Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.
" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.
" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Felisha berusaha untuk tidak memikirkan kejadian di Mall tadi siang. Kini dirinya sedang bersiap untuk pergi bekerja.
Beruntung pemilik minimarket tidak menyinggung hal apapun mengenai dirinya yang sering izin tidak bekerja.
Padahal Felisha tidak tahu jika semua itu sudah di atur oleh Alvino yang memang selalu meminta pemilik minimarket itu memberi izin saat Felisha tidak masuk bekerja.
"Selamat malam." sapa Felisha saat pintu minimarket terbuka.
Namun wajah ramah yang Felisha tunjukan berubah menjadi datar. Pengunjung yang baru saja datang ternyata seseorang yang sedang tidak ingin di temuinya.
Alvino bisa melihat wajah kesal Felisha saat melihatnya. Ya Alvino pengunjung yang datang ke minimarket itu. Meski dirinya sudah menggunakan masker dan topi, tapi Felisha tetap bisa mengetahuinya.
"Jadi berapa totalnya mba?" tanya salah satu pengunjung pada Felisha yang tiba-tiba diam.
"Maaf kak, totalnya jadi xxx." jawab Felisha mengalihkan pandangannya dari Alvino.
Alvino berkeliling untuk membeli minuman, sembari menunggu keadaan minimarket sepi. Beruntung malam ini pengunjung minimarket tidak ramai.
Felisha berusaha acuh dan tetap fokus melayani pengunjung lain yang akan membayar belanjaan mereka.
"Ini." Alvino meletakan minuman kaleng di meja kasir.
Dia terus menatap Felisha yang selalu menghindari tatapannya.
"Totalnya xxx." ucap Felisha.
Alvino mengeluarkan kartu ATM yang sudah Felisha kembalikan saat di restoran siang tadi.
"PIN nya kak." pinta Felisha
"Kamu tahu kan." jawab Alvino.
Felisha segera mengetik PIN kartu itu dan menyelesaikan pembayaran.
Alvino mengambil minuman kaleng nya dan tidak mengambil kartu yang Felisha sodorkan kembali padanya.
"Aku tunggu di mobil." ucap Alvino sebelum keluar dari minimarket.
Felisha hanya menghembuskan nafas dengan kasar. Dia juga menyimpan kartu ATM milik Alvino karena ditinggal begitu saja.
Waktu bergulir dengan cepat. Tiba saat nya Felisha pulang. Sempat berfikir jika Alvino tidak mungkin menunggunya.
Namun ternyata, mobil milik Alvino masih terparkir di depan. Berusaha mengabaikan Alvino, Felisha melangkah dan melewati mobil Alvino.
"Ck, gadis itu." gerutu Alvino yang melihat Felisha melewati mobilnya begitu saja.
Dia segera membuka pintu mobil dan mengejar Felisha yang akan menyebrang jalan.
"Tunggu Felis."
Alvino mencegah kepergian Felisha dan memegang pergelangan tangannya.
"Lepas Vin. Aku mau pulang." pinta Felisha.
"Aku akan mengantarmu."
"Gak usah Vin."
Felisha berusha melepaskan tangannya. Namun Alvino semakin erat memegang dan menariknya menuju mobil.
"Cepat masuk atau aku akan menciummu disini." ancam Alvino.
"Dasar menyebalkan." cetus Felisha namun tetap mengikuti perintah Alvino dan masuk ke dalam mobil.
...****************...
Alvino melirik ke arah Felisha yang duduk di sampingnya. Felisha terus memalingkan wajahnya dan menatap ke arah jendela mobil.
"Maaf." ucap Alvino.
Walaupun Felisha mendengar tapi dia tetap diam dan tidak merespon permintaan maaf Alvino.
"Felis, aku minta maaf." kembali Alvino meminta maaf.
"Sudahlah Vino, aku gak yakin permintaan maaf kamu tulus."
Felisha ragu, karena Alvino orang yang pemaksa. Jika dia meminta maaf sekarang, pasti nanti Alvino akan mengulangi hal yang sama dengan memaksa agar Felisha menerima permintaan maafnya.
"Aku benar-benar minta maaf karena sudah menyinggungmu." jelas Alvino.
Felisha yang tidak mau memperpanjang masalah ini hanya mengangguk saja.
"Kamu maafin aku kan?" tanya Alvino saat Felisha hanya menjawab dengan anggukan saja.
"Iya Vino." jawab Felisha cepat.
"tapi seperti terpaksa."
"Jadi kamu mau aku maafin atau ngga?" ketus Felisha.
"Ya iya mau, sudah ya jangan marah. Aku punya sesuatu buat kamu."
Alvino mengambil sesuatu di jok belakang dengan cepat.
"Ini, tanda permintaan maaf aku." Alvino memberikan buket berisi coklat dengan jumlah yang cukup banyak.
Felisha tidak menyadari ada benda itu di belakangnya padahal ukurannya lumayan besar.
"Katanya coklat bisa bikin mood perempuan membaik." ucap Alvino.
"Yang ada aku sakit gigi tahu gak." jawab Felisha masih dengan nada cuek.
Alvino meringis dan merutuki Denis yang memberinya solusi untuk memberikan coklat pada Felisha.
Padahal Denis hanya bilang untuk memberikan sebatang coklat, namun Alvino malah memberikan buket coklat karena ingin memberikan kesan yang baik untuk permintaan maafnya.
"Maaf aku gak bermaksud seperti itu." cicit Alvino pelan.
Felisha bisa melihat penyesalan di wajah Alvino, bahkan Alvino sudah berkali-kali mengucapkan kata maaf padanya.
"Iya ga apa-apa. Makasih coklatnya." jawab Felisha.
Dia jadi tidak tega dan menerima permintaan maaf serta buket coklat dari Alvino.
"Iya, makasih juga ya udah maafin aku."
Akhirnya Alvino bisa tersenyum lega karena Felisha sudah memaafkannya.
...****************...