masih begitu mengambang."
Sekitar pukul 20.00, Suseno dan Aryo baru menginjakkan kakinya di rumah. Terlihat wajah keduanya begitu lelah. Asriati langsung mengambilkan suami dan anaknya air minum. Keduanya meminum hingga tandas.
" Sekar sudah pulang bu? Mobilnya kok sudah ada di halaman?" tanya Aryo.
" Iya sudah. Sepertinya sudah tidur dia. Biarkanlah, beberapa hari ini dia lembur. Oh iya, ada apa ini kok sampai malam. Apakah ada masalah?"
Aryo tersenyum kecil. Dia merasa lega hari ini Sekar tidak lembur. sebenarnya dia sangat khawatir setiap Sekar pulang malam. " Mungkin besok aku harus menjemputnya. Tapi sepertinya dia tidak akan menyetujuinya. Paling tidak aku bisa mengawalnya nanti," gumam Aryo lirih.
Sejurus kemudian Aryo bersama kedua orang tuanya mulia terlibat pembicaraan serius. Semua karena mahasiswa yang bernama Antok dan ayahnya yang begitu arogan.
Rupanya Siswanto memang terkenal sebagai seorang yang sombong. Dan peristiwa seperti saat ini juga pernah terjadi saat masa SMA dulu. Antok melakukan hal yang sama dan Siswanto pasti akan menuntun pihak sekolahan.
" Sepertinya kali ini kita harus membuat keluarga itu jera, Pak."
Aryo sangat geram dengan ulah ayah dan anak itu. Mereka berbuat sesuka sendiri karena merasa memiliki kedudukan. Antok sering berbuat sesuka sendiri karena Siswanto sering memanjakannya.
" Bapak setuju. Sebaiknya kita melakukan sidang saja. Munculkan beberapa saksi. Mahasiswa di kelas itu pasti akan memberikan kesaksian. Dosen yang mengampu di kelas itu tadi sudah setuju juga."
Terkadang memang masalah seperti ini muncul. Orang tua yang punya kekuasaan membuat anak-anak mereka menjadi sewenang-wenang. Semua itu karena orang tua tidak memberikan contoh baik kepada anak mereka.
Kasus Antok ini menjadi salah satunya. Sekilas menganggap bahwa dosen yang salah, padahal kesalahan sesungguhnya ada di pihak mereka.
" Baiklah kalau begitu pak, Aryo ke kamar dulu. Sudah malam juga, bapak dan ibu istirahatlah. Soal ini besok akan Aryo selesaikan."
Aryo membuka pintu kamar dengan sangat pelan. Dia tidak ingin membangunkan Sekar. Melihat bagaimana Sekar tadi siang bekerja hingga makan siangnya terlewat, cukup membuktikan bahwa kerjaan sang istri begitu banyak.
Dia memilih untuk bergegas masuk ke kamar mandi lalu segera membersihkan diri. Tidak lupa untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan kewajiban 4 rakaat malam itu.
Dalam doanya, Aryo meminta agar kehidupan pernikahannya kali ini lebih baik dari yang pertama. Dia juga berharap Sekar kembali bisa menghangat seperti dulu.
" Cantik, aku sungguh baru sadar bahwa wanita yang kunikahi ini sangat cantik. Aku yakin banyak yang menyukai mu Kar. Pria itu, ya pria itu, aku yakin dia menyukaimu. Sorot matanya saat dia menatapmu itu adalah sorot cinta. Sepertinya mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati. Apakah, aku sudah menyukaimu Kar. Entahlah, selamat malam istriku."
Cup
Aryo kembali mencium lembut kening Sekar. Setiap malam dia melakukan itu tanpa sepengetahuan Sekar, menurutnya. Padahal Sekar pernah memergoki kelakuan Aryo itu. Seperti saat ini, Sekar rupanya belum tidur., Dia mendengar setiap apa yang dikatakan oleh Aryo. Sekar cuma tahu bahwa dirinya dicium.
Selamat malam mas, tapi maaf aku belum bisa benar-benar menerimamu. Hatiku masih ada yang mengganjal.
Sekar berbicara dalam hati. Dia mencengkeram erat guling yang saat ini ada dalam pelukannya.
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir