Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Farah kini mengangkat wajahnya dan menatap mertuanya dengan mata berkabut, dia mencintai suaminya, walau memang dia egois dan keras kepala tetapi dia betul-betul menyayanginya.
"Mama mengancam aku dan ingin memisahkan aku dari mas Pras?, bukankah itu keterlaluan?? ". Tanyanya dengan suara bergetar karena amarah.
Siska tersenyum tipis dan menatap Farah dengan serius, tatapan yang tidak pernah dilihat Farah selama ini.
"Mama membesarkan putra mama menjadi lelaki bertanggungjawab dan sabar, tapi mama juga tidak akan pernah bisa menerima jika ada orang yang baru dalam hidupnya membuat dirinya seakan tak punya harga diri, bagi seorang laki-laki, istrinya itu adalah harga dirinya, jadi sikap mu yang selalu bertindak egois, seenaknya dan juga merampas yang bukan hak mu itu membuat anak mama seperti lelaki pecundang dan mama lebih rela dia menceraikan kamu dibanding dia tidak punya harga diri ".
Mata Farah berkaca-kaca, entah mengapa semua orang menyalahkannya atas perbuatan nya, toh Fatan itu adiknya dimana letak salahnya.
"Tapi Fatan adikku ma, bukankah seorang kakak juga berhak atas apa yang dimiliki adiknya?? ". Tanyanya dengan ketus karena tersinggung.
"Kamu dapat ajaran darimana Farah, ibumu?? ". Tanyanya dengan dingin.
"Aku". Ucapnya tergagap.
Dia tidak menyangka ibu mertuanya yang sabar dan penyayang itu bisa berubah dingin seperti ini.
"Benar jika kamu belum menikah, kamu bisa meminta pada adikmu, tetapi dalam batas wajar tidak seenaknya dan tidak merampas milik orang apalagi menipunya, itu salah sekalipun dia adikmu, kamu tidak punya hak, kamu hanya bikin susah orang jika seperti itu".
Dia tahu nasihatnya ini akan membuat menantunya ini semakin berjarak padanya tapi dia tidak mungkin diam saja melihat tingkah laku Farah yang kelewat batas.
"Jika orangtua mu mengajarkan kamu bisa merampas gak orang itu artinya ibumu salah besar, bahkan seorang ibu pun berhak tapi dalam batasan karena sampai mati seorang ibu harus bertanggungjawab pada anak lelakinya baik dalam finansial dan juga menasehati jika anaknya bersalah, bukan seumur hidup anak lelaki harus mendahulukan ibunya walau tetap harus berbakti, pintu syurga ada pada ibunya tapi tidak masuk syurga kalau kuncinya tidak dia pegang dan itu ada pada istrinya ".
Farah kehabisan kata-kata karena mertuanya, dia tidak bisa membantah apapun yang dikatakan mertuanya itu, tapi egonya masih tinggi, dia memang tidak pernah mau mengakui kesalahannya.
"Pikirkan baik-baik perkataan mama Farah, jika kamu tidak berubah maka jangan pernah berpikir untuk bisa bersama anak mama, Pras sudah mengatakannya semalam jadi mama akan dukung apapun keputusannya karena disini kamu memang salah".
"Ma, jangan pisahkan aku sama mas Pras, apalagi dengan anak-anak". Rengek Farah kepada sang mertuanya
" Harusnya kalau tidak mau kehilangan mereka, kau rubah dirimu, anak-anak juga menceritakan kalau kamu sibuk dan tidak memperhatikan mereka dengan benar jadi mama tidak punya alasan untuk mempertahankan kamu sebagai menantu". Ucapnya tajam dan dingin.
Keringat dingin di pelipis Farah langsung mengalir, dia tidak menyangka anak-anak nya juga juga mengadukan sikapnya pada mertuanya, pantas saja mertuanya tidak menyukainya sekarang dan menginginkan mereka berpisah.
"Maaf ma, aku akan berusaha memperbaiki diri kedepannya, maafkan aku". Ucapnya dengan mencoba mengalah.
Jika dia nekat dan bersikeras dia akan kehilangan anak dan suaminya, sebaiknya dia tetap berpura-pura untuk tersadar supaya mertuanya kasihan padanya dan membujuk suaminya menghentikan niatnya untuk bercerai darinya.
"Mama pegang janjimu nak, jika sekali lagi kau melakukan hal seperti itu, mama pastikan mama sendiri yang menyuruh Pras menceraikan kamu".
Farah pura-pura sedih dan menyesal tetapi dalam hatinya dia mengumpat dengan tajam, andai bukan karena mertuanya begitu didengar oleh suaminya dia pasti sudah menyemprot mertuanya dengan kata-kata kasar.
"Jangan bicara saja, awas saja kalau kamu kembali mengulangi lagi, kami tidak akan segan-segan membuangmu dari hidup Pras". Ancam Larasati kepadanya.
Dia mendelik mendengar perkataan iparnya itu, andai mertuanya tidak ada disini, dia sudah merobek mulutnya itu.
"Sudahlah Laras, lebih baik kamu membantu mama didapur saja, ayo, biarkan Farah istirahat dikamar, biar bagaimanapun dia istri adikmu, kamu harus menghormati dia, jangan begitu". Siska berdiri dari duduknya karena akan memasak makan malam.
Farah mengepalkan tangannya, dia memang selama ini merasa jika mertua nya tidak pernah menyukai dan menerimanya sebagai menantu,, dia tidak pernah ramah seperti anaknya walau dia tidak juga menunjukkan ketidaksukaan dirinya terhadapnya.
"Mau apa kamu datang kesini? ". Suara dingin kini menyapanya saat dirinya tengah melamun.
Dia berbalik dan melihat anak dan juga suaminya serta keponakannya yang kini menatapnya tajam, dadanya terasa sesak melihat anak dan suaminya tak lagi menyambut dirinya dengan hangat seperti sebelumnya.
"Aku kangen kalian, dirumah sepi tanpa kalian". Matanya berkaca-kaca.
Ketiganya mendengus mendengar perkataan sang ibu sedangkan Ana yang biasanya manja kepada ibunya juga tidak mau melihat nya.
Keponakannya bernama sarah, anak dari laras langsung melongos masuk kedalam tanpa memperdulikan kehadiran sang tante karena selama ini mereka memang tidak dekat jadi dia tidak peduli
"Bukannya mommy senang jika kami tidak ada di rumah??, toh kami menyusahkan mommy selama ini, jadi untuk apa mommy mencari kami?? ". Angga si anak sulung kini menjawab dengan lantang.
Dia memang merasakan jika ibunya selama ini hanya sibuk dengan dunianya sendiri tanpa mau tahu bagaimana mereka ingin dekat dengannya.
"Maafin mommy, mommy akui mommy yang salah melewatkan dan terkesan tidak peduli pada kalian, maafin mommy nak".
" Tapi maaf mommy seperti nya tidak tulus, toh mommy hanya takut kalau mommy ditinggal kan??". Angga memang sudah cukup besar untuk memahami apa yang terjadi disekitarnya jadi saat ayahnya mengajaknya pergi dari rumah dia langsung mau.
Wajah Farah berubah terkejut sekaligus panik, anaknya ini seperti nya sangat tahu jika ini adalah usahanya untuk kembali bersama mereka.
"Sudahlah mommy, lebih baik mommy renungkan sikap mommy yang keterlaluan selama ini, anak dan suami diterlantarkan demi gang sosialita tidak jelas itu, giliran kami semua pergi baru mommy mencari kami".
Angga langsung berjalan masuk kedalam kamar setelah dia berbicara seperti itu apda ibunya sedangkan Ana menatap ibunya dengan rindu tapi tertahan dengan ingatan bagaimana ibunya tidak peduli keadaannya, selama ini dia bahkan mengganggu Rani karena ibunya agar mendapatkan perhatian tapi nyatanya sama saja.
"Kamu bisa lihat sendiri, akibat ulahmu yang selalu egois dan mementingkan dirimu sendiri, kamu mengorbankan anak dan juga suamimu, lebih baik kamu pulang dan renungi semua kesalahanmu baru kita bicara lagi".
"Mas tapi aku rindu sam kalian". Cicitnya pelan berusaha menarik simpati suaminya
si farah benar2 gak punya malu+otak, dia mau menghancurkan rumah tangga adiknya agar dia bisa berkuasa dengan apa yg dimiliki fatan...
padahal si farah sudah diberi nasehat ibunya, dan ibu mertuanya tapi dia tetap saja menyangkal atas kesalahan yang dia lakukan kepada fatan.... dan pras sudah lelah menghadapi sikap buruk farah tapi tak kunjung berubah jika tetap begitu kamu bkalan diceraikan oleh pras dan pastinya ibu mertuamu akan setuju keputusan anaknya.....
terlalu berambisi, serakah, boros/foya-foya tapi kamu yg akan rugi. kamu akan ditinggalkan keluarga mu farah....
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...