Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Rumah Sakit, Resep Masakan, dan Sahabat Sebangsal
Senin pagi – Rumah Sakit Anak Sentra
“Kay, lo tahu gak, kulkas rumah sakit ada yang nyimpen masker sheet wajah dingin dingin?”
Cika nyelonong masuk ke lounge staf sambil pegang roti sobek.
“Serius?” tanya Lala. “Gue baru niat nyimpen minuman herbal. Siapa tuh yang niat banget facial di ruang jaga?”
Rina duduk sambil buka laptop. “Gue curiga itu perawat baru yang kemarin bilang ‘capek banget padahal baru jaga satu pasien’.”
Kayla masuk belakangan, senyum tipis seperti biasa, membawa kotak bekal kecil.
“Pagi kalian heboh banget…”
“PAGI KAYLAAAA!” teriak mereka bertiga bersamaan.
Kayla mengangkat alis. “Sarapan dulu. Jangan nyinyir sebelum isi perut.”
“GUE LAPEEEER!” Lala langsung buka kotak Kayla. “Ya ampun, kamu masak lagi?!”
Kayla mengangguk sambil duduk. “Tumis bayam, telur dadar, tempe krispi. Simple aja.”
Cika cemberut. “Kenapa makanan lo selalu kayak buatan restoran keluarga?”
“Karena aku masak pakai hati…” jawab Kayla sambil ketawa kecil.
---
Siang – IGD Rumah Sakit Anak
Cika (bedah), Rina (forensik), dan Lala (dokter hewan yang ikut kerja riset di RS anak karena kerja sama lintas ilmu) akhirnya resmi pindah ke RS tempat Kayla bekerja.
“Kay, pasien anak tadi kamu tangani langsung jago banget,” kata Cika sambil cuci tangan.
“Gue liat dari kejauhan, lo ngelucu pakai suara bebek?”
“Pasiennya takut suntik, Ci. Harus kreatif,” kata Kayla.
Lala nimbrung. “Gue baru tahu suara bebek bisa bikin anak diem pas mau disuntik.”
Rina lewat sambil bawa berkas. “Lo semua sibuk main bebek, gue dari tadi ngurusin laporan mayat tanpa identitas. Tetap dunia nyata ya, bestie.”
Semua ketawa.
---
Kayla sampai di rumah kakek Albert dan disambut Kakek Albert yang sedang menyiram bunga.
“Kamu pulang tepat waktu, cucu dokter favorit kakek,” ujar Kakek Albert.
Kayla tertawa. “Capek banget hari ini.”
“Kalau gitu, malam ini kakek traktir nasi goreng langganan. Tapi kamu yang ambil ya.”
“Deal.”
Mereka duduk di teras, Kayla bersandar ke bahu kakeknya.
“Kamu bahagia sekarang?” tanya Kakek Albert pelan.
Kayla diam sebentar. “Aku... belum sempurna. Tapi aku merasa cukup. Itu udah lebih dari cukup, kan?”
Kakek Albert mengangguk. “Dan itu yang kakek syukuri setiap hari.”
---
Keesokan harinya – Kantin RS
Seseorang duduk sendirian dengan wajah tidak senang.
Namanya Siska. Dokter muda yang dulu satu angkatan dengan Kayla, tapi penuh rasa iri karena merasa tak pernah dianggap seperti Kayla.
“Dia selalu dipuji. Padahal mukanya datar banget,” gumamnya.
Siska sempat mencoba menyindir Kayla di depan atasan. Tapi Kayla… hanya menjawab dengan tenang dan profesional, membuat semua malah kagum.
Dan saat salah satu pasien anak demam menggigil, Kayla yang dengan sabar menyelimuti, mengusap kepala pasien, dan menyanyikan lagu anak-anak… membuat orang tua pasien menangis haru.
> “Kalau kamu gak suka dia, bukan berarti dia salah.”
Siska akhirnya tak bisa berkata apa-apa.
Karena semua yang melihat... tahu bahwa kebaikan Kayla bukan topeng — itu asli.
---
Malam – Grup Chat
📱 Rina:
“Besok kita masak bareng di rumah Kayla, yes?”
📱 Cika:
“Gue bawa sayap ayam! Kita bikin chicken wings pedas!”
📱 Lala:
“GUE BAWA ES KRIM.”
📱 Kayla:
“Kalian bawa diri aja. Rumahku selalu terbuka.”
📱 Rina:
“Cie cie... yang hatinya juga mulai terbuka 😏”
📱 Kayla:
“Rina 😑”
...----------------...
Sabtu sore – Rumah Kayla
“GUE LAPER! GUE LAPER!”
Teriakan Lala terdengar dari halaman depan.
Ia masuk duluan tanpa mengetuk sambil menjinjing kantong besar berisi es krim.
“Kaylaaa! Mana dapurnyaa?!”
Dari dapur, suara tawa kecil terdengar. Kayla keluar memakai celemek bergambar telur ceplok.
“Masuk dulu, lapar jalan sendiri nggak sopan.”
Lala tertawa. “Cepet banget nyambut gue. Aku bangga sama kamu, bestie!”
Tak lama, Cika dan Rina datang berbarengan, Cika dengan tupperware berisi sayap ayam, Rina membawa aneka sayuran dan bumbu.
“Malam ini bakal jadi pesta kalori,” kata Rina sambil buka tas belanja. “Tapi demi kebersamaan, siapa takut.”
---
Dapur – 10 menit kemudian
“Cika, minyak goreng jangan langsung setengah botol dong!”
“Eh? Gue pikir makin banyak makin garing?”
“Gitu mah, bukan garing, tapi kebakaran,” kata Rina.
Kayla menahan tawa sambil memotong bawang.
“Tenang, dapur ini udah sakti, jadi tolong jangan dijadikan lokasi drama sinetron ledakan.”
Sementara itu Lala sudah buka kulkas. “Boleh nggak sih gue yang bagian dessert aja? Biar nggak ngerusak dapur orang.”
“Setuju!” sahut semua serempak.
---
30 menit kemudian – Meja makan
Mereka duduk melingkar dengan hasil karya mereka masing-masing:
Chicken wings ala Cika
telur gulung dan cumi ala Kayla
🍲 Capcay pedas ala Rina
🍦 Es krim cokelat marshmallRantiow dari Lala
“Selamat makan! Tapi awas, sayap ayam gue level pedasnya kayak mantan nyuekin pas ultah,” kata Cika.
“Waduh…” Kayla mencoba satu. “...INI LIDAH GUE KEBAKAR!”
Semua langsung ketawa.
“Minum… minum mana?!” ujar Kayla heboh
“Lala, lo malah nambahin es krim, bukan air minum!”
“Tapi enak kan?”
“ENAK TAPI PEDESNYA GAK HILANG!”
---
Selesai makan – Ruang tengah
Mereka duduk lesehan, bersandar di sofa, kenyang dan puas. Musik pelan dari speaker berputar.
Lampu kuning hangat menyala lembut di ruang tamu rumah minimalis itu.
“Kay,” kata Cika pelan, “Gue seneng kita semua bisa di satu rumah sakit. Gak nyangka bisa kayak gini.”
Kayla tersenyum tipis. “Aku juga. Dulu rasanya cuma punya diriku sendiri. Tapi sekarang... kalian ada.”
“Gue kadang masih kaget,” kata Rina. “Lo sekuat itu. Tapi juga setenang itu. Lo kayak… pelindung yang diem-diem ngasih rasa aman.”
Lala menimpali, “Kayla itu kayak nasi putih. Gak nyolok, tapi dibutuhin semua lauk.”
Semua ketawa lagi.
---
Malam – Kamar Kayla
Kayla duduk di dekat jendela kamarnya, memandangi langit malam. Di pangkuannya ada buku tua dari Liam.
Ia membuka halaman yang sudah usang itu.
Ada satu lipatan baru yang ia temukan malam ini.
Sebuah kutipan tertulis di sana, dengan tulisan tangan Liam:
"Kamu menyembuhkan orang lain tanpa pernah menyembuhkan dirimu sendiri. Tapi kamu tetap berdiri. Itu kekuatan."
Kayla memejamkan mata.
Mungkin ia belum tahu seperti apa cinta sejati.
Tapi ia tahu… saat seseorang tak mencoba memilikinya, melainkan menghargainya — itu bukan ancaman.
Itu bentuk rasa yang tulus.
...----------------...
Beberapa Minggu telah berlalu hari ini Kayla akan pergi kerumah Cika atas undangan keluarga Cika.
Rumah besar bergaya klasik itu dipenuhi suara tawa dan obrolan hangat. Taman belakang disulap jadi tempat acara makan-makan kecil.
Tak ada dekorasi berlebihan. Hanya balon warna hijau pastel, satu meja panjang berisi makanan rumahan, dan tenda kecil yang dipasang untuk teduh.
Ulang tahun ayah Cika yang ke-60.
“Lo beneran yakin gue gak overdress?” bisik Kayla saat turun dari mobil.
“Lo pake cardigan cokelat dan celana bahan, Kayla,” jawab Rina sambil ngakak. “Lo lebih keliatan kayak... guru TK daripada overdress.”
“Aku suka look-nya. Adem,” kata Lala sambil menyodorkan es teh.
Cika menuntun mereka masuk. “Ayo, orangtuaku udah nungguin banget. Mereka heboh pengen ketemu ‘anak yang jago masak dan kalem tapi paling disayang’.”
Kayla tertawa pelan, tapi matanya sedikit gugup.
---
Di dalam taman
“Ini pasti Kayla!”
Seorang wanita elegan namun hangat memeluk Kayla dengan cepat. “Saya mama Cika.”
Lalu seorang pria tinggi dengan senyum bijak mengulurkan tangan. “Selamat datang, Nak. Saya papanya. Senang sekali akhirnya bisa bertemu kamu.”
Kayla membungkuk sopan. “Saya juga, Om, Tante. Terima kasih sudah mengundang.”
Mama Cika menepuk bahu Kayla. “Cika tuh selalu cerita tentang kamu. Katanya kamu itu seperti napasnya waktu stres jaga malam.”
Cika langsung protes, “Maaa!”
Semua tertawa.
---
Satu jam kemudian
Acara makan malam dimulai. Makanan disiapkan oleh keluarga sendiri, tak pakai catering mewah.
Ayah Cika berdiri, memulai dengan pidato hangat.
“Aku cuma ingin terima kasih... karena di usia ke-60 ini, Tuhan memberiku bukan hanya anak-anak hebat, tapi juga sahabat-sahabat mereka yang berhati tulus.”
Lalu mama Cika menambahkan, “Dan hari ini, kami sangat bahagia, karena ada Kayla di tengah-tengah kami.”
Semua mata tertuju ke Kayla. Ia tersipu, lalu berdiri pelan.
“Maaf, aku nggak bawa apa-apa yang besar… Tapi aku bawa ini.”
Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berbalut kain batik sederhana.
“Ini... bukan barang mahal. Tapi aku ingin memberikannya dari hati.”
Ayah Cika membuka kotak itu — di dalamnya ada bingkai kayu kecil berisi kaligrafi tangan bertuliskan:
> "Usia bukan tentang angka, tapi tentang berapa banyak orang yang merasa damai saat berada di dekatmu."
Dan di bawahnya ada nama kecil Kayla tertulis pelan.
Semua terdiam.
Mama Cika menutup mulut menahan haru.
Ayah Cika menatap Kayla lama, lalu berkata,
“Ini... kado paling indah tahun ini.”
Cika memeluk Kayla. “Lo bikin semua baper, dasar manusia kalem.”
---
Malam – Saat perpisahan
Sebelum Kayla pulang, ayah Cika berkata,
“Kalau suatu hari kamu butuh tempat pulang... rumah ini selalu terbuka.”
Dan mama Cika memeluk Kayla, lalu berbisik,
“Kamu bukan hanya sahabat anak kami, tapi juga... sudah seperti anak kami sendiri.”
Kayla menahan air mata.
Untuk pertama kalinya, di sebuah rumah orang lain, ia merasa seperti... pulang.
---
Bersambung
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....