NovelToon NovelToon
Bukan Kamu, Bukan Dia

Bukan Kamu, Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Oksy_K

Luka Vania belum tuntas dari cinta pertama yang tak terbalas, lalu datang Rayhan—sang primadona kampus, dengan pernyataan yang mengejutkan dan dengan sadar memberi kehangatan yang dulu sempat dia rasakan. Namun, semua itu penuh kepalsuan. Untuk kedua kalinya, Vania mendapatkan lara di atas luka yang masih bernanah.

Apakah lukanya akan sembuh atau justru mati rasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksy_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saingan

Langkah berat itu datang semakin dekat. Wajah keruh Ali menembus kerumunan, tak peduli bahu siapa yang tertabrak, ia mendekati Cassie dengan sorot mata tajam. Cassie menyadari ekspresi seram Ali langsung panik dan tanpa banyak pikir ia bersembunyi di balik Rayhan dan Vania.

“Cassandra! Berapa kali gue harus bilang, lo tuh jangan keluyuran! Lo mau Om Rama tambah khawatir sama lo? Yang ada gue yang kena omel, tau gak?!” bentak Ali tiba-tiba dan menarik lengan Cassie dengan paksa.

Rayhan mengernyit, ia tak pernah melihat sahabatnya naik pitam seperti ini. Memang, ia khawatir kehadiran Cassie akan mengganggu hubungannya dengan Vania. Namun, ia juga tak sampai hati melihatnya dimarahi di depan umum.

“Cassie cuma sebentar kok, nggak ngapa-ngapain,” elaknya dengan suara yang bergetar.

Ali mendengus pelan, “Lo pikir kalo lo kenapa-kenapa semua orang gak panik? Ujung-ujungnya gue juga yang repot!”

Dengan setengah panik Cassie membungkam mulut Ali. “Sstt ... jangan ngomong di sini,”

Rayhan dan Vania saling adu pandang, tak paham dengan situasi yang mendadak menegang. Vania yang sedari tadi diam, akhirnya maju selangkah.

“Ali, udah ... jangan di sini, semua orang ngeliatin.”

Rayhan ikut menghela napas berat, ia menepuk bahu sahabatnya itu.

“Li, lo emosi banget, kenapa sih?”

Ali menepis tangan Rayhan pelan, “Gue yang bertanggung jawab selama Cassie di sini. Makasih udah ngabarin, gue cabut dulu.” Pamitnya dan meninggalkan Rayhan dan Vania yang masih di selimuti kebingungan.

Cassie menoleh kebelakang, melambai pelan dengan senyum yang ia buat seceria mungkin.

“Sampai jumpa Kak Rayhan, dan ...” Cassie memiringkan kepalanya, matanya menatap Vania. “Kakak Cantik.”

***

Sore itu, Okta berada di kamar yang terlihat seperti panggung roboh—semua pakaian bertebaran di segala sisi ruangan. Ia mendengus, menatap pelaku kekacauan yang masih saja mengorek isi lemari.

“Jadi lo di undang ke ultah Omanya Rayhan?” Okta duduk di kasur, menyingkirkan beberapa helai baju.

“Iya,”

Vania berdiri di depan cermin. Tangan kanan menimang blouse putih, tangan kirinya menimang dress tosca. Ia miring-miringkan kepala, lalu menoleh pada Okta meminta pendapat.

Okta menggeleng, membuat Vania membuang keduanya ke sembarang arah.

Okta menyilangkan tangan, lalu melempar senyum menggoda.

“Dan ... kemarin lo hampir kissing?”

Lidah Vania mendadak beku, hanya tangannya yang pura-pura mencari baju di lemari kosong. Kalimat itu bagai mantra yang membawanya kembali dalam momen mendebarkan. Vania berbalik, menyematkan jemarinya dan tersenyum kaku.

“Dan sekarang lo dilema sama perasaan sendiri?” tanya Okta kesekian kali dengan gemas.

“Menurut lo gue ini kenapa?”

“Apanya yang kenapa? Masa lo masih gak paham?” Okta membentangkan tangannya. “Lihat? Lo masih menyangkal perasaan lo sendiri, di tengah huru hara lo yang excited dengan undangan Rayhan.”

Vania menggigit bibir bawahnya, melihat kamarnya yang berantakan karena ulahnya. Ia baru menyadari, ia ingin terlihat menarik di depan Rayhan dan keluarga.

“Tapi ... gue kan gak lama patah hati, emang pantas gue langsung suka orang lain?” gumamnya pelan

Okta meremas jemarinya dengan gemas. “Vania Calesstine yang cantik jelita ... kalo lo sakit terus ada obat di depan mata lo, masa lo gak mau ambil? Lo bego apa masokis?” sindirnya tajam.

Vania mendesis, “Iya gak masokis juga kali,” balasnya tak terima.

“Makanya buka mata lo lebar-lebar, buka hati lo lebar-lebar. Move on gak harus nunggu waktu yang tepat. Gak harus lo berdamai sama keadaan sendiri, jika ada seseorang yang tepat menarik lo dari lubang kehampaan, kenapa lo harus menolak?”

Vania termenung, hatinya seperti sebuah kompas yang berputar tak menentu. Ia tahu arah, namun tak berani mengikuti. Rasa nyaman yang Rayhan berikan seperti magnet, menariknya, tanpa tahu bagaimana ia menolak. Namun, Vania takut, ia takut dengan luka yang mungkin akan datang.

Okta mengambil dress pastel yang tergeletak di lantai. Menyerahkan pada Vania, lalu menatapnya penuh yakin.

“Sudahi dilema lo, terima Rayhan sebelum ada orang lain yang rebut. Lo gak mau kan nyesel lagi kayak kemarin?”

Vania menggeleng cepat, ia menghela napas. Mengakui perasaan yang ia pendam selama ini, mungkin ia takut akan sakit hati, namun ia lebih takut kehilangan seseorang lagi tanpa sempat mengakui perasaannya.

Okta tersenyum lebar, akhirnya pikiran Vania tercerahkan. “Ayo dandan secantik mungkin! Dapatkan hati Rayhan dan restu keluarganya!”

***

Rayhan menatap Vania lekat, hingga membuatnya lupa caranya berkedip. Terpana akan kecantikan Vania berbalut dress pastel yang jatuh dengan potongan membentuk siluet tubuhnya. Menambah kesan elegan sekaligus feminim. Tampilan yang belum pernah Rayhan lihat sebelumnya.

Sementara Vania, kulitnya tersapu jingga, seperti senja yang malu-malu. Pandangan Rayhan begitu menjerat, seakan dunia hanya ada mereka berdua. Rayhan melangkah maju, mempersempit jarak mereka, tangannya terulur membuat Vania menunduk.

Rayhan melepas rambut Vania yang tersanggul rapih, membuat Vania terkejut sekaligus kesal. Dia sudah berjam-jam dandan tapi dirusak dengan sekali tarik.

“Punggung lo terlalu terbuka, begini juga cantik kok.” Suaranya lembut namun tegas, seolah ia tak ingin orang lain menatap garis punggung Vania yang indah.

Vania dibuat kehabisan kata-kata, padahal memang itu tujuannya. Tapi, perkataan Rayhan yang cukup protektif membuatnya tersenyum simpul.

“Ayo, Oma udah nungguin lo dari tadi.” Rayhan merangkul pinggang rampingnya, seakan ingin memamerkan kedekatan mereka.

Belum sempat Vania protes, Oma Ida menghampirinya dengan senyum yang tak pernah lepas.

“Vania ... makasih ya sudah mau dateng di acara Oma tambah tua ini.”

Vania tersenyum hangat, “Selamat ulang tahun Oma, semoga Oma diberi kesehatan dan umur yang panjang ya. Ini dari Vania, maaf jika hanya sederhana.”

Vania menyerahkan Teh herbal dan madu murni yang dibungkus dengan rapi. Oma Ida terlihat begitu senang menerima hadiah sederhana dari Vania.

“Ini lebih dari sederhana, Nak Vania. Terima kasih ya. Ayo masuk, acaranya akan segera di mulai.”

Vania dan Rayhan melangkah masuk ke pesta ulang tahun Oma Ida yang digelar sederhana namun hangat. Taman belakang rumah telah disulap menjadi ruang penuh cahaya lampu gantung, meja panjang berisi hidangan rumahan, dan kursi-kursi yang tersusun rapi.

Para kolega lama Oma Ida berbincang akrab, sementara saudara dekat menyambut dengan senyum ramah. Meski tidak megah, suasana pesta itu terasa intim—penuh tawa, nostalgia, dan kebersamaan yang menenangkan.

Mata Vania menyapu orang-orang yang terasa asing baginya. Ia mencengkram lengan Rayhan, saat ia melihat Cassie hadir di tengah keramaian dengan tawa cerianya.

“Itu Cassie?”

Lagi-lagi, gemuruh panas di dadanya tersulut. Rasa khawatirnya menyelimuti pikirannya. Malam yang harusnya sederhana berubah tegang. Satu hal yang pasti, pesta itu bagai pertarungan hati dan Vania pastikan tak akan kalah lagi!

1
Royati II
iya bang iya
Royati II
apa sih nih org ganggu mulu/Panic/
Oksy_K: Cassie: Aku kn calon pacarnya kak Ray/CoolGuy/
total 1 replies
Royati II
jangan galak-galak om
Royati II
ayo van, jangan lari di tempat Mulu, kejar balik
Oksy_K: /Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Royati II
lah malah tanya 😂
Oksy_K: emang gtu, denial mulu
total 1 replies
Oksy_K
/Heart//Heart//Heart/
Via Aeviii
Hai aku mampir kk ...🤗
Bagus k, saya suka yg temanya sekolahan gini. jadi kangen masa” skolah 😄
Oksy_K: ayo nostalgia bersama~~
total 1 replies
Jemiiima__
masa kalah sma bocil, ga dongg
Oksy_K: harus dilawan/Determined/
total 1 replies
Jemiiima__
cakep bgt kan ray /Facepalm/
Oksy_K: beutipuuuuullllll
total 1 replies
Jemiiima__
gada yg ga pantes semuanya perlu waktu, cuma waktumu dipercepat saja 😅
Jemiiima__
anjay dibahas wkwkw
Oksy_K
/Panic//Panic/
Oksy_K
padahal udh mau lupa/Grievance/
Oksy_K
/Applaud//Applaud//Applaud/
Jemiiima__
diateh bukannya msh bocil gak sih /Facepalm/
Jemiiima__
pake diingetin lg wkkw
Jemiiima__
oo tidak bisa, disaat seperti hari bergerak lebih cepat dr otak wkwkkw
Jemiiima__
yah gajadiii udh nunggu tdnya eh hahaha
Oksy_K: eaaakkk kena prank wkwk
total 1 replies
Royati II
inget ya, jangan berdua nanti ketiganya setan. nah, si Ali ini setannya/Curse//Curse/
Oksy_K: wkwk iya juga
total 1 replies
Jemiiima__
BOLEH BOLEH SOK LAH!
aww gemes ih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!