Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Intan tidak ingin ajak Meta, Rizki, Sisil, dan Sisca buat makan malam di Mall sekalian beli baju untuk calon anaknya, karena ngerasa sudah cukup mulu karena ibu dan adik tirinya ikut ke Mall apa lagi setiap ke Mall ketemu sama orang yang dikenalnya.
"Kalian berempat kan bisa ke Mall yang lain, jangan selalu ikut sama kita terus jangan jadi parasit terus lah dasar tidak tahu malu." tolak Intan tidak mau ibu tirinya ikut.
"Dasar manusia tua muka tembok, baik lah Ayah dan Bunda yuk cari Mall yang lain buat makan malam tidak usah bersama mereka terus, Mak Lampir dan kedua anaknya yang merasa paling sempurna padahal tidak tahu diri biar mereka saja makan bersama pasangan anaknya sedangkan kita makan malam di Mall sambil belajar dan bermain." ajak Rizki menatap Intan dengan kesal, kakak tiri yang paling menyebalkan karena selalu menolak kehadirannya.
"Oh tidak bisa Papi ikut kita, karena kita keluarga halalnya sedangkan kalian tidak kan jadi tidak punya hak ajak Papi makan bersama kalian diluar cuman bikin malu saja." tolak Putri tidak mau kalah.
"Kalian perempuan yang lupa diri dan menjijikan, kalo pasangan Mak Lampir dimasa lalu tidak pintar kamu dan Kakak kamu yang belagu tidak jelas itu juga bukan anak resmi dan dari pernikahan resmi dan halal bersama Ayah, jadi jangan belagu dan lupa diri sama kesalahan fatal ibu kalian ingat kalo bukan karena kasihan sama kalian Ayah sudah lama meninggalkan Mak Lampir dari awal kebusukannya kebongkar." ucap Sisca gemas rasanya sama kedua kakak tirinya, merasa Meta perempuan paling menjijikan sedangkan Bela perempuan sempurna yang tidak punya kesalahan sama sekali.
"Kalian masih kecil tidak sopan sekali bicara seperti itu dan ikut campur sama urusan orang tua, Bunda bagaimana sih mengajarkan anaknya tidak sopan seperti ini heran deh saya." protes Bela kesal karena Sisca ungkit kesalahannya dimasa lalu terus.
"Suruh siapa Intan dan Putri duluan yang larang kita ikut, bahas mereka bukan anak resmi dan halal dari pernikahan saya bersama Ayah, ingat kalian bertiga walaupun Rizki, Sisca, dan Sisil masih kecil tapi mereka punya hak yang sama untuk protes dan tidak suka sama ucapan orang lain, jadi jangan mancing emosi kalo tidak siap menerima dengan jawaban mereka yang pastinya bisa bikin sakit hati." ucap Meta terus terang.
"Kebiasaan deh mau ke Mall pasti berantem seperti ini, maaf Papi dan Ayah tidak akan makan bersama kalian diluar tapi mau makan bersama Bagas dan Ridwan saja lebih tenang dan adil, jadi kalian saja yang makan bareng anak-anak terserah Mami dan Bunda mau ajak anak-anak makan dimana saja tapi Papi dan Ayah tidak mau ikut soalnya pusing dengerin kalian selalu ribut dan ribut terus, hayo Bagas dan Ridwan kita makan diruang kerja saja lebih tenang selama makan malam." ajak Brata melihat Bagas dan Ridwan bergantian.
"Siap Papi hayo makan bertiga, dari pada bersama mereka selalu ribut terus heran, sayang maaf aku makan bersama Kak Ridwan dan Papi iya." ucap Bagas melihat Lulu yang pasti ikut Bela makan malam bersama.
"Iya sayang aku mengerti kok." ucap Lulu pasrah.
Mengerti dengan keadaan keluarga Bagas yang tidak akan pernah kompak sama sekali, membuat Lulu pasrah saja setiap kali mertuanya tidak mau makan malam bersama istri dan anak-anaknya.
Kesal sekali mendengar ucapan Brata yang tidak ingin makan malam bersama, sulit rasanya ngajak Brata makan malam bersama dengan tenang seperti dulu rasanya Bela rindu sekali walaupun jarang makan malam bersama tapi ada saja moment makan malam bersama dengan anak-anak dengan tenang.
Rizki kesal sekali mendengar keinginan Ayah nya tidak mau makan malam diluar, karena kesal karena mendengar pertengkaran dirinya sama kedua Kakaknya yang berebut makan malam bersama Ayah nya tanpa ada yang ikut.
