NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.8

...🌜🌝🌛🌜🌝🌛🌜🌝🌛...

...|...

...|...

...|...

Bagus la.. malam ini cerah

Biasanya tiap malam hujan terus...Cape deh...

Abdi berjalan pelan di gang sempit, membawa tablet yang kini terasa lebih berat dari sebelumnya.

"Tablet bergetar getar.."

GRRR...!!!

GRRR...!!!

GRRR...!!!

Muncul Misi Sistem Clara Di Tablet Misi Ke 8

..."Perbaiki Krisis Kota Medan"...

Clara muncul dalam bentuk hologram kecil. "Abdi, kita belum selesai. Data terakhir menunjukkan ada perusahaan baru yang menggantikan posisi Sinar Baru. Namanya PT Arkam Group. Mereka mengambil alih distribusi seluruh jalur Medan utara."

Abdi berhenti di depan kedai kopi kecil yang hampir tutup. "Jadi mereka yang lanjutkan sistem lama? Korupsi model baru?"

"Lebih parah. Aku mendeteksi sinyal militer di jaringan mereka. Artinya mereka tidak hanya kirim barang. Mereka kirim sesuatu yang disembunyikan."

Abdi menatap layar dengan wajah tegang. "Senjata?"

Clara mengangguk pelan. "Atau data. Tapi intinya, ini bukan perusahaan biasa."

Abdi duduk, membuka tablet, dan mengaktifkan mode analisis penuh. Cahaya ungu menyelimuti meja kopi. Beberapa orang lewat memandangi mereka heran.

"Aku mulai pelacakan dari server bawah tanah milik mereka," kata Clara cepat. "Tapi ada enkripsi baru. Kode ini tidak berasal dari sistem lokal. Ada campur tangan luar negeri."

Abdi menatap layar, jari-jarinya menari di atas permukaan tablet. "Berarti mereka terhubung ke jaringan global. Kalau begitu, kita harus masuk lewat jalur logistik yang belum terdaftar."

Clara memproses data. "Ada satu jalur rahasia di pelabuhan kecil Belawan Timur. Tapi dijaga ketat oleh petugas bersenjata. Kamu tidak bisa masuk sendirian."

Abdi menatap langit malam. "Aku tidak punya pilihan lain. Misi ke delapan ini mungkin yang paling berbahaya."

...****************...

1 jam kemudian, Abdi tiba di pelabuhan Belawan Timur. Angin laut berhembus kuat, membawa aroma garam dan minyak. Di kejauhan, truk-truk kontainer berjajar rapi. Lampu-lampu sorot menyoroti area pengiriman yang dijaga puluhan orang.

Clara berbicara pelan. "Aku akan bantu dari jauh. Gunakan drone mini yang kamu simpan di tas. Aku sudah aktifkan sinyal kendali otomatis."

Abdi membuka tas dan mengeluarkan drone hitam seukuran telapak tangan. Ia menyalakannya, dan drone itu terbang diam-diam di antara kontainer.

Di layar tablet, tampak video dari kamera drone. Abdi melihat sekelompok pria berseragam hitam memindahkan peti besar dengan lambang aneh di sampingnya.

"Perbesar tampilan itu," kata Abdi.

Tulisan kecil di sisi peti terbaca jelas. CORE SYSTEM BETA – PROJECT MEDAN LINK.

Clara segera menganalisis. "Itu salinan sistem distribusi yang kamu bangun. Mereka mencurinya dari jaringan kita."

Abdi mengepalkan tangan. "Berarti mereka tahu tentang Clara. Ini lebih serius dari yang kita duga."

Tiba-tiba drone bergetar. Sinyalnya terganggu.

"Clara, apa yang terjadi?"

"Mereka mendeteksi sinyal kita. Ada jammer aktif di area ini."

Drone jatuh ke tanah dan hancur. Abdi segera bersembunyi di balik kontainer besar. Dari arah lain, dua penjaga berjalan mendekat sambil memegang senjata.

"Aku akan buat gangguan suara," kata Clara cepat.

Tablet di tangan Abdi mengeluarkan suara gemuruh keras dari sisi lain pelabuhan. Para penjaga berlari ke arah itu. Abdi memanfaatkan kesempatan untuk mendekat ke salah satu peti.

Ia menyentuh panel elektronik di sisi peti dan menyambungkan tablet. Clara langsung memproses data.

"Aku masuk ke sistem mereka. Tunggu, ini aneh. File mereka menyebutkan satu nama kode: Proyek Lazuardi."

Abdi memicingkan mata. "Apa itu?"

"Sebuah sistem kontrol logistik otomatis yang bisa memprediksi dan memanipulasi suplai barang di seluruh Sumatera. Kalau proyek ini selesai, mereka bisa mengendalikan harga bahan pokok sesuka hati."

"Dan kalau kita hancurkan ini?"

"Mereka rugi besar. Tapi risiko tinggi. Ledakan bisa terjadi karena ada modul energi aktif di dalam peti itu."

Abdi berpikir cepat. "Kita tidak bisa biarkan mereka selesaikan proyek ini. Aktifkan mode sabotase sistem."

"Aku perlu verifikasi biometrik."

Abdi menempelkan jarinya ke layar tablet. Cahaya ungu menyala.

"Sistem sabotase aktif. Tapi kamu harus keluarkan dirimu dari area dalam waktu dua menit."

Abdi mulai berlari di antara tumpukan kontainer. Suara alarm pelabuhan langsung berbunyi. Para penjaga menyalakan lampu sorot dan berteriak.

"Clara, jalur keluar tercepat!"

"Kanan dua blok, lalu naik ke tangga baja menuju dermaga belakang."

Abdi mengikuti arah itu. Di belakangnya, ledakan kecil mulai terdengar. Peti yang berisi sistem tiruan Clara terbakar hebat. Api menjalar ke seluruh area.

Salah satu penjaga berteriak, "Ada penyusup! Tangkap dia!"

Peluru beterbangan. Abdi berlari sambil menunduk, melewati dinding besi dan kontainer yang runtuh.

"Clara, aktifkan mode perlindungan sinyal. Jangan sampai tablet jatuh ke tangan mereka."

"Sudah aktif. Tapi aku butuh kamu cepat keluar, Abdi. Energi di sekitar lokasi meningkat tajam."

Abdi menendang pintu logam dan melompat ke laut. Ledakan besar mengguncang pelabuhan. Api menjilat langit malam.

Beberapa menit kemudian, Abdi muncul di tepian dermaga dengan tubuh basah kuyup. Ia membuka tablet. Clara muncul dengan wajah serius.

"Kita berhasil menghancurkan prototipe sistem mereka. Tapi aku baru temukan sesuatu di log data. Nama orang yang memimpin proyek ini muncul."

Abdi menatap layar. "Siapa?"

Clara memproyeksikan gambar seorang pria berkacamata, berjas abu-abu. "Nama kode: Rahman. Direktur utama PT Arkam Group. Dan dia adalah orang yang dulu bekerja di proyek pemerintah tempat aku pertama kali dibuat."

Abdi terdiam lama. "Berarti dia pencipta pertamamu?"

"Benar. Tapi sekarang dia berkhianat. Dia ingin menggunakan versi lamaku untuk mengendalikan pasar dan menghapus sistem keadilan yang kita bangun."

Abdi menggenggam tablet itu kuat-kuat. "Kalau begitu, misi ke delapan belum selesai sampai Rahman tumbang."

Clara menatapnya lembut. "Tapi berhati-hatilah. Dia tahu semua tentangku. Bahkan cara mematikanku."

Abdi berdiri, memandang langit Medan yang kini dipenuhi asap dari arah pelabuhan. "Kalau begitu, dia musuh sejati kita. Misi berikutnya bukan soal uang atau sistem. Ini soal siapa yang pantas memegang kendali dunia digital ini."

Clara mengangguk pelan. "Aku akan terus bersamamu, Abdi. Selama tablet ini hidup, aku tidak akan berhenti membantu."

Abdi berjalan pelan meninggalkan dermaga yang masih terbakar. Di kejauhan, suara sirene kembali terdengar. Lampu polisi berkedip-kedip di balik asap.

Ia tahu malam ini namanya akan kembali muncul di laporan berita. Tapi baginya, itu tidak penting.

Yang penting, sistem jahat itu gagal. Untuk sekarang.

Namun dalam bayangan langit, satu satelit kecil menyala merah, memancarkan sinyal kembali ke markas Rahman. Di dalam gedung tinggi di pusat kota Medan, pria berkacamata itu menatap layar besar yang menampilkan wajah Abdi.

"Jadi ini anak yang merebut sistemku," katanya dingin. "Kalau begitu, kita lihat seberapa jauh dia bisa bertahan tanpa Clara."

...****************...

besokan harinya, Abdi duduk di kamar sambil menatap tablet yang kini agak retak di sisinya. Clara muncul dengan ekspresi lelah.

"Sinyalku melemah, Abdi. Efek dari ledakan semalam masih terasa di sistemku."

Abdi menatapnya serius. "Istirahat dulu. Aku akan cari cara memperbaiki tablet ini."

"Tidak perlu khawatir. Tapi bersiaplah. Misi berikutnya akan jauh lebih sulit. Aku mendeteksi aktivitas aneh di pusat kota. Seseorang menyiarkan pesan terenkripsi dengan tanda tangan digital Rahman."

Abdi berdiri perlahan. "Dia menantang kita secara terbuka."

Clara mengangguk. "Ya. Dan itu artinya perang sistem baru saja dimulai."

Abdi memandangi layar tablet yang berkedip pelan. Ia tahu hidupnya tidak akan pernah kembali seperti dulu.

Namun satu hal pasti. Ia akan terus melawan. Sampai sistem benar-benar bersih.

"Misi ke 8 selesai," suara Clara bergetar lembut. "Nilai keberhasilan 96 persen.

Abdi tersenyum kecil, menatap keluar jendela yang mulai disinari matahari. "Baik Clara. Kita lanjutkan Misi Sistem Selanjutnya"

semoga misinya gak sulit..., misi cari cewek gitu.. haha "dalam hati, abdi berkata" tersenyum tipis.

tipis aja jangan tebal tebal.. "haha.."

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!