Menikah Dengan Laki Laki Tengil

   Semua berjalan seperti biasa, persiapan pernikahan Ardiy dan Putri tetap berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan undangan sudah tersebar kepada para tamu undangan.

   Semua berjalan seperti biasa, namun hanya keceriaan dari seorang Aditya yang menghilang, pemuda itu sekarang lebih banyak berwajah datar dan dingin. Bahkan pemuda itu sangat jarang berada di rumah, baik di kediaman syahreza maupun di kediaman Pratama.

   " Heh muka lo tegang banget anjir" . Joshua terkekeh melihat wajah tegang Ardiy.

  " Diem lo sat, lo gak tau aja sekarang gue lagi nervous takut salah besok pas ijab qabul". Ardiy mondar mandir di depan Joshua dan Jhonny, yaps sekarang mereka sedang berada di balkon kamar Ardiy.

  Dan besok adalah acara pernikahan Ardiy dan Putri, karna itulah laki laki itu sekarang sedang sibuk menghapalkan kalimat ijab qabul.

   " Duduk, dan minumlah dulu". Ucap Jhonny, laki laki itu membawa tubuh Ardiy ke kursi dan memaksanya untuk duduk, setelah itu Jhonny memberikan Ardiy sebotol air mineral.

   " Tenanglah, semua akan baik baik saja selama lo tidak terlalu tegang ". Jhonny mencoba memberikan wejengan kepada sang sahabat yang saat ini sedang gugup.

   " Yah, Jhonny benar Ar, justru Semakin lo tegang maka semat besar kemungkinan lo akan melakukan kesalahan nanti". Ucap Joshua ikut menimpali .

   Ardiy menarik napas dan menghembuskannya beberapa kali guna menenangkan hatinya. Laki laki itu lalu meneguk minuman yang di berikan oleh Jhonny.

   " Thanks kalian udah selalu ada buat gue". Ardiy menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tulus.

   " Yaelah kayak sama siapa aja lo". Ucap Jhonny sambil tertawa di ikuti oleh Joshua.

   Mereka bertiga menghabiskan waktu di balkon kamar Ardiy sampai sore hari. Duo J terus berusaha menghibur Ardiy dengan lelucon mereka sehingga membuat Ardiy lupa dengan kegugupannya.

******

  " Aaaaa Putri lo besok udah jadi istri loh". Anna menatap Putri dengan haru, begitupun dengan Andin.

   Putri yang mendengar perkataan Anna jadi tersenyum kecil, perempuan itu tidak tau harus senang atau sedih karna Putri merasa hanya dia yang menginginkan pernikahan ini.

   " Iya gua akan jadi istri, tapi istri yang tidak di inginkan". Putri menunduk sedih setelah berkata seperti itu.

  Anna dan Andin yang melihat sang sahabat sedih jadi merasa kasihan, mereka akhirnya memeluk Putri mencoba memberikan semangat.

   " Lo jangan nyerah sebelum berjuang dong Put". Ucap Andin sambil melepaskan pelukannya di ikuti oleh Anna.

   " Iya, Andin benar, lo harus berjuang untuk mendapatkan cinta suami lo". Anna ikut menimpali dengan semangat.

   " Berjuang dengan cara gimana coba? ". Putri menatap kedua sahabatnya sambil mengerucutkan bibirnya.

    " Berikan dia perhatian yang lebih, perhatikan setiap kebutuhannya bahkan dari yang terkecil sekalipun ". Andin mencoba memberikan saran untuk masa depan rumah tangga Putri.

  " Dan kalo perlu lo harus lebih agresif". Ucap Anna sambil tersenyum lebar.

   " Agresif yang kayak mana? ". Putri dengan polos menatap Anna meminta penjelasan.

  Melihat tanggapan Putri, Anna dan Andin saling tatap sambil tersenyum misterius.

   " Ya lo harus mencoba menggoda dia". Ucap Anna.

  " Hooh tapi jangan terlalu mencolok harus natural". Andin menimpali sambil menatap Putri dengan serius.

   " Contohnya? ". Putri kembali bertanya, wajah perempuan itu benar benar terlihat polos sekarang, sehingga membuat Anna dan Andin sangat gemas.

   " Ya semisal, lo pura pura minta tolong pasangin pengait bra gitu". Andin memberikan contoh sederhana.

   " Atau setiap lo tidur pakai baju yang agak seksi gitu, kalo perlu tangtopan aja gitu". Anna ikut memberikan contoh.

  Putri yang mendengar penjelasan dari kedua sahabatnya jadi membayangkan contoh yang mereka sebutkan, seketika wajah perempuan itu memerah.

    " Emang gak papa ya kayak gitu? ". Putri menatap Kedua sahabatnya dengan wajah yang masih memerah.

   " Ya gak papa lah, orang dia suami lo, malah lo dapat pahala entar yekan Na? ". Ucap Andin dengan menggebu sambil menatap Anna meminta persetujuan.

   " Iya loh Put, pokoknya lo lakuin aja deh di jamin entar dia klepek klepek ama lo". Anna mengacungkan kedua jempolnya.

    " Oke deh, besok gue coba". Putri akhirnya menyetujui saran sesat dari Andin dan Anna yang sekarang ber tos ria karna berhasil meracuni pikiran Putri.

  Mereka akhirnya menghabiskan waktu sambil membaca novel dan menikmati makanan yang mereka beli di supermarket.

******

 Keesokan harinya , Hari yang di tunggu tunggu oleh keluarga Syahreza dan juga keluarga Putri akhirnya datang juga.

  Saat ini mereka sudah sampai di Hotel milik Syahreza tempat dimana mereka menggelar pernikahan Putra sulung mereka.

 Beberapa tamu undangan sudah datang, tidak banyak yang di undang, hanya tekan kerja Ahmad, tetangga komplek dan juga beberapa teman kampus yang cukup dekat dengan Ardiy dan juga Putri.

   Tidak lupa, Andre dan Adit juga memboyong semua sahabat mereka untuk datang di pernikahan Ardiy.

   " Aduhh gue mau pipis". Ardiy langsung ngancir ke kamar mandi, sudah lima kali laki laki itu bolak balik dari kamar mandi, entah karna mau pipis lah, perutnya mules lah.

   Adit tertawa melihat betapa gugupnya Ardiy saat ini, laki laki yang biasanya selalu pd dalam keadaan apapun kini menjadi sangat gugup hanya karna akan mengucapkan ijab qabul.

  Sedangkan di sisi lain Andre hanya bisa menggelengkan kepala melihat sang abang seperti orang ling lung saat ini.

   Ardiy keluar dari kamar mandi, laki laki itu bernapas dengan kasar sambil duduk di kursi. Laki laki itu kini sudah sangat tampan dan rapi dengan tuxedo hitam dan juga celana hitam.

   Penampilan Ardiy saat ini benar benar terlihat sempurna, sudah seperti seorang ceo yang siap memimpin rapat.

   " Ardiy ayo keluar, acara sudah mau di mulai". Lita datang memanggil Ardiy, perempuan paruh baya itu tersenyum haru melihat penampilan sang Putra.

  Ardiy yang melihat kedatangan Lita, dengan ragu berdiri dan melangkah menghampiri sang mama.

   " Kamu gugup ya? ". Lita mengusap tangan Ardiy yang berkeringat dingin, dan Ardiy mengangguk menjawab pertanyaan Lita.

    " Tidak papa, semua akan baik baik saja". Lita menenangkan Ardiy dengan cara mengusap kedua telapak tangan Ardiy dan mengecupnya dengan sayang.

  Setelah di rasa agak tenang, mereka akhirnya keluar menuju tempat dimana para tamu undangan dan juga bapak penghulu sudah menunggu.

   Sementara itu di sebuah kamar lain, Ada Putri yang berdebar menantikan acara ijab qabul selesai, saat ini perempuan itu bersama kedua sahabatnya .

  Putri sangat cantik menggunakan gaun pengantin bewarna putih gading yang terlihat sederhana namun elegan.

   " Saya Terima nikah dan kawinnya Novia Putri dengan maskawin tersebut di bayar tunai " .

  " Sahh". Andin dan Anna berteriak dengan heboh mendengar Ardiy mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lancar dalam satu kali tarikan napas.

   Putri tersenyum haru, perempuan itu tidak percaya kalau sekarang dia sudah menjadi seorang istri dari laki laki yang dia kagumi.

  Anna dan Andin langsung memeluk Putri sebagai ungkapan perasaan bahagia mereka.

  " Selamat ya, lo sekarang udah jadi Istri orang " . Andin mengelus punggung Putri dengan lembut.

   " Jangan sungkan cerita sama kami kalau lo butuh temen bicara". Anna menitikkan air matanya sambil ikut mengelus punggung Putri.

  " Terimakasih kalian udah selalu ada buat gue selama ini". Putri menangis haru , perempuan itu membalas pelukan kedua sahabatnya.

  " Putri ayo keluar nak". Mia dan Sukman datang untuk menjemput sang Putri menuju pelaminan dimana di sana sudah ada Ardiy yang menunggu.

  Putri mengusap air matanya sebelum berdiri dan berjalan menuju pelaminan di iringi oleh kedua orang tuanya dan juga kedua sahabatnya.

  Sesampainya di hadapan Ardiy, Sukman memberikan tangan Putri yang di sambut oleh Ardiy dengan senyuman.

   " Hari ini, bapak serahkan Putri bapak sama kamu, bapak harap kamu tidak akan menyakitinya karna selama dia bersama kami, bapak tidak pernah sekali pun menyakitinya baik secara fisik maupun mental, jika nanti kamu sudah bosan pulangkan dia dengan cara baik ke bapak".

  Putri mengusap air matanya mendengar perkataan sang ayah, Mia juga tidak kuasa menahan tangis, perempuan paruh baya itu menatap sang suami dengan sedih.

   " Ardiy tidak bisa berjanji banyak, tapi Ardiy akan pastikan kalo Ardiy tidak akan menyakitinya tanpa sengaja". Ardiy tersenyum ke arah Sukman.

  Setelah acara haru itu, kini Putri dan Ardiy duduk di atas Kursi pelaminan, keduanya terlihat sangat canggung.

  Ketika sudah waktunya tamu mengucapkan selamat, Ardiy dan Putri berdiri menyambut para tamu dan tidak lupa acara foto keluarga dan juga foto bersama para anak anak camp yang hadir.

Foto pernikahan Ardiy dan Putri❤