Mengulang Kisah

*kriingg*

"halo"

" kamu aman-aman aja kan?" tanya Oscar

" aman bang, Lyka sudah sampai rumah "

"syukur deh kalau begitu, kamu istirahat dan besok ngga perlu kerja part time lagi, aku akan tambah uang jajan mu jika kamu butuh uang, fokus sekolah dan ujianmu saja"

"aku ngga kekurangan uang jajan bang, aku cuma mau cari pengalaman aja, tetapi pengalaman buruk yang aku dapati"

" sudah lah, pokoknya jangan ada kerja part time lagi!" Oscar memperingatkan.

" iya bang "

Oscar sangat mengkhawatirkan adiknya tersebut. Ia tidak ingin kejadian buruk ini terjadi lagi pada Lyka.

Di sela kekhawatiran nya, Oscar mengingat kembali dengan apa yang dilakukan Eric tadi sore, ia sangat menggebu untuk memukul pria brandal dan brengsek tersebut.

"apa ia menyukai Lyka juga? Dasar brengsek! Semua wanita ia sukai! Aku ngga akan biarkan dia mendekati Lyka!" Oscar menggerutu dalam hati.

********

Hari ini seperti biasa Tom dan Jerry nya rumah sakit beraksi kembali. Kali ini mereka berdebat masalah yang kemarin.

Oscar tiba-tiba menarik tangan Eric yang baru saja datang, dan menyeretnya ke lantai tertinggi di gedung rumah sakit tersebut.

"apa sih kamu!" ucap Eric sembari melepaskan cengkraman tangan Oscar

Sesampai di rooftop rumah sakit, Oscar pun melepaskan tangan nya.

" jangan pernah coba dekati Lyka, brengsek!" Oscar terlihat sangat emosi.

" kamu ngga punya hak untuk itu, perasaan adikmu bukan sesuatu yang bisa kamu atur ! "

"brengsek kamu!" Oscar meremas kerah Eric.

Eric tidak melawan ia hanya menatap tajam Oscar. Oscar akhirnya melepaskan tangan nya namun sedikit mendorong Eric kebelakang.

" shitt, ternyata benar dugaan ku, kamu menyukai Lyka juga!" Oscar mengalihkan pandangan nya dari Eric

"juga? Maksudmu, kamu menyukai Lyka juga?!" Eric sedikit bingung dengan ucapan Oscar.

Oscar menatap tajam Eric. " otak mu ngga waras!"

Eric menggangkat bahu, ia berharap Oscar menjelaskan ucapan nya secara jelas.

" kamu kan hanya Kaka tiri nya, sama seperti kamu dan Alena, bisa jadi kan kamu menyukai Lyka juga sama seperti kamu menyukai Alena, apa kamu mengkhianati Alena saat ini?!"

Oscar masih menatap tajam Eric, ia tidak percaya dengan apa yang di tuduhkan Eric padanya. Ucapan Eric adalah pemikiran Oscar terhadap Eric bahwa Eric menyukai Alena dan Lyka.

" kamu ini tolol atau apa sih?!" Oscar sangat geram.

" ya apa? Aku ngga ngerti! Apa salah aku menyukai Lyka?" Eric tanpa sadar mengucapkan kalimat pernyataan tersebut. Bahkan ia sendiri belum pernah mengungkapkan nya langsung di depan Lyka.

" salah! Kamu mencoba mendekati Alena dan menyukai Lyka secara bersamaan!"

"lalu apa beda nya dengan kamu?! Bukan kamu melakukan hal serupa?!"

"Eric!!" pekik Oscar

Eric menatap tajam Oscar.

" mana mungkin aku menyukai Lyka, walaupun dia adik tiri ku, aku menyayangi nya seperti adik kandungku, aku akan melindungi nya dari pria brengsek seperti mu!"

" lantas bagaimana dengan Alena? Apa kamu sudah mulai melupakan nya?"

" jangan pernah coba merebut Alena dari ku, aku masih sangat mencintainya"

" ya sudah, cintai saja dia, biar aku sama Lyka, jangan serakah. Jangan egois, Lyka bukan milikmu !" ucap Eric enteng.

Sementara Oscar masih shock dengan apa yang dikatakan Eric.

"aku ngga akan pernah rebut Alena darimu, tidak ada celah buatku, tapi kalau sampai kamu menyakiti nya, aku lah orang pertama yang akan membunuhmu!" lanjut Eric

Eric berjalan meninggalkan Oscar, langkahnya terhenti karena masih ada yang belum tersampaikan uneg² nya.

" jangan halangi aku untuk mendekati Lyka, kamu ngga perlu khawatir, aku akan menjaga nya "

Oscar benar-benar shock dengan kata-kata Eric, ia tidak percaya dengan apa yang dilakukan Eric pada nya.

Sementara itu kaki Eric sangat lemas setelah melawan Oscar. Sesungguhnya ia memiliki rasa takut dan segan terhadap Oscar. Di akui nya Oscar memang memiliki aura yang sangat kuat. Entah kekuatan darimana ia mampu melawan Oscar.

Didalam pekerjaan, jabatan Eric memang lebih tinggi dari Oscar, namun para karyawan nya lebih segan dan mematuhi apa yang dikatakan Oscar. Tidak ada satu pun yang bisa membantah Oscar termasuk Eric. Walaupun mereka sering berdebat, pasti Eric lah orang yang selalu mengalah terhadap putusan Oscar.

Hati Eric merasa puas bisa melawan ego nya oscar, namun disisi lain ia merasa was-was jika Oscar membalasnya dilain kesempatan, karena tidak bisa dipungkiri Lyka adalah adik Oscar, ia tidak akan semudah itu menyerahkan Lyka pada orang lain, apalagi dirinya tidak pernah akur dengan Oscar.

*******

1 tahun kemudian

Beberapa hari ini Oscar sangat merindukan Alena. Hari ini tepat setahun mereka berpisah. Selama itu mereka tidak pernah saling berhubungan karena papinya memblokir semua akses untuk bertemu maupun berhubungan dengan Alena.

Oscar sangat takut jika pada akhirnya Alena tidak bisa menunggu nya, ia takut Alena meninggalkan nya. Ia selalu menitik kan air mata jika mengingat dan merindukan Alena. Ia tidak berani melawan aturan papinya, karena jika ia melanggar, Maka kesempatan nya untuk bersama Alena akan semakin jauh. Ia tidak bisa membayangkan jika itu terjadi, ia harus berpisah dengan wanita yang sangat dicintai nya tersebut.

Hari ini Oscar di undang papinya Alena untuk makan malam dirumah, karena selama ini Oscar tinggal di apartemen sendiri.

Usai menyelesaikan pekerjaan nya. Oscar menuju rumah Pak Bima. Sesampai disana ia sudah melihat sepasang kekasih yang membuatnya muak karena iri.

" lama banget sampai nya bang, padahal Eric sudah dari tadi disini " ucap Lyka

" pekerjaan ku banyak, ngga kaya dia kerjaannya cuma duduk dikantor" ketus Oscar.

Eric males menghiraukan ocehan Oscar. Sudah pasti calon kaka ipar nya itu tidak akan membelanya.

"aku mau mandi dulu, bau rumah sakit" ucap Oscar.

Oscar memang memiliki kamar juga dirumah pak Bima. Sebelum pak Bima mengetahui putrinya memiliki hubungan dengan anak tiri nya tersebut. Pak Bima sudah menyediakan kamar dirumah nya untuk Oscar , karena pak Bima menganggap Oscar bagian dari keluarga nya setelah ia menikahi ibu tiri nya.

Namun pada saat itu Bima menolaknya, ia lebih memilih tinggal di apartemen saja.

Oscar menuju kamar nya. Namun langkahnya terhenti didepan pintu kamar Alena. Ia mencium samar-samar aroma yang sangat dia hapal. Aroma parfum Alena.

" ngga mungkin ia disini, papinya pasti belum mengijinkan kami bertemu kembali"

Oscar menepis prasangka nya. Ia tetap melangkah sampai kamar nya. Namun sesampai kamar nya, ia semakin mencium aroma parfum tersebut bahkan aroma nya lebih kuat.

Oscar berputar disekitar kamar nya, mencari seseorang yang ada dipikiran nya saat ini, namun ia terduduk lemas, ia tidak menemukan Alena di dalam kamarnya. Mata nya pun mulai basah kembali karena merindukan Alena.

"ternyata itu hanya bau parfum mu saja, aku sangat merindukanmu Alena"

Oscar menundukkan kepala dan menangis dalam rindu.

Bersambung.....