NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:560
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepasang Kekasih

Musim salju tiba dengan keanggunan. Kota Los Angeles dibalut selimut putih keemasan. Embun beku menari di udara sejuk. Menyapa dunia dalam pesona musim dingin. Bibir langit berkisar dengan warna biru. Angin dingin berhembus dengan lembut menyelimuti udara di kota Los Angeles yang tak pernah mati dengan segala aktivitas, termasuk aktivitas yang dilakukan oleh Juliette dan Ronald.

Mereka sedang melakukan perjalanan pulang dari rumah makan. Mereka jalan beriringan menuju ke apartemen Juliette. Mereka saling menggenggam erat telapak tangan untuk memberikan sebuah kehangatan di antara mereka. Ronald memasuki genggaman tangan itu ke dalam kantung sebelah kanan coat besar warna hitam miliknya.

Ronald merasakan sesuatu yang sangat berbeda ketika jalan-jalan santai dengan Juliette. Dia sangat senang dan nyaman menikmati waktu berdua bersama Juliette. Begitu juga sebaliknya, Juliette juga merasakan bahagia dan nyaman berada ketika berada di sisinya Ronald. Ronald dan Juliette terlihat sangat bahagia menyusuri area Down Town South Hill. Mereka menyusuri taman hijau di sisi kanan kiri yang sebagian ditutupi oleh salju.

"Sayang, apakah kamu senang menikmati waktu bersamaku?" tanya Juliette lembut sambil menoleh ke Ronald

"Iya," jawab Ronald yakin sambil menatap ke Juliette dengan penuh kelembutan.

"Sayang, kamu berapa kali pacaran?"

"Ehmmm... nggak kehitung, hehehe."

"Wah berarti banyak dong!?" ucap Juliette yang kaget setelah mendengar ucapan Benny.

"Ehmmm ... nggak juga."

"Jujur aja sama aku, ada berapa mantan kamu?"

"Mungkin lima puluhan."

"Wah! Banyak juga ya. Maklum dech punya mantan pacar banyak, soalnya kamu ganteng banget," ujar Juliette sedikit memuji. "Sudah sampai sejauh mana hubungan kamu dengan pacar kamu yang dulu - dulu?"

"Yaaa biasalah hubungan pacaran pada umumnya."

"Kamu pernah melakukan berhubungan badan dengan pacar - pacar kamu yang dulu?"

"Kalau kamu?"

"Aku nanya, malah kamu nanya balik," ujar Juliette sedikit sebal, lalu memanyunkan bibirnya sehingga terlihat lucu di matanya Ronald.

"Lucunya Sayangku, bikin gemas aja," ucap Ronald sambil mencubit pipi kanannya Juliette dengan gemas.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, cepatan jawab pertanyaan aku yang tadi," ucap Juliette sedikit kecewa.

"Baiklah. Iya, kamu jangan sedih ya."

Dusta jika Juliette tidak terkejut dan tidak sedih mendengar pernyataan Ronald. Mulutnya Juliette sampai menganga dan tubuhnya mematung, sedetik kemudian wajahnya Juliette muram. Dia tidak menyangka jika hubungan Ronald dengan para kekasihnya yang dulu sampai berhubungan badan layaknya hubungan suami istri.

"Sejujurnya aku sedih dan terkejut bahwa hubungan kamu dengan para mantan kamu pernah berhubungan badan. Aku ini kekasih kamu yang harus menerima kekurangan dan kelebihan kamu. Aku tahu apa yang kamu lakukan dengan para kekasih kamu yang dulu salah. Itu masa lalu kamu dan aku ingin merubah kamu menjadi lebih baik lagi."

"Iya. Terima kasih sudah menerima aku apa adanya," ucap Ronald dengan penuh syukur telah mendapatkan kekasih yang baik hati. "Kalau kamu sudah pernah pacaran sebelum memiliki hubungan spesial denganku?

"Belum pernah."

"Pantesan kamu tidak bisa membalas ciuman dariku. Kenapa bisa begitu?" tanya Ronald yang penasaran dengan kehidupan pribadi sang kekasih hati.

"Aku beda dengan wanita lain yang ada di sini. Aku bukan wanita yang bebas. Semua kegiatan aku dikontrol oleh Daddy. Sebenarnya Daddy melarang aku pacaran dengan siapa pun. Alasan dia melarang aku karena pacaran dapat mengganggu waktu aku untuk meraih cita - cita aku sebagai seorang dokter. Jika aku melanggar segala aturannya, aku akan dikeluarkan dari silsilah keluarga. Setelah Daddy meninggal dunia saat aku remaja, kehidupanku dikontrol oleh semua kakakku," jawab Juliette.

"Tegas sekali Daddy kamu, dan semua kakakmu," komen Ronald.

"Begitulah Daddy dan semua kakakku. Kata mereka kita harus berusaha sekuat mungkin untuk meraih impian kita. Itulah motto hidupku sekarang."

"Kenapa kamu mau pacaran sama aku sedangkan kamu dilarang pacaran oleh mendiang Daddy kamu dan semua kakakmu?"

"Karena aku sudah meraih cita-citaku sebagai dokter. Tapi, Ronald selama kita pacaran, aku tidak mau berhubungan intim," ucap Juliette lembut namun tegas.

"Baiklah, aku tidak mempermasalahkan itu. Aku salut sama kamu. Di jaman sekarang ini, kamu masih mampu mempertahankan keperawanan kamu dan kamu adalah wanita pekerjaan keras."

"Aauuwww!" pekik Juliette ketika kaki kanannya keseleo, lalu melepaskan genggaman tangannya Ronald.

Ronald tersentak mendengar teriakan Juliette, lalu dia berjongkok dan berkata, "Kamu duduk selonjoran dulu."

Tak lama kemudian Juliette mengikuti titahnya Ronald. Dia duduk selonjoran di atas aspal jalanan area komplek apartemen. Dengan sigap, Ronald membuka sepatu bootsnya Juliette. Dia melihat bagian luar tumit kaki kanannya Juliette terlihat luka memar yang berwarna merah dan sedikit bengkak. Dia menyentuh luka memar itu.

"Auwww! Sakit tau!" teriak Juliette ketika Ronald menyentuh luka memar itu.

"Sepertinya tumit kamu keseleo," ucap Ronald sambil menenteng salah satu sepatu bootsnya Juliette. Sepertinya kamu tidak bisa jalan," lanjut Ronald.

"Cuma keseleo, aku masih bisa jalan kok," celetuk Juliette.

Sedetik kemudian tanpa persetujuan Juliette, Ronald langsung menggendong Juliette ala bride style. Sontak Juliette mengalungkan kedua lengannya di lehernya Ronald. Selang beberapa detik kemudian tatapan mata mereka bertemu saling mengunci dan mengungkapkan rasa kerinduan di antara mereka. Mereka saling merasakan hati yang bergetar, desiran lembut menjalar ke seluruh tubuh mereka. Sentuhan bagaikan seringai laba - laba menyelimuti relung hati mereka. Cinta dan sayang mengisi jiwa mereka.

Rasa apa ini?

Batin Ronald yang masih belum tahu rasa apa yang telah dia rasakan saat ini.

Ronald langsung mengalihkan pandangannya untuk menetralkan perasaannya saat ini. Kemudian Ronald melangkahkan kakinya menyusuri jalanan menuju apartemennya Juliette tanpa memperdulikan semua mata yang sedang memperhatikan mereka. Juliette tersenyum manis menerima tingkahnya Benny yang sangat peduli terhadap dirinya. Juliette mendengarkan detak jantung Ronald berbunyi kencang dan berpacu cepat.

"Ronald, bagaimana perasaan kamu saat bersamaan denganku?"

"Aku merasa nyaman dan bahagia," ucap Ronald yakin.

"Apakah kamu jatuh cinta kepadaku?" tanya Juliette polos.

"Aku tidak akan meminta kamu menjadi kekasihku jika aku tidak mencintaimu," jawab Ronald mantap.

Ronald bersama Juliette masuk ke dalam lobby apartemen melalui pintu otomatis. Ronald melangkahkan kakinya dengan derap langkah yang tegas sambil menggendong Juliette menuju ke salah satu pintu lift. Juliette berinisiatif untuk memencet tombol panah ke atas. Dentingan lift yang berbunyi, pintu lift terbuka lebar. Juliette menoleh ke dalam lift yang kosong.

Kemudian mereka masuk ke dalam lift dan Ronald memencet tombol angka lima belas. Tak berselang lama dari itu, pintu lift tertutup. mempererat pegangannya di lehernya Ronald. Juliette memperhatikan setiap lekuk wajahnya Ronald yang telah menyihir dirinya. Berkali - kali, Juliette terpesona dengan ketampanan Ronald.

Sebuah ciptaan yang maha indah

Batin Juliette.

"Ronald, apakah kamu pernah memperlakukan mantan-mantan kamu seperti ini?"

"Belum pernah, Sayang," jawab Ronald jujur, memang dia baru pertama kali memperlakukan seorang wanita dengan lembut selain ke tantenya.

"Kenapa belum pernah?"

"Karena aku tidak mencintai wanita yang kemarin-kemarin seperti aku mencintaimu," jawab Ronald dengan jujur.

"Kamu seperti Kak Albern," celetuk Juliette yang membuat Ronald menatap ke arahnya dengan tatapan mata yang sulit diartikan.

"Kenapa kamu menyamakan aku dengan kakakmu?"

"Kalian sama- sama membangun perusahaan yang bergerak di bidang teknologi IT, kalian romantis dan sangat perhatian kepada kekasih kalian. Tapi, sangat disayangkan hubungan Kak Albern dengan kekasihnya berakhir dengan tragis. Kak Felicia, kekasihnya Kak Albern meninggal dunia karena bunuh diri. Kasihan sekali Kak Felicia, dia dijebak oleh salah satu teman kuliahnya. Dia ditawarkan untuk menjadi seorang diva oleh temannya itu. Tapi sebelum dia menjadi seorang diva, dia harus memuaskan nafsu seorang produser yang merupakan ayah dari temannya itu. Sekali dia melakukan itu untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang diva. Lalu dia dipromosikan oleh produsen itu menjadi seorang diva. Tapi setelah sukses menjadi seorang diva, produser itu sering meminta jatah di atas ranjang ke Kak Felicia sehingga Kak Felicia hamil. Temannya itu sangat marah kepada Kak Felicia karena Kak Felicia mengandung anak dari ayahnya sehingga mereka bertengkar. Setelah itu Kak Felicia menelpon ke Kak Albern, lalu menceritakan semuanya. Kak Albern kaget dan marah, namun akhirnya Kak Albern menerima Kak Felicia apa adanya dan ingin menolong Kak Felicia. Keluarga kami sangat mendukung tindakan Kak Albern untuk menolong Kak Felicia. Besoknya Kak Albern pergi ke apartemennya Kak Felicia untuk menemui kekasihnya dan akan membawa kekasihnya keluar dari lingkaran bisnis yang menyesatkan. Tapi sangat disayangkan, sosok tubuhnya Kak Felicia terkulai lemas di dalam bathtub karena sudah meninggal dunia. Kak Albern melaporkan semua kejadian itu ke pihak berwenang, tapi naasnya, dua hari setelah kejadian itu, mansion kami yang berada di Beverly Hills diserang oleh komplotan orang jahat atau kelompok mafia pada pukul tiga malam. Peristiwa itu menewaskan ayahku dan Kak Albern diculik. Pagi harinya kami melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib. Karena belum ada informasi dari polisi mengenai penculikan itu, dua hari setelah peristiwa itu, Mommy pergi untuk mencari pertolongan ke salah satu temannya. Tapi, Mommy tidak pulang-pulang. Akhirnya Kak Alexander menelpon Paman Julius yang berada di Milan. Kak Alexander menceritakan semua kejadian itu ke Paman Julius. Saat itu juga Paman Julius terbang ke Los Angeles untuk mengatasi masalah keluarga kami. Paman Julius sampai di Los Angeles pada malam hari, dia langsung pergi untuk membawa Mommy dan Kak Albern. Besoknya Paman Julius berhasil membawa Mommy dan Kak Albern pulang. Beberapa hari kemudian, Kak Albern dibawa ke Milan oleh Paman Julius,, kasihan sekali cerita cinta Kak Albern," cerita Juliette serius yang telah membuat Ronald tertegun.

"Itu sudah jadi takdirnya Kak Albern."

"Apakah kamu mengenal Kak Albern?" tanya Juliette yang membuat Ronald ragu untuk menjawab.

"Aku mengenalnya," jawab Ronald jujur.

"Apakah perusahaan kalian bersaing dalam bisnis?"

"Iya. Kami bersaing dengan sehat," ucap Ronald mantap.

Lift berhenti tepat pada lantai yang dituju oleh mereka, lalu pintunya terbuka lebar. Segera mungkin Ronald berjalan keluar dari dalam lift sambil menggendong Juliette. Menyusuri lorong lantai itu. Ronald menghentikan langkah kakinya di depan pintu apartemen yang bernomor empat belas. Juliette memencet beberapa tombol angka yang merupakan pass code pintu apartemennya agar pintu itu terbuka. Juliette menekan handle pintu ke bawah, lalu mendorongnya.

Tak lama kemudian pintu terbuka. Mereka masuk ke dalam apartemen. Ronald mendorong pintu itu hingga tertutup rapat dengan menggunakan kaki kirinya. Ronald berjalan ke sofa panjang di ruang tamu apartemennya Juliette membaringkan tubuhnya Juliette di atas sofa itu. Ketika Ronald merebahkan tubuhnya Juliette, lalu berlutut di samping kanannya Juliette. Jarak wajah mereka sangat dekat hingga hembusan nafas mereka terdengar di telinga mereka.

"Tetaplah di sisiku selamanya karena aku tidak mau kehilangan dirimu dan karena kita adalah sepasang kekasih," ucap Ronald yakin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!