Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Mata-mata
Sheana tidak datang bersama supir, karena Ruben menginstruksikan untuk memakai taksi. Sebagai orang yang tidak memiliki kuasa, Sheana hanya mengiyakan saja. Bahkan Ruben pun menyuruh untuk mematikan daya ponsel, karena di benda pipih itu, Felicia pun bisa tahu ke mana saja Sheana pergi.
"Nyonya Shean?" sapa seorang wanita berseragam hotel, seperti sudah diperintahkan untuk menjemput Sheana.
Wanita itu menganggukkan kepala.
"Mari ikuti saya, Nyonya," lanjutnya dengan ramah.
"Apakah ini semua perintah Tuan Ruben?" tanya Sheana.
"Benar," jawab wanita itu senantiasa tersenyum. Tak banyak tanya lagi Sheana langsung mengekor, hingga dia sampai di sebuah kamar. Saat pintu terbuka, dia langsung disuguhkan ruangan tipe suite.
"Nyonya bisa langsung masuk, Tuan Ruben sudah di dalam." Kalimat itu membuyarkan lamunan Sheana yang masih terperangah dengan kamar yang dipesan.
"Terima kasih," jawab Sheana sedikit gagap.
"Semoga hari Anda menyenangkan, Nyonya."
Setelah itu pelayan hotel pun meninggalkan Sheana sendirian dengan kondisi pintu yang sudah tertutup. Sheana melangkahkan kaki semakin dalam untuk mencari keberadaan Ruben. Ternyata pria itu sudah ada di dalam bathtub dengan segelas air di tangannya. Dia menunggu Sheana bergabung.
Glek!
'Dia akan melakukannya lagi?'
*
*
*
"Sheana tidak langsung pulang. Ke mana Ruben membawanya pergi?" gumam Luan yang mendapat informasi dari supir yang membawa Sheana, bahwa gadis itu pergi bersama suaminya.
"Haruskah aku mengadukan ini semua pada Felicia, supaya ada sedikit kejutan untuk Ruben?"
Luan berusaha mencari cara, hingga akhirnya Luan masuk ke dalam rumah, dia basa-basi untuk mencari keberadaan Sheana kepada Batari yang tengah memasak makan malam.
"Bi, di mana Nyonya Shean?" tanya Luan pura-pura tidak tahu.
"Nyonya Shean? Untuk apa kamu menanyakannya?" Batari balik bertanya, karena merasa ada yang aneh dengan Luan.
"Ada paket di depan, atas nama Nyonya Shean," jawab Luan bohong.
Batari mengernyitkan dahinya, dan Luan memberi sebuah kode melalui tatapan. Sehingga satu sama lain bisa paham.
"Nyonya ada kepentingan dengan Tuan Ruben, kamu simpan saja dulu. Nanti kasih saat dia datang," ujar Batari, yang langsung disimak baik-baik oleh salah satu pelayan.
Setelah Luan pergi, pelayan itu juga pergi meninggalkan dapur. Dia ingin melaporkan pada Felicia, karena kemarin sang nyonya pertama telah memberikan amanat padanya.
[Hari ini Nyonya Shean pergi dengan Tuan Ruben. Apakah Nyonya tahu?]
Felicia yang mendapat laporan itu langsung menggeram. Feeling-nya memang tidak salah, Ruben mulai sedikit ada main di belakang dengan kebohongan-kebohongan yang berusaha ditutupi, tapi dia bukan wanita bodoh.
Dengan cepat Felicia mengecek ke mana Sheana pergi melalui ponselnya, tapi ternyata titik terakhir Sheana berada di panti jompo, artinya ponsel itu dalam keadaan mati. Ini pasti sengaja.
"Ke mana mereka pergi?" gumam Felicia dengan pikiran yang menerawang jauh. Dia tidak bisa diam saja, mulai detik ini dia akan mencari tahu apa saja yang dilakukan Ruben dengan madunya itu.
"Andai Ruben benar-benar tergoda padanya. Selera Ruben turun sangat drastis! Dan pastinya wanita itu akan semakin besar kepala. Awas saja kalian!" ucap Felicia, dia tidak akan membiarkan posisinya tergantikan begitu saja. Apalagi sampai membuat Ruben pindah ke lain hati. Selamanya dia tidak akan kalah dari siapapun, apalagi Sheana—yang seujung kukunya saja tidak ada.
*
*
*
Batari menghampiri Luan untuk mengingatkan makan malam. Sekaligus ingin membicarakan apa maksud Luan tadi menanyakan Sheana dengan cara bohong segala. Karena dia tahu Sheana tidak akan mungkin memesan paket secara sembarangan, sebab alamat rumah ini tidak boleh sampai bocor ke khalayak umum.
"Apa yang sedang kamu rencanakan?" tanya Batari setelah berhasil berhadapan dengan pemuda itu.
Luan tahu persis kemana arah pembicaraan ini. Jadi dia tidak kebingungan sama sekali.
"Kemarin aku melihat Bibi Paramita bicara dengan Felicia. Aku yakin, dia menjadi salah satu mata-mata di rumah ini selain kamu, Bi. Dialah orang yang dipercaya oleh Felicia!" jawab Luan sesuai dengan apa yang dia lihat. Dan sekarang dia pun yakin bahwa Paramita telah melaporkan informasi tentang Sheana barusan.
Batari menyapu pandangan ke arah sekitar. Benar apa kata Luan, di rumah ini dia pun tak boleh sembarang percaya pada semua orang. Karena bisa jadi di antara mereka ada yang menusuk dari belakang. Termasuk Paramita ini.
"Aku akan mulai berhati-hati, begitu juga dengan kamu, Lu!" balas Batari memberi pesan pada Luan. Karena di keluarga Tares, tugas mereka bukan hanya untuk mencari uang, tapi juga keadilan yang sama sekali tak bisa diangkat, hanya karena mereka dari kelas bawah.
Luan langsung menganggukkan kepala.
"Iya, Bi, aku bisa memahaminya. Dan sepertinya kelak aku juga harus memanfaatkan Felicia."
"Atur saja bagaimana baiknya, Lu, Bibi akan mendukungmu," pungkas Batari sambil tersenyum. Dia berharap misi ini akan berjalan sesuai rencana dan bisa membuat Luan menjalani kehidupannya dengan tenang.
Tak berapa lama kemudian, sebuah lampu mobil menyoroti gerbang. Luan langsung bangkit dari duduknya untuk melihat siapa yang datang. Ternyata itu Sheana yang pulang dengan menggunakan taksi.
Saat turun terlihat di tangan Sheana banyak barang-barang belanjaan, sehingga Luan pun dengan sigap membantunya.
"Biar saya bantu bawakan, Nyonya," ujar Luan, dan Sheana langsung mengiyakan tanpa protes. Padahal saat itu Batari juga ada di sana. Wanita itu hanya memberikan sebuah anggukan kepala, dan membiarkan Sheana masuk ke dalam rumah.
Ketika sampai di depan pintu kamar, Luan pun tak bisa masuk, karena Sheana langsung mengambil alih barang-barangnya.
"Nyonya habis pergi dengan Tuan Ruben?" tanya Luan sebelum pergi.
Sheana langsung mengernyit. "Dari mana kamu tahu?"
"Supir yang bilang padaku," jawab Luan.
"Iya, hari ini dia mengajakku berbelanja," ujar Sheana tanpa mengatakan sesuatu yang sebenarnya terjadi—bahwa sebelumnya Ruben telah meminta jatah kepadanya.
Tiba-tiba Sheana menyerahkan satu paper bag pada Luan sambil berkata. "Ini untukmu. Tadi aku melihatnya ketika perjalanan pulang. Aku rasa itu cocok untukmu, Lu."
Luan tampak kegirangan meski belum tahu apa isi di dalamnya. Namun, dia yakin apa yang dibelikan oleh Sheana ini tidak murah, dan pastinya tanpa sepengatahuan Ruben.
"Terima kasih banyak, Nyonya."
Sheana mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian pamit untuk masuk ke dalam kamar. Sedangkan Luan langsung kembali ke pos security untuk melihat apa yang baru saja dibelikan oleh Sheana yang ternyata adalah sepasang sepatu.
"Wohoh, sepatu ini bagus sekali. Ini pertama kalinya aku mendapat barang mahal dan sangat keren!" ucap Luan dengan wajah sumringah. Bahkan dia langsung mencobanya dan melompat-lompat sendiri, membuat sosok yang sedang mengintip dari jendela kamar terkekeh-kekeh.
"Hihi ... Dia lucu sekali sih. Seperti anak kecil saja," ucap Sheana mengomentari tingkah Luan.
*
*
*
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣